Seo Ye Ji

339 33 1
                                    

"Tolong tunggu di sini, nyonya" kata pelayan ke seorang wanita di ruang tamu.

"Sasa ... Jangan lari ..." aku mengejar Sasa

"Lari ..." badanku membeku.

Siapa wanita ini?Aku belum pernah melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapa wanita ini?
Aku belum pernah melihatnya.
Ia tidak boleh melihat Sasa.

Biasanya pelayan akan memberitahuku bila ada tamu. Karena aku, Sasa dan Kiki harus berdiam di kamar.

Aku segera berlari menuju ke arah Sasa. Tapi terlambat, Sasa sudah mendekati wanita cantik itu.

Apakah ia kekasih tuan Kim?

"Siapa namanya, sayang?" tanya wanita yang berpenampilan elegan itu ke Sasa. Ia sangat cantik.

"Sasa" Sasa menjawabnya.

"Maafkan anak saya" aku memohon maaf. Aku segera membawa Sasa pergi dari sana.

"Tunggu sebentar ... Kau istri Joon?"

"Bukan ... Saya bukan istri tuan Kim"

"Kau bohong, kan?" wanita itu meragukan perkataanku.

"Saya tidak berbohong, nyonya. Saya bukan istri tuan Kim"

Aku berkata yang sejujurnya.

"Tidak mungkin wanita ini hanya pelayan biasa. Baju yang dikenakan Sasa bukan baju sembarangan" pikir wanita itu.

"Oek ... Oek ..." tangis Kiki.

"Maaf ... Saya harus melihat anak saya"

"Sasa ... Ikut eomma" aku mengajak Sasa.

Aku harus kembali ke apartemenku.

Tuan Kim pasti marah besar

🌼🌼🌼

"Noona ..." kata tuan Kim. Ia tampak cemas dan bingung.

"Jawab dengan jujur. Sasa itu putrimu, kan?" tanya wanita itu.

"Betul. Ia putriku" jawab tuan Kim.

"Dan bayi satunya?"

"Ia putraku"

"Apa betul kau tidak menikahi ibu mereka?"

"Betul"

Wanita itu memukul tuan Kim.

Tuan Kim hanya diam?
Ia tidak balas memukul wanita itu?
Siapa dia?

"Bukankah kakek selalu mengajarkan kita untuk selalu bertanggung jawab atas segala perbuatan kita?" kata wanita itu.

"Baru aku tinggal sebentar, kau sudah buat ulah"

Wanita cantik itu menghampiriku.

"Kenalkan. Aku Seo Ye Ji. Aku kakak sepupu Joon" ia mengulurkan tangannya.

"Saya Hana" aku menerima uluran tangannya.

"Ikut aku"

"Eh ... "

"Tidak usah pakai eh ..."

Aku mengikuti Ye Ji eonni, begitu ia memintaku memanggil dirinya.

"Nyonya Ye Ji ..."

Ia membelalakkan matanya ke arahku.

"Ye Ji eonni ..."

Ia tersenyum manis.

"Kita mau ke mana?" aku bingung.

"Ikut saja"

Mobil kami berhenti di sebuah butik mewah.

Aku hanya mengikutinya.

Mungkin pegawai di sini akan mengira aku pelayannya.

"Ini ... Ini ... Ini ..." Ye Ji eonni menunjuk beberapa baju.

Aku dibawa pegawai butik masuk ke kamar pas. Ye Ji eonni tidak salah pilih. Baju yang ia tunjuk sangat cantik.

Aku tercengang melihat label harganya.
Aku tidak akan bisa membelinya.
Aku harus mengembalikannya.

Ye Ji eonni membayar baju tersebut dengan black card-nya.

"Eonni ... Baju ini terlalu bagus untukku"

"Kau tidak menyukainya?"

Aku sangat menyukainya tapi ...

"Buang saja kalau kau tidak suka. Kita beli yang baru"

"Tidak ... Aku menyukainya. Sangat menyukainya"

"Gomawoyo, eonni"

🌼🌼🌼

Di rumah tuan Kim.

"Ini hadiah spesial untukmu" Ye Ji eonni memberikan sebuah tas berisi hadiah di dalamnya.

Aku melihat isinya. Lingerie tembus pandang.

Aku bisa melihat tuan Kim yang berdiri di hadapanku melalui lingerie itu. Aku buru-buru memasukkannya kembali ke dalam tas. Aku takut tuan Kim berpikiran macam-macam.

🌼🌼🌼

"Mau sampai kapan kau akan menunda mengakui Sasa dan Kiki sebagai anak-anakmu?" tanya Ye Ji eonni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau sampai kapan kau akan menunda mengakui Sasa dan Kiki sebagai anak-anakmu?" tanya Ye Ji eonni.

"Sampai waktunya tepat" jawab tuan Kim.

"Hana juga manusia. Ia juga seorang wanita. Mau kau buat ia menunggu sampai kapan?"

"Kalau Hana direbut pria lain, jangan sampai kau menangis"






   

Mr. Kim Nam JoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang