Flashback saat Yoon Gi berada di dorm tempat ia masih menjadi trainee.
Yoon Gi tanpa sengaja melihat foto Hana di sebuah situs lelang. ~ Eh? Kenapa ada foto Hana?
Tapi tak lama kemudian foto Hana sudah tidak ada lagi. Hana telah mendapatkan pembeli.
Yoon Gi ingin bertemu Hana. Tapi ia tidak bisa karena harus berlatih dan ada staff agensi yang mengawasi para trainee. Saat Yoon Gi melihat ada kesempatan, ia langsung mendatangi rumah Hana. Tapi tidak ada orang di sana.
Tetangga Hana memberitahu Yoon Gi kalau ibu Hana masuk rumah sakit. Yoon Gi segera menuju ke rumah sakit untuk menjenguk ibu Hana dan menemui Hana.
Di rumah sakit.
"Oppa ..." Hana melihat Yoon Gi. Ia ingin menangis tapi air matanya ia tahan.
"Hana, bagaimana keadaan ibu?" Yoon Gi melihat ibu Hana yang sedang tidur.
"Ibu baru saja dipasang ring."
Yoon Gi ingin bertanya dari mana Hana mendapatkan uangnya. Tapi ia tak berani mengatakannya. Ia tak mau mendengar kebenarannya. Kebenaran yang sudah ia ketahui.
Dalam hatinya Yoon Gi merasa kesal. Kesal pada dirinya yang tidak bisa berada di sisi Hana. Kesal karena ia tidak mempunyai apa-apa untuk membantu Hana.
"Apa tidak apa-apa oppa ke sini?" Hana tahu waktu bebas Yoon Gi sangat jarang ada. Mereka yang dulunya bisa bertemu setiap hari menjadi hanya bertemu satu bulan sekali walau mereka tinggal dalam satu kota.
"Aku kabur," jawab Yoon Gi.
"Nggak pa pa kabur gitu aja?"
"Kamu nggak kangen aku?"
"Aku sangat kangen."
Perut Hana tiba-tiba berbunyi. "Oppa sudah makan?" Hana bertanya.
"Sudah. Kamu?"
Perut Hana berbunyi lagi. Hana sedari tadi menjaga ibunya. Ia belum sempat makan. Yoon Gi berkata. "Makanlah. Biar aku yang jaga ibu."
"Kalau ada apa-apa dengan ibu, oppa pencet bel ini." Hana memberitahu Yoon Gi letak tombol untuk memanggil suster.
Hana lalu makan di kantin rumah sakit. Tak terasa air matanya menetes. ~ Oppa ... Aku merasa jijik dengan diriku. Aku telah disentuh pria lain di saat aku masih menjadi kekasihmu. Oppa, maafkan aku.
Hana memakan makanannya sambil mengusap air matanya yang terus keluar. Selesai makan ia membeli beberapa camilan untuk dirinya dan Yoon Gi. Ia lalu masuk ke toilet untuk melihat wajahnya. Tampak jelas matanya menjadi sedikit merah. Ia lalu kembali ke kamar ibunya. Ia melihat Yoon Gi tertidur di kursi. ~ Oppa, kau pasti sangat capek latihan tanpa henti.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ponsel Yoon Gi berbunyi. Telepon dari agensinya mencari keberadaan Yoon Gi yang tidak ada di asrama. Yoon Gi terbangun dan menerima telepon. Ia dimarahi habis-habisan karena tidak mengikuti latihan.
"Oppa, pergilah. Ibu sudah tidak apa-apa." Sebenarnya Hana merasa berat. Ia butuh Yoon Gi untuk menemaninya. Ia ingin bersama Yoon Gi lebih lama lagi. Tapi ia tahu cita-cita Yoon Gi sangat penting. Jangan gara-gara ibunya, Yoon Gi dikeluarkan dari agensi.
Yoon Gi dengan berat hati meninggalkan Hana. Ia menuju ke agensi. ~ Hana. Tunggu aku. Aku akan berusaha keras supaya bisa sukses.
Tapi kondisi ibu Hana tak kunjung membaik. Hana butuh dana lagi. Orang yang telah membeli milik berhaganya menawarkan uang Tapi dengan syarat ia mau mengandung dan melahirkan anak pria itu.
Tetapi ibu Hana meninggal tak lama setelah Hana menerima uang. Hana lalu memutuskan semua kontak dengan Yoon Gi. Ia merasa tidak pantas untuk Yoon Gi. ~ Oppa ... Maafkan aku. Rencana-rencana masa depan kita tidak bisa aku penuhi.