Chapter 41

6.4K 583 112
                                    










Selamat membaca
,,,_________________________,,,






































Author POV




Gracia menatap ruang operasi Shani, hampir 5 jam lebih tapi dokter belum keluar dari ruang operasi.

Anin yang melihat Gracia resah pun berjalan menghampiri Gracia.

"Gee" panggil Anin lembut, dia memegang pundak Gracia membuat Gracia menoleh.

Anin memeluk Gracia, memberikan kekuatan seolah mengisyaratkan jika semua akan baik-baik saja.

"Setelah ini kamu yakin dengan semua rencana kamu?" tanya Anin lirih, setengah berbisik di telinga Gracia.

Gracia terdiam, dia memeluk Anin jauh lebih erat lagi.

"Gee jangan ambil keputusan sepihak yang ngebuat semuanya jadi semakin rumit" ucap Anin menasehati.

"Kamu cinta sama Chelsea?" tanya Anin sambil melepaskan pelukannya, dia menatap mata Gracia dalam-dalam.

"Engga kan?terus kenapa kamu terima semua tawaran dia hm?kenapa kamu terima tawaran dia yang nyariin donor mata buat Shani dan nyariin donor sumsum tulang belakang buat aku?" cecar Anin yang membuat Gracia terkejut.

Gracia menunduk. "Kamu tau dari mana?"

"Ga perlu kamu tau aku tau dari mana, yang jelas aku ga minta kamu ngelakuin itu Gee!" marah Anin tapi dengan suara pelan, terdengar penuh penekanan.

"Aku gabisa kehilangan kamu Nin, aku ga akan bisa kehilangan kamu, waktu dokter bilang kanker darah yang kamu derita semakin parah dan
jalan satu-satunya adalah operasi sum-sum tulang belakang, aku langsung berfikir keras buat nyariin pendonor yang cocok buat kamu"

"Semua itu aku gabisa lakuin sendirian Nin, aku juga ga punya uang sebanyak itu buat ngelakuin semuanya"

"Waktu aku frustasi tiba-tiba Chelsea dateng, dia nenangin aku. Aku cerita semuanya ke dia tentang kamu dan kak Shani, sampe akhirnya dia nawarin aku buat ngebantu semuanya. Nyariin pendonor mata dan pendonor sumsum tulang belakang buat kamu" jelas Gracia sambil menatap mata Anin.

Air mata Anin menetes, dia tak kuasa mendengar semua penjelasan Gracia.

"Lalu?kamu mau?dengan syarat dia yang seperti itu?" tanya Anin lagi.

"Kalo aku gamau kamu mungkin gaada disini berdiri didepan aku dengan gagahnya, begitupun juga dengan kak Shani yang sekarang ada di dalem" jawab Gracia membuat Anin menghembuskan nafasnya kasar.

"Gimana sama omah?apa dia ngerestuin kamu?kamu mau ninggalin omah sendirian?iya?kamu mau ninggalin aku juga disini?mau ninggalin bu Shani?iyaa??" cecar Anin dengan suara beratnya.

"Omah ngijinin aku" jawab Gracia singkat.

"Aku cuman pergi keluar kota bukan ke luar negri Nin! Kamu masih bisa ketemu aku!" jelas Gracia.

Anin tertawa sarkas. "Kemana?kamu bahkan mau nyembunyiin kepergian kamu dari aku dan bu Shani kan?"

Bibir Gracia mengatup, semua pertanyaan dari Anin memang benar, dan itu membuatnya tak bisa berkata-kata lagi.

"Kamu mau pindah ke kota mana Gee??" tanya Anin dengan wajah seriusnya.

"Aku akan kasih tau kamu asal kamu mau janji satu hal ke aku" pinta Gracia menatap Anin dengan tatapan memohon.

From Teacher to WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang