dongeng

332 28 4
                                    

Joon sedang membaca buku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Joon sedang membaca buku. Sasa datang sambil membawa buku.

"Appa ... Bacain" Sasa meminta ayahnya untuk membacakan buku dongeng. Masih sedikit huruf yang bisa ia baca. Jadi, ia membutuhkan bantuan ayahnya.

Joon hanya diam.

"Appa ... Tolong ..." Sasa mengatakan kata tolong.

"Sini. Appa bacain" Joon meminta Sasa untuk duduk di dekatnya.

Joon melihat buku dongeng yang dibawa Sasa. Judul buku itu Snow White.

"Pada jaman dahulu ..."
"Lahir seorang putri yang berambut hitam pekat, berbibir merah"
"Ayah dan ibunya sangat senang dengan kelahiran Putri Salju"
"Tapi ibundanya tak lama kemudian meninggal"

"Hiks ... Hiks ... Kasihan Putri Saljunya" Sasa membayangkan Putri Salju yang masih bayi harus kehilangan ibunya.

"Ini hanya cerita, Sa" Joon menyeka air mata di pipi Sasa.

Joon melanjutkan ceritanya "Sang Raja akhirnya menikah lagi"
"Putri Salju akhirnya mempunyai ibu tiri"
"Sang Ratu yang baru bertanya pada cermin"
"Cermin ... Cermin ... Siapa yang paling cantik di dunia ini?"
"Cermin menjawab 'tentu saja anda, Ratu'"
"Ratu sangat senang mendengarnya"

Sasa beranjak dari sofa. Ia mengambil cermin mungil miliknya.

Sasa bertanya ke cermin "Cermin ... Cermin ... Siapa yang paling cantik di rumah ini?"

Tidak ada jawaban dari cermin yang dibawa Sasa. Tentu saja. Cermin milik Sasa bukan cermin ajaib.

Sasa menganggukkan kepalanya. Seolah-olah ia mendengar jawaban dari cermin.

"Appa ... Cerminnya bilang eomma. Eomma yang paling cantik di rumah ini katanya"

Joon hanya tersenyum simpul mendengar perkataan Sasa.

Eomma dan Sasa yang paling cantik di rumah ini.

Sasa duduk kembali di samping Joon.

Joon lanjut membaca "Putri Salju tumbuh menjadi wanita yang cantik"
"Ratu bertanya lagi 'Cermin ... Cermin ... Siapa yang paling cantik di dunia ini?'"
"Cermin menjawab 'Putri Salju. Tidak ada wanita yang secantik dirinya'"
"Ratu marah. Ia menyuruh orang untuk membunuh Putri Salju"

"Hiks ... Hiks ... Kasihan Putri Salju dapat ibu yang jahat" Sasa menangis lagi.

Joon menyeka air mata Sasa "Mau appa lanjutin ceritanya atau mau nangis?"

"Lanjut appa" Sasa menghirup ingusnya yang menetes. Joon mengambil tisu dan mengelap ingus Sasa.

"Tapi orang itu tidak membunuh Putri Salju"
"Ia membuang Putri Salju ke hutan"
"Putri Salju menemukan rumah kecil berisi tujuh kasur yang mungil"
"Karena kelelahan, Putri Salju tertidur"

"Kasihan Putri Saljunya. Pasti capek jalan kaki terus. Kalau Sasa capek bisa minta gendong appa" kata Sasa.

Appa akan selalu gendong Sasa sampai appa nggak bisa gendong Sasa lagi.

"Kurcaci, pemilik rumah datang"
"Mereka terkejut melihat seseorang yang tidur di kasur mereka"
"Putri Salju terbangun"
"Ada yang tidak setuju Putri Salju tinggal bersama mereka"
"Tapi ada juga yang setuju"

"Putri Salju tinggal sama kita aja, appa. Banyak kamar kosong di sini" ucap Sasa.

Sa ... Ini cuma cerita. Hanya dongeng.

"Akhirnya Putri Salju tinggal bersama para curcaci"
"Ratu bertanya lagi ke cermin 'Cermin ... Cermin ... Siapa yang paling cantik di dunia ini?'"
"Putri Salju, Ratu"
"APA? Ratu terkejut"
"Bukankah ia sudah mati?"
"Ia masih hidup Ratu"
"Ratu menyulap dirinya menjadi nenek-nenek"
"Ia masuk ke dalam hutan"
"Ia bertemu dengan Putri Salju dan memberinya apel beracun"
"Putri Salju memakannya dan meninggal"

"Ratu jahat ... Sasa nggak suka sama ratu" Sasa marah.

Appa gemes liat Sasa yang kesal.

"Para kurcaci menangisi kematian Putri Salju"
"Datang seorang pangeran"
"Ia jatuh cinta dengan Putri Salju"
"Pangeran itu mencium Putri Salju"
"Putri Salju membuka matanya"
"Putri Salju hidup kembali"

"Appa ... Appa harus cium eomma. Biar eomma bangun"
"Dari tadi eomma tidur" pinta Sasa.

"Appa cium eomma?" Joon bertanya.

"Iya, appa"

Dan pangeran mencium putrinya ...

Mr. Kim Nam JoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang