operation

339 31 5
                                    

Hana pov

Jari-jari tuan Kim mulai bergerak. Perlahan-lahan ia membuka matanya. Ia terlihat sedikit bingung dengan keadaan sekitarnya.

"Tuan ..."
"Tuan berada di rumah sakit sekarang" kataku menjelaskan.

"Apa tuan ingin minum?" tanyaku.

Ia menganggukkan kepalanya. Aku memberinya minum melalui sedotan. Ia sangat sangat lemah. Aku akan membiarkannya beristirahat malam ini.

Aku pun tertidur di sofa. Ada suster yang berjaga malam.

🌄🌄🌄

Keesokkan harinya ...

Aku terbangun dan mengecek keadaan tuan Kim. Syukurlah ia masih hidup.

Saat makanan rumah sakit datang, aku membangunkannya "Tuan ... Anda harus sarapan"

Aku menaikkan sedikit bagian kepala ranjang rumah sakitnya. Perlahan tuan Kim memakan bubur yang ku suap.

Aku memberinya obat untuk diminum.

Malam hari saat keadaannya sudah jauh lebih baik ...

"Tuan ..."
"Mungkin ini terdengar lancang"
"Tapi saya mohon dengan sangat'
"Anda harus menjalani operasi" aku berkata dengan hati-hati.

"Aku tidak mau"
"Resikonya sangat besar"
"Aku bisa kehilangan nyawaku" tolak tuan Kim.

"Meskipun itu demi Sasa dan Kiki?" aku bertanya.

"Saya tak ingin Sasa dan Kiki kehilangan ayahnya terlalu cepat" aku tau suatu saat sebagai manusia, tuan Kim akan meninggal tapi selama masih ada peluang untuk ia bisa hidup lebih lama, aku harus memaksanya.

Aku menangis. Jari-jari tuan Kim menghapus air mataku.

Bukankah lebih baik jika aku pergi lebih cepat dari dunia ini?

Hana akan bisa menerima bagian yang besar dari hartaku karena ia ibu dari anak-anakku.

"Tuan tak ingin melihat Sasa dan Kiki tumbuh besar? Menikah dan mempunyai anak. Menggendong dan menamai cucu anda?" aku berusaha membuat tuan Kim setuju untuk operasi jantung.

"Operasi atau tidak. Itu tidak akan menambah umurku" ucap tuan Kim.

"Kalau saya mengatakan saya bersedia menikah dengan tuan dengan satu syarat yaitu tuan bersedia untuk operasi?" ujarku.

"Jangan memojokkanku" tuan Kim terlihat kesal.

"Saya bersedia menikah dengan anda, asalkan anda bersedia untuk dioperasi" aku harus tegas.

"Baiklah ..."
"Terserah kamu saja" tuan Kim akhirnya menyetujuinya.

Tidak perlu waktu lama, pengacara tuan Kim langsung membawa berkas-berkas pernikahan kami. Aku dan tuan Kim menandatanganinya.

Aku resmi menjadi istrinya sekarang. Aku melihat ke arah cincin berlian di jari manisku. Tuan Kim baru saja memasangkannya sebagai tanda aku adalah miliknya.

Jadwal operasi sudah ditetapkan. Lusa tuan Kim akan menjalani operasi jantung.

Aku berharap operasinya sukses dan tuan Kim kembali seperti sediakala.

Tuan Kim menepuk-nepuk ranjang rumah sakitnya. Tanda agar aku ikut berbaring di sebelahnya.

"Aku akan mengadakan pesta pernikahan begitu aku keluar dari rumah sakit" kata tuan Kim.

"Saya tidak memerlukannya, tuan" kataku. Bisa berada di samping tuan Kim, ayah dari anak-anak ku itu sudah lebih dari cukup.

"Jangan panggil aku tuan lagi. Panggil aku oppa. Kita sudah resmi menjadi suami istri sekarang" pinta tuan Kim.

"Baiklah tu ... Baiklah oppa"
"Saya harap operasi tu ... oppa akan berjalan lancar" aku sudah terbiasa memanggilnya tuan. Aku harus membiasakan diri memanggilnya oppa mulai dari sekarang.

"Tentu saja operasinya harus sukses"
"Aku tidak mau istriku menjadi janda" tuan Kim dan aku sedikit tertawa.

Tapi kemudian suasana tiba-tiba menjadi hening. Predikat "Janda" itu bisa terjadi jika operasi tuan Kim gagal.

Aku terus berdoa. Berharap operasinya akan sukses.

Saatnya tuan Kim masuk ke ruang operasi ...

Dokter mengoperasi tuan Kim. Operasinya  berlangsung sangat lama.

Dokter memberitahuku kalau operasi jantung tuan Kim gagal. Kerusakan di jantung tuan Kim sudah begitu parah. Kami hanya bisa menunggu keajaiban saat ini.

Ternyata sebelumnya tuan Kim sudah merekam video untuk diriku, Sasa dan Kiki. Pengacaranya menayangkan video terakhirnya.

"Hana ..."
"Saat kau melihat video ini, aku mungkin sudah tidak ada di dunia ini lagi"

Aku mulai menangis.

"Jangan menangis. Usap air matamu"
"Ingat kau itu istriku"
"Kau harus kuat"
"Jangan tunjukkan sisi lemahmu di depan orang lain"

Aku menghapus air mataku.

"Aku titip Sasa dan Kiki"
"Aku yakin kau akan bisa membesarkan mereka dengan baik"

"Hana ..."
"Aku mencintaimu ..."

Tuan Kim ...
Aku juga mencintaimu ...









Mr. Kim Nam JoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang