Chapter 52

4.8K 502 185
                                        

KAMU HANYA BINTANG DILANGITKU, YANG DATANG SAAT GELAP, MENINGGALKAN SAAT SEMUA KEMBALI TERANG

AKU MASIH PUNYA AWAN, BULAN, MATAHARI DAN SENJA

TAPI KAMU?
DIMANAKAH KAMU AKAN PULANG SELAIN KE AKU?LANGITMU.



























"Selamat membaca"
,,,________________________,,,







YANG MAU DOUBLE UPDATE ABSEN ANGKAT JARI YUKK!
KALO GA RAME GAUSAH DOUBLE































Gracia POV


Aku mengacak rambutku kesal, menendang kursi yang ada di hadapanku, rasa kesal yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.

Semalam aku sama sekali tak memberi kabar pada Shani, aku merasa bersalah.

Aku mendiamkannya yang terus bertanya dalam chatt, aku lebih memilih untuk menenangkan diri.

Terlebih lagi ini hari minggu, jadi aku tidak perlu khawatir jika akan bertemu dengan Shani.

Tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu rumahku.

Tok .. tok ... tok...

"Siapa ya siang-siang gini dateng, ga panas apa ya?" batinku sembari bergegas keluar kamar dan membukakan pintu depan.

Ceklek ..

Betapa terkejutnya aku saat melihat Shani ada di hadapanku saat ini, menatapku dengan tatapan yang tak pernah ku lihat sebelumnya.

PLAKK ...

Satu tamparan yang cukup keras mendarat di pipi kiri ku, membuatku meringis sambil menatapnya penuh tanda tanya.

"Brengsek!" umpatnya sambil menyodorkan HPnya, memperlihatkan isi chattnya dengan Bu Anya.

Mataku terbelalak, terlebih saat mengetahui semua screnshootan chatt milik Bu Anya denganku.

"Kamu bohong sama saya?iya?" bentak Shani dengan mata yang mulai berkaca-kaca, tangannya saat ini bahkan gemetaran.

Aku tertegun, masih tak percaya dengan apa yang terjadi, aku bingung harus melakukan apa saat ini, pasti dia sangat kecewa.

"Kamu ada hubungan apa sama dia Ge?sampe-sampe pembahasannya kayak gini, kamu manggil dia ayang???kamu bahkan bilang kalo kamu mau nikah sama dia?" cecarnya bertubi-tubi dengan nada yang mulai melemah .

Air matanya mulai turun saat ini, membasahi pipinya.

Aku meneguk ludahku kasar, lidahku seakan begitu kelu untuk menjelaskan semuanya.

"Kamu bilang ke dia kalo dia harus percaya sama kamu?sama kayak kamu bilang aku harus percaya sama kamu, iya Gee??"

"Kamu bilang semoga kalian bisa sama-sama terus sampe nanti, itu juga kata-kata yang sama buat kamu ucapin ke aku Gracia!" ucapnya setengah berteriak, begitu menggelegar di dalam rumahku saat ini.

Aku mendekat ke arahnya, menyoba menyentuh tangannya namun dia menepis secara kasar.

"Jangan sentuh aku!" bentaknya.

"Kamu tuh sayang gasih sama aku?hah???sayang ga??" tanyanya masih dengan nada tinggi.

"Sayang kak"

"Engga, kamu ga sayang sama aku Gracia!"

From Teacher to WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang