Chapter 23

7.3K 776 414
                                    

Part ini membuat kalian jauh lebih emosi tapi juga bikin bahagia.

Pokoknya campur aduk kayak makan gado-gado🙌

Buat yang tanya IG aku apa!! Tolong ya sudah di tulis secara nyata dan terang"an di profil huhu😭
Ini terakhir kali aku ngasih tau yaa
(Usernamenya @dianwidd_275)
Buat yang kepo ketahuan, stalking juga ketahuan, hayoo ngaku siapa yang dari kemaren stalking 🤭
























Selamat membaca
,,,_________________________,,,










































"Bangun kak" ucap Gracia lirih, dia memegang puncak kepala Shani saat ini.

Shani membuka matanya, menatap kedua bola mata yang ada dihadapannya.

"Geee" Shani langsung beranjak memeluk tubuh Gracia erat-erat.

Gracia mengerutkan keningnya bingung, apalagi saat melihat wajah Shani yang begitu pucat tadi.

"Kamu kenapa kak??" tanya Gracia lembut sembari mengusap-usap punggung Shani.

Shani seketika menangis, tubuhnya bergetar didalam pelukan Gracia.

"Sayangnya Gege kenapa nangiss??bilang sama Gege kenapa coba??kamu mimpi buruk yahh?" cecar Gracia pelan.

Shani mengeratkan pelukannya, seolah tak mau lagi melepaskan tubuh Gracia saat ini.

Shani masih belum sepenuhnya sadar, mimpi yang tadi dia alami begitu mengguncang jiwanya.

Mimpi jika Gracia lebih memilih Anin dan meninggalkannya.
Semua itu terasa begitu nyata di mimpi Shani, hal itulah yang membuat Shani merasa begitu terluka.

Gracia dengan sabarnya mengusap belakang kepala Shani, mengusap punggungnya beberapa kali agar bisa membuat Shani jauh lebih tenang.

"Aku takut Gee hiksss hikss aku takuttt" racau Shani sesenggukan.

"Hustttt udah yaaa, aku ada disini sayang, jangan takut lagiii. Maafin aku yahh semalem udah ninggalin kamu gitu aja, aku cuman gamau kita lanjut berdebat dan ngebuat suasan jauh lebih panas lagi sayang" jelas Gracia menenangkan Shani.

Shani menggerakkan kepalanya di bahu Gracia, dadanya masih naik turun akibat sesenggukan yang terus saja berlanjut.

"Sayang tenang dulu yahh, aku disini, ada aku disini sama kamu" tutur Gracia lembut, sangat lembut agar Shani mampu mencerna kata-katanya.

Shani perlahan mengentikan tangisnya, dia mulai memeluk tubuh Gracia dengan tenang, menghirup dalam-dalam aroma tubuh Gracia.

Shani mencengkeram kuat punggung Gracia, berharap ini bukanlah sebuah ilusi.

Bibir Shani melengkung ke atas saat benar-benar menyadari jika tadi dia hanya mimpi.

Namun mimpi yang dia alami terasa begitu nyata, sangat nyata hingga membuat batinnya ikut merasa sakit.

Gracia melepaskan pelukannya secara perlahan, dia merapikan rambut Shani yang berantakan.

Setelah merapikan rambut Shani, jari-jari mungilnya bergerak mengusap lembut pipi Shani.

"Kamu kenapa sayang?kok sampe ketakutan gini?kamu mimpi buruk??iyahh??" cecar Gracia begitu khawatir, sorot matanya tak bisa berbohong jika dia tak bisa melihat orang dicintainya ketakutan seperti tadi.

Shani mengangguk, satu tetes air matanya perlahan turun.

Gracia dengan sigap menghapus air mata itu, tangan yang satunya lagi sibuk menggenggam dan mengusap-usap punggung tangan Shani.

From Teacher to WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang