Chapter 10

11.5K 990 223
                                    

Ada apa nih update siang-siang gini kawand🤙

Tolong ya hargai setiap ketikan jari saya yang sudah berotot ini wkwk🖤























Selamat membaca
,,,________________________,,,





















Shani Pov

"Biasa aja ngelihatinnya, mau gue colok tuh mata" gertak Gracia pada seseorang saat aku dan dia tengah berada disebuah kafe.

Aku tersenyum lalu mengelus punggung tangannya, memberikan kode agar dia jauh lebih tenang.

"Gausah pegang-pegang" dia menepis tanganku dengan wajah kesalnya.

"Kenapa sih marah-marah mulu deh" godaku yang kembali memegang tangannya tapi dia menepis lagi.

"Kenapa?kamu masih tanya aku kenapa?" jawabnya dengan wajah memerah menahan amarah.

"Yaudah maaf, lain kali aku nggak akan pake dress ini lagi, udah yaaa marahnya, kita kan lagi dinner sayang" tuturku lembut mencoba membujuknya.

"Kamu minta maaf juga nggak bisa kan ngurangin perhatian orang yang ngelihat kamu dengan tatapan mesum itu?"

"Ya terus kamu mau aku gimana?kita pulang aja deh kalo gitu, kamu juga nggak ngingetin aku kan kalo aku gaboleh pake yang seksi-seksi?"

Dia menatapku jengah, mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Kamunya aja yang kecentilan, sengaja kan pake yang kayak gitu bisa jadi pusat perhatian?" gertaknya menatapku sekilas.

Aku menghembuskan nafasku lelah, tiada hari tanpa berdebat jika sedang bersamanya.

Aku memegang kepalaku sendiri, mengurut pelipisku menggunakan tanganku sendiri.

Lebih baik aku diam dan tak melanjutkan perdebatan ini, karna semakin lama pasti akan semakin panas.

"Aku cuman mau nampilin yang terbaik ketika sama kamu, aku nggak bermaksud buat kamu marah, aku cuman mau kamu selalu perhatiin aku ketika kamu lagi sama aku, aku cuman nggak mau kamu tergoda sama orang lain Gee" lirihku masih memijit pelan pelipisku sendiri.

"Kalo kamu mikirnya aku kayak gitu yaudah, aku emang kecentilan banget jadi orang" lanjutku melemah.

Aku bisa merasakan jari-jemarinya mulai menyentuh tanganku.

Tangannya mengambil kedua tanganku lalu menggenggamnya erat.

"Maaf, harusnya aku nggak bilang kayak gitu ke kamu kak" ucapnya lembut dengan tatapan bersalah.

"Aku nggak suka kamu dilihatin banyak orang dengan tatapan kurang ajar mereka itu, pengen aku pukulin tau nggak?" ucapnya lagi mengerucutkan bibir.

Aku terkekeh, disaat dia membuatku sedih akan kata-katanya barusan sesaat kemudian dia mampu membuatku bahagia karna tingkah menggemaskannya.

"Maaf yahh" dia mengusap punggung tanganku dengan ibu jarinya.

"Iya, aku juga minta maaf" aku membalas genggaman tangannya.

"Kita lucu yah, selalu aja kayak gini, berantem habis itu baikkan, gitu aja terus tiap hari, tapi aku harap kamu nggak pernah bosen ya kayak gini sama aku" ucapnya dengan senyum tipis namun terlihat begitu manis.

Aku juga ikut tersenyum. "Jangan berubah ya Gee, tetep jadi bocilnya aku, jangan cepet-cepet gedeee nanti aku nggak bisa nguyel-nguyel kamu lagi" kataku sambil tertawa renyah.

From Teacher to WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang