Kim Cheon Sa, begitu aku memberi nama untuk putriku. Aku akan memanggilnya Sasa. Untunglah margaku juga Kim, jadi putriku bisa memakai marga ayahnya secara tidak langsung.
Tuan Kim sepertinya sangat kecewa dengan berita bahwa aku mengandung seorang putri. Ia tidak begitu lagi peduli denganku.
Saat bulan berikutnya, saat kandunganku berusia enam bulan, tuan Kim tidak menemaniku saat aku kontrol di dokter.
Aku sedikit kecewa. Tapi aku tau karena anak yang ia nanti-nantikan bukan seperti yang ia harapkan.
Untunglah saat bulan ke tujuh, ia mulai memberikan perhatian lagi. Ia menghampiriku dan memberikanku CD musik klasik. Katanya musik klasik itu bagus untuk janin.
"Terima kasih tuan" aku sangat berterima kasih ia masih peduli dengan putri kami.
Aku menyentuh perutku. Aku bisa merasakan tendangan Sasa. Reflek aku memegang tangan tuan Kim dan menaruhnya di atas perutku.
Sepertinya Sasa ingin berterima kasih kepada ayahnya.
Sasa menendang lagi perutku. Aku tersadar atas perbuatan lancangku "Maafkan saya, tuan"
Tapi tuan Kim tetap menaruh tangannya di atas perutku. Ia tersenyum. Senyum yang baru ku lihat sejak kami tau aku mengandung seorang putri.
Lesung pipitnya terlihat jelas. Aku menyukainya. Aku berharap Sasa akan mewarisi lesung pipit ayahnya.
Keesokan harinya, perabot bayi yang sudah dipersiapkan dari awal kehamilanku yang bernuansa biru sudah berganti menjadi bernuansa pink. Aku melihat baju-baju bayi yang baru datang. Mereka cantik-cantik.
Bila suatu saat nanti Sasa bertanya kepadaku "Eomma ... Appa di mana? Apa appa benci Sasa?"
Aku akan menjawab ...
Appa ada di hati eomma dan Sasa.
Tidak ... Appa tidak membenci Sasa. Justru appa sangat sayaaaaang dengan Sasa.
Kemudian aku akan memperlihatkan barang-barang pemberian tuan Kim.
Aku tak ingin Sasa membenci ayahnya. Karena akulah yang seharusnya ia benci.
👶👶👶
Saat kandunganku berusia delapan bulan, tuan Kim menemaniku. Dokter yang memeriksaku hanya bisa menundukkan kepalanya. Ia sangat takut dengan tuan Kim.
"Bayi anda sehat. Hanya saja berat janin anda berada di bawah normal. Perbanyak lagi asupan makanan anda"
"Terima kasih dokter"
Pagi hari saat sarapan ...
Aku bisa melihat porsi makanku diperbanyak. Untunglah menu makanan pagi ini sangat lezat. Aku makan cukup banyak.
Setelahnya tuan Kim berangkat kerja dan aku memulai aktivitas ku. Aku mencoba belajar bahasa Inggris. Aku harus menambah ilmuku. Saat bayi kedua kami lahir, aku harus bisa menghidupi Sasa.
👶👶👶
Kandunganku berusia sembilan bulan sekarang. Sebentar lagi Sasa akan lahir.
Malam hari saat makan malam ...
Aku merasakan sedikit nyeri di perutku. Untunglah rasa nyeri itu cepat hilang. Tapi nyeri itu datang lagi.
Aku cepat-cepat menyelesaikan makan malam ku.
Setelah aku selesai menyantap makananku, aku berjalan menuju kamar hendak beristirahat.
Nyeri di perutku datang lagi. Terasa sangat sakit.
"NYONYAAAAA ..." teriak pelayan.
Aku terkejut melihat darah menetes di lantai. Aku mengalami pendarahan. Aku cemas. Bagaimana dengan Sasa?
Tuan Kim segera menggendongku. Bapak Park, supir tuan Kim melajukan mobilnya ke rumah sakit.
Perutku terasa sakit sekali. Aku berharap supaya Sasa bisa lahir dengan selamat.
Aku mulai menangis. Aku takut. Perjalanan dari rumah tuan Kim menuju rumah sakit terasa sangat lama.
Dokter segera mengoperasiku. Aku hanya dibius lokal. Jadi aku masih bisa melihat tuan Kim, dokter dan suster di ruang operasi.
Saat dokter berhasil mengeluarkan Sasa, aku tidak mendengar tangisannya.
Apakah Sasa meninggal?
Apa ini saatnya aku berpisah dengannya?Aku mencemaskan Sasa dan juga dokter serta suster. Wajah mereka terlihat ketakutan. Mereka tau jika Sasa tidak selamat, karir mereka taruhannya. Mereka tidak akan bisa bekerja lagi di manapun.
Untunglah setelah dokter menepuk-nepuk Sasa, ia mulai menangis. Tangisannya terdengar sangat jelas di telingaku.
Suster memperlihatkan Sasa ke tuan Kim. Ia memberitahu tuan Kim kalau semua anggota badan Sasa lengkap dan sehat.
Sasa lahir hanya dengan berat 2,5 kilogram. Berat badannya masih di bawah rata-rata.
Aku merasa lelah dan tertidur.
🌞🌞🌞
Pagi hari ...
Saat aku mulai membuka mataku ...
Aku bisa melihat tuan Kim menggendong Sasa. Senyum lesung pipitnya terlihat jelas.
Tuan Kim menaruh Sasa di box bayinya. Tuan Kim mulai membuka bajunya. Terlihat olehku dadanya yang bidang. Perutnya yang eight pack.
Apa ia mau melakukannya denganku?
Tunggu ...
Tunggu dulu ...
Jahitan caesarku belum kering.Ternyata tuan Kim mencoba metode skin to skin contact. Ia menaruh Sasa yang hanya mengenakan popok di dadanya. Ia kemudian menutupi punggung Sasa dengan selimut supaya Sasa tidak merasa kedinginan.
Metode ini dipercaya memperkuat bonding antara orang tua dan anak dan banyak hal positif lainnya.