Chapter 44

5.4K 574 143
                                    

"Karna tak semua cerita bisa di ulang, tak semua salah bisa diperbaiki, tak semua gagal punya kesempatan kedua, tugas kita hanyalah memberi maaf atas cerita yang tak bisa kita ganti alurnya"



























Selamat membaca
,,__________________________,,,























Author POV



Gracia tengah berada di suatu club saat ini, matanya terpejam karena merasakan pusing yang amat sangat.

Tiga gelas sudah dia minum hingga membuatnya mabuk saat ini, fikirannya begitu kacau hingga tidak ada pilihan lain selain mabuk-mabukan.

Gracia begitu menyesali perkataannya tempo hari, perkataan yang seharusnya tak pernah dia ucapkan pada Shani se emosi apapun.

Gracia sadar jika dia salah, harusnya tak perlu sekasar itu hanya untuk membuat Shani pergi dari hidupnya.

Dia memang sengaja membuat Shani benci, tapi caranya yang seperti itu malah membuatnya merasa bersalah dan merasa gila sendiri.

Gracia membuka matanya secara perlahan, dengan susah payah dia berusaha berdiri.

Perlahan dia mulai berjalan keluar club' malam itu, berjalan keluar untuk mencari sebuah taksi.

Gracia memegangi kepalanya, meringis karna merasakan pening dikepalanya.

"Arghhh" dia terus memegang kepalanya.

Karna tak kunjung mendapatkan taksi Gracia pun memilih untuk berjalan.

Dia berjalan lebih jauh lagi menyusuri jalan kota dengan langkah kecilnya.

Berjalan saja terasa begitu sulit saat ini.

"Gue cinta sama lo Shani, maafin gue!gue emang bodoh tau nggak!hahaha Gracia bodohh!!" racaunya dijalanan.

Jalanan malam ini cukup sepi, membuat Gracia bisa berteriak ataupun berbicara sesukanya.

"Gue emang manipulatif Shani, gue akuin gue manipulatif, tapi gue ngelakuin itu semua demi lo!demi kebahagiaan elo Shaniii!" teriaknya dengan sisa tenaga.

Air mata Gracia perlahan menetes, mengalir deras di pipi cabinya.

"Lo harus tau gimana beratnya hari-hari yang gue laluin tanpa lo, gue juga sakit Shani, gue jauh lebih sakit!" lirih Gracia yang mulai sesenggukan.

Dia memegang dadanya yang mulai terasa sesak.

"Andai lo tau kalo gue ga pernah mau hubungan kita berakhir, gue gamau kita saling nyakitin satu sama lain, gue mau lo bahagia" lanjut Gracia yang saat ini berhenti sejenak.

Gracia menatap ke arah langit, dengan matanya yang saat ini menyipit, dia berusaha melebarkan matanya saat menatap langit malam.

"Gue akan selalu ada disamping lo kayak bintang yang selalu ada disamping langit. Lo berhak dapetin bintang yang jauh lebih indah dari gue Shan, sekalipun gue udah gaada tempat lagi buat nunjukin sinar gue!"

"Lo langit gue, tempat dimana selama ini gue pulang. Tempat dimana gue bisa dilihat semua orang, karna loe gue bisa terlihat jauh lebih indah lagi"

"Tapi gue lupa Shan, tanpa bintang langit pun juga masih tetep indah, bintang ga cuman ada satu kan?Yang salah gue, gue cuman punya satu langit, dan itu elo!"

"Gue ga punya langit lagi setelah gue mutusin buat pergi karna kebodohan gue sendiri"

"Bahkan langit masih punya bulan, dia juga punya matahari, aku iri sama mereka Shani!!!aku iri sama mereka yang masih bisa nemenin kamu tanpa takut tersaingi!!!"

From Teacher to WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang