Princess Kiki

178 22 1
                                    

Sasa memakaikan baju princess ke Kiki. Kiki tidak menolak. Ia sudah terlalu sering jadi "korban" Sasa.

"Eomma ... Kapan ada adik bayinya?"

"Ehm ... Kapan, ya? Eomma belum hamil."

"Hamil?"

"Hamil itu artinya ada adik bayi di perut eomma. Tapi Sa ... Belum tentu adik bayinya perempuan. Bisa saja adik bayinya laki-laki."

"Sasa akan ajak appa dan Kiki berdoa supaya adik bayinya perempuan. Eomma juga berdoa, ya."

"Tapi kalau tetap laki-laki?"

"Nggak mau ..." Sasa mulai menangis.

"Sa ... Eomma dan appa tidak bisa memilih mau adik bayinya perempuan atau laki-laki." kata Hana dengan lembut sambil mengusap air mata di pipi Sasa.

Sebenarnya bisa.
Dengan program bayi tabung.

"Eomma ... Sasa minta adik bayi perempuannya lima." Sasa menunjukkan kelima jarinya.

Lima?

"Kok banyak?" Hana terkejut.

"Sasa mau bikin princess-princess di rumah. Sasa jadi Putri Salju. Adik Sasa jadi Cinderella, Aurora, Belle, Jasmine, Ariel." Sasa menyebut nama-nama princess.

Sa ...
Eomma nggak sanggup lahirin 5 anak lagi.
Eomma juga nggak ingin nambah anak lagi sebenernya.

"Eomma ... Appa kapan pulang? Sasa kangen." Sasa menanyakan kepulangan ayahnya dari kantor. Nam Joon sudah mulai datang ke kantor beberapa hari ini.

"Appa baru aja pergi kerja. Appa baru pulang jam 6 sore."

"Sasa mau ikut appa kerja."

"Sasa harus minta ijin dulu sama appa. Kalau appa nggak bolehin, Sasa nggak boleh rewel. Appa itu sibuk di kantor." Hana tahu pekerjaan Nam Joon sangat banyak. Sudah menumpuk karena Nam Joon tidak bisa pergi ke kantor karena pemulihan.

Saat Nam Joon pulang ke rumah ...

"Appa ..." Sasa dan Kiki berlari menyambut Nam Joon.

"Sasa kangen." Sasa yang berada di gendongan ayahnya mencium Joon.

"Sasa boleh ikut appa ke kantor?" Sasa bertanya.

"Boleh."

"Tapi appa nggak bisa temani Sasa main di kantor. Appa harus kerja."

Malam harinya ...

Sasa menyiapkan barang-barang yang akan ia bawa besok. Ia membawa buku cerita. Buku gambar dan pensil warna.

Keesokkan harinya ...

Sasa mengikuti ayahnya pergi ke kantor.

Hana memberi banyak pesan ke Sasa "Sasa cuma boleh coret-coret buku gambar Sasa. Sasa harus jadi anak baik di sana. Appa sibuk."

Sasa menganggukkan kepalanya walaupun sepertinya ia tidak begitu mengingat semua pesan Hana.

Nam Joon menggendong Sasa menuju ke kantornya. Boleh dibilang ini kedatangan Sasa yang pertama kalinya di kantor Nam Joon.

Banyak yang melihat Sasa.

"Selamat pagi, Om, Tante." Sasa menyapa karyawan di sana. Karyawan yang gemas melihat Sasa ingin mencubit pipi Sasa tapi tentu saja tidak ada yang berani. Nam Joon pasti marah bila pipi Sasa disentuh sembarang orang..

Di kantor ayahnya ...

Sasa mencoret-coret buku gambar miliknya. Menggambar ayahnya yang sedang bekerja. Merasa haus, Sasa mengambil dua susu kotak dari tas nya. Ia memberi satu ke ayahnya.

"Gomawo." jawab Joon singkat sambil tersenyum. Pekerjaannya sangat banyak. Tak mungkin ia bermain dengan Sasa.

Sasa kembali melihat tasnya. Ia mengeluarkan buku cerita favoritnya, Putri Salju. Ia membolak-balik buku cerita yang banyak mengandung gambar itu. Sasa melihat ke ayahnya. Nam Joon sedang berkutat di depan laptopnya.

Kata eomma, Sasa nggak boleh ganggu appa. Appa sibuk.

Saat makan siang ...

Sasa membuka kotak bekal dari Hana dan makan bersama ayahnya.

Setelahnya ia mengantuk. Tak lama kemudian Sasa tertidur. Nam Joon menggendong Sasa menuju sebuah kamar dan meletakkannya di ranjang yang memang tersedia di ruang kantornya. Ranjang yang memang disiapkan bila ia harus lembur di kantor.

Tidur yang nyenyak, Sa.

Nam Joon menyelimuti Sasa dan menaruh boneka di samping Sasa.

Mr. Kim Nam JoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang