Chapter 25

7.1K 727 398
                                    


TOLONG PLAY LAGU DI ATAS

Kalo nggak bisa tolong cari lagunya di musik anda masing-masing, tolongg!!

Karna itu cukup menambah feel ya kawand, jadi dengan amat sangat saya memohon!!


















Selamat membaca
,,,_________________________,,,


























Author POV

Gracia berlarian sepanjang koridor saat mendengar kabar jika Anin pingsan, dia berlari bahkan sesekali menabrak seseorang yang menghalangi jalannya.

Gracia baru saja sampai dikelas namun dia sudah mendapatkan berita itu.

Gracia mengacak rambutnya kesal, dia bahkan tak menanyakan kabar Anin sejak kemarin.

Gracia terus saja berlari hingga akhirnya sampai di depan pintu UKS.

Nafasnya masih terengah-engah, dia menatap pintu yang ada didepannya sesaat sebelum memantapkan hatinya untuk masuk ke dalam.

"Abinnn" panggil Gracia lirih saat sudah masuk ke dalam UKS, disana Anin sudah terbaring lemah.

Gracia langung mendekat, memegang kening Anin.

"Astaga Aninn" panik Gracia, dia mengusap puncak kepala Anin khawatir.

Anin masih memejamkan matanya, mungkin saja dia sedang beristirahat, karna tadi teman-temannya bilang jika Anin sudah siuman.

Gracia menatap lekat wajah Anin yang pucat, hatinya terasa begitu sakit hanya karna melihat Anin jatuh sakit seperti ini.

"Maafin aku Nin, maaf karna aku baru tau kalo kamu pingsan tadi" lirih Gracia, air matanya perlahan menetes saat ini.

Gracia menarik kursi yang ada dibelakangnya, mendudukkan pinggulnya ke kursi tersebut.

Gracia menggenggam tangan Anin, mendekatkan tangan Anin ke arah bibirnya.
Menciumi tangan Anin dengan lembut.

Air mata Gracia terus saja mengalir, dia menundukkan kepalanya kebawah, merenungi semua yang saat ini berkelut difikirannya.

Anin menggerakkan tubuhnya, matanya juga secara perlahan mulai terbuka.

Begitu terkejutnya Anin saat melihat Gracia sudah ada dihadapannya sambil menangis.

"Geee" panggil Anin lirih, sangat lirih seperti tak bertenaga.

Gracia terkesiap, dia menegakkan pandangannya dan melihat ke arah Anin.

Gracia langsung mencium punggung tangan dan telapak tangan Anin secara bergantian.

"Kamu kenapa nangiss??" tanya Anin, tangannya yang digenggam Gracia kini beralih mengusap air mata Gracia.

Gracia mendekatkan wajahnya ke arah wajah Anin, menatap mata Anin dalam jarak yang begitu dekat.

"Aku nggak nangis kok" ujar Gracia berbohong, dia kembali menarik pelan tangan Anin yang berada dipipinya dan menggenggamnya kembali.

"Bo'ong, aku udah gedeee ya Geee nggak bisa kamu bo'ongin lagi kayak duluuu" balas Anin lemah.

Gracia mengulurkan satu tangannya yang menganggur untuk merapikan rambut Anin.

"Kamu kenapa?kok bisa sampe pingsan?kamu nggak sarapan?atau kecapekan??kenapa kamu nggak bilang sama aku Nin??" cecar Gracia dengan ekspresi yang begitu khawatir, tangannya sibuk mengusap rambut Anin penuh kasih sayang.

From Teacher to WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang