Chapter 43

5.5K 594 174
                                    


"Bahkan kata maafmu nanti pun tak akan pernah bisa membuatku kembali seperti sedia kala, semuanya telah sirna, sejak hari dimana dua kata itu terucap dari bibirmu. Kamu memilih untuk mengakhiri semua dengan tidak baik, menggoreskan luka yang mungkin tak bisa terhapus oleh waktu. Percayalah semua kata itu akan selalu membekas hingga nanti, silahkan pergi dengan tenang tanpa takut jika aku mengganggu lagi, karna bahkan kamu sudah menutup semua jalan itu sejak awal namun sayangnya tak pernah ku sadari"
































Selamat membaca
,,,_________________________,,,






































Author POV




Gracia terus berjalan menuju arah parkiran, mulutnya terus saja bergerak seakan sedang berkomat-kamit.

Tapi dari arah belakang terdengar suara langkah kaki, seperti suara seseorang yang tengah berlari.

Gracia menghentikan langkahnya, sampai akhirnya Shani berlari hingga berhadapan langsung dengan Gracia.

Shani menarik tangan Gracia dan membawanya untuk ikut berlari.

Gracia yang terkejut pun refleks ikut berlari, dia bahkan menengok ke arah Shani beberapa kali dengan satu alis terangkat.

Gracia sadar, dia langsung menghentikan langkahnya, menghempaskan tangan Shani kuat-kuat.

"Apaan sih" kesal Gracia dengan kening berkerut.

"Kita harus bicara Gracia, berdua!" balas Shani serius dengan tatapan dalamnya.

"Gaada yang harus dibicarain kak, semua udah selesai, cerita kita sudah selesai dan aku harap kamu jangan bahas-bahas itu lagi"

"Semua belum selesai, kita belum putus Gee, kamu juga belum putusin aku, kamu juga ga ngejelasin apapun tentang kepergian kamu yang tiba-tiba"

"Tolong Gee, aku cuman butuh kata itu, kita yang benar-benar berakhir, kalo kamu udah ga sayang sama aku bilang Gee jangan kayak gini" ucap Shani menggebu-gebu.

Gracia menatap nanar ke arah depan, terasa begitu sakit yang mendengar suara Shani yang berat.

"Geee"

"Oke kalo itu mau kamu, kita udahan!" jawab Gracia singkat dan datar tanpa ekspresi.

Gracia menatap Shani sekilas yang seperti tak percaya dengan apa yang Gracia katakan tadi.

"Lupain aku, mulai hidup baru kamu tanpa aku, kita mulai semua dari awal, aku dan kamu yang berbeda" pinta Gracia yang saat ini berani menatap mata Shani.

Sekuat tenaga Gracia menahan dirinya agar tak goyah, semuanya terasa begitu menyakitkan saat ini.

"Kamu bisa tanpa aku?" tanya Shani lirih, tatapannya bertambah semakin dalam menatap mata milik Gracia.

"Bisa, kamu juga udah liat sendiri kan?aku masih baik-baik aja tanpa kamu" jelas Gracia

Lagi dan lagi jawaban dari Gracia membuat hati Shani terasa begitu nyeri, air matanya ingin sekali menetes saat ini.

"Kamu kenapa bisa jadi gini Gee?kenapa?apa karna orang lain?kamu cinta sama orang lain? iyaaa, atau kamuu emang dari dulu kayak gitu, cuman main-main aja sama aku?iya?"

"Kamu jahat Gee, kamu sendiri yang minta aku saat ini, kamu juga yang milih buat ninggalin aku, atau itu emang sifat asli kamu?habis dapetinnya terus ninggalin?" cecar Shani bertubi-tubi hingga membuat emosi Gracia semakin memuncak.

From Teacher to WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang