Chapter 20

8.5K 790 301
                                    


Tolong bacanya pelan-pelan agar bisa meresapi 🙌
Kalo dibilangin itu nurutt!!!

Tapi gapapa sih gak nurut aku kan bukan siapa-siapa kamu, eakkk.

Tapi tetep aja harus nurutt 😤😤





























Selamat membaca
,,,_________________________,,,
























Author POV

Shani berteriak di tepi pantai, dia sedang berada sendirian disana.

Dia berteriak melepaskan semua bebannya yang saat ini tengah dia rasakan.

Bayang-bayang Gracia berciuman dengan Anin selalu saja menghantui fikirannya, membuat hatinya terasa semakin sakit.

Dia memejamkan matanya kuat-kuat, mencobanya menenangkan hati dan fikirannya.

Namun saat dia tengah memejamkan mata, sebuah tangan tiba-tiba melingkar di perutnya.

Aroma parfum seketika menyeruak di indera penciuman Shani, dan Shani tau betul siapa yang tengah memeluk tubuhnya dari belakang saat ini.

Shani masih memejamkan matanya, dia masih enggan untuk membuka matanya, dan jauh didalam lubuk hatinya saat ini dia bahagia, hatinya begitu menghangat karna pelukan Gracia saat ini.

"Kamu tau dari mana aku ada disini??" tanya Shani sembari menggengam tangan Gracia yang melingkar diperutnya.

Gracia mengeratkan pelukannya, membuat Shani semakin memejamkan matanya.

"Aku tadi ke rumah kamu tapi kamu nggak ada, kamu pernah bilang sama aku kalo kamu lagi ada masalah pasti kamu kesini kak" jelas Gracia lembut tepat di telinga Shani.

"Maafin aku kak, maaf udah nyakitin kamu" lirih Gracia.

Shani melepaskan tangan Gracia perlahan, dia membalikkan badannya agar bisa berhadapan dengan Gracia.

Shani menatap wajah Gracia, menelisik setiap inci wajah Gracia dengan tatapan dalamnya.

Tangan Shani terulur merapikan rambut Gracia yang berantakan terkena angin pantai.

Dengan telaten Shani merapikan rambut Gracia, menyilakan rambut Gracia kebelakang telinga Gracia.

Gracia tersenyum, hatinya berbunga-bunga diperlakukan seperti ini oleh Shani.

Shani beralih mengusap pipi Gracia lalu menangkup kedua pipi Gracia.

"Jangan diulangin lagi yahh" pinta Shani lembut, sangat lembut namun begitu menusuk hingga relung hati terdalam Gracia.

Shani mendekat wajahnya, mencium kening Gracia cukup lama.

Gracia memejamkan matanya, menikmati hangatnya ciuman Shani yang menjalar hingga ke seluruh tubuhnya.

Gracia tersenyum, dia langsung memeluk tubuh Shani setelah Shani menyudahi ciumannya.

Gracia memeluk Shani begitu erat, menyembunyikan wajahnya di dada Shani, menghirup dalam-dalam aroma tubuh Shani yang mampu menenangkannya.

Shani melepaskan pelukannya, dia memegang dagu Gracia agar Gracia mendongak dan menatap matanya.

Shani memiringkan wajahnya dan langsung mencium bibir Gracia.

Suasana malam yang dingin mendadak menjadi hangat, terpaan angin bahkan mendadak tak terasa dikulit mereka berdua.

Shani mencium bibir Gracia perlahan, begitu lembut hingga membuat darah Gracia berdesir begitu hebatnya.

From Teacher to WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang