bisnis

356 34 0
                                    

Tuan Kim memasuki ruang meeting. Semua membungkuk ke arah dirinya.

Satu persatu menjelaskan tentang rencana proyek mereka.

Belum tentu dengan anggaran yang lebih murah menjadi pemenangnya. Daya tahan gedung, dan faktor lain juga menjadi pertimbangan.

Dan mereka sangat dilarang main belakang. Segala macam bentuk suap itu diharamkan. Sekali mereka menyuap pihak Kim Corporation, bisa dipastikan mereka dibanned untuk selama-lamanya.

Dan yang menerima suap akan dipecat tidak hormat. Bisa dipastikan ia tidak akan bisa berkerja di perusahaan manapun.

Giliran Jung Kook yang menjelaskan rencana dari perusahaannya.

Bukankah itu Jung Kook, tetangga Hana?

Ternyata ia salah satu peserta tender gedung baru perusahaanku.

Perusahaan Jeon, perusahaan yang baru saja naik daun karena memenangkan beberapa tender.

Rumornya perusahaan Jeon hampir bangkrut tapi ketika sang anak mengambil alih, perusahaan itu mulai bangkit.

Proposalnya cukup menarik.

"Terima kasih atas presentasi anda. Kami akan menghubungi anda kembali" pihak Kim Corporation mengakhiri pertemuan tersebut.

Jung Kook pulang ke apartemennya.

Jung Kook berencana mengunjungi Hana.
Tapi tidak ada yang membuka pintu apartemen Hana.

"Noona ... Di mana?" Jung Kook menelpon Hana.

"Aku di rumah Joon oppa" jawab Hana.

"Ada apa?" tanya Hana.

"Tidak ada apa-apa" Jung Kook melihat ke arah jjajangmyeon yang baru saja dibelinya. Ia hendak memakannya bersama Hana.

"Aku tutup dulu, ya. Kiki nangis"

"Okay. Bye ... Bye ..."

"Bye ... Bye ..."

Hana mengakhiri percakapan telepon mereka.

🌼🌼🌼

Hari ini ada pesta di rumah tuan Kim. Ulang tahun Kim Corporation. Banyak karangan bunga yang datang.

Tamu mulai berdatangan. Para pelayan sibuk melayani tamu undangan.

Tapi Hana, Sasa dan Kiki hanya diam di dalam kamar.

Tuan Kim belum mengumumkan ke publik tentang anak-anaknya. Sasa dan Kiki masih rahasia.

Hari menjelang malam. Hana menidurkan Kiki. Hana mulai menidurkan Sasa tapi malah ia yang tidur terlebih dahulu.

Hana terbangun. Tidak ada Sasa di sampingnya.

Sasa? Di mana dia?

Hana mencari ke toilet tapi tidak ada. Di bawah ranjang juga tidak ada.

Hana melihat ada kursi di depan pintu. Dan pintu  terbuka sedikit.

Sasa? Ia keluar? Bagaimana ini?

Hana panik. Ia juga dalam posisi harus tetap berada di dalam kamar.

Hana menelpon Jimin.

"Jimin. Sasa tidak ada di kamar. Tolong cari dia. Aku tidak bisa mencarinya"

Jimin mencari Sasa. Sasa hampir saja berada di dekat tuan Kim.

Jimin segera menggendongnya.

"Appa ... Sasa mau appa ..." rengek Sasa.

"Sasa ... Samchon ada castella di dapur. Kita bawain untuk eomma, ya" bujuk Jimin.

"Sasa suka castella juga, kan?"

Sasa mengangguk.

Sasa akhirnya kembali ke kamar.

"Gomawo, Jimin. Untung ada kamu" Hana sangat berterima kasih.

"Aku tadi sangat bingung"

Acara pesta selesai. Semua tamu sudah pulang.

Tuan Kim masuk ke dalam kamar Hana.

"SUDAH AKU BILANG UNTUK TETAP DI KAMAR. KENAPA SASA BISA KABUR?"

"Maafkan saya, tuan. Saya tadi tertidur. Sasa berhasil membuka pintu dengan naik di atas kursi" maaf Hana. Badan Hana sudah bergetar mendengar suara keras tuan Kim.

Air mata sudah menetes di pipinya.

"APA KAU TAU APA AKIBATNYA BILA SEMUA ORANG TAU SASA ITU ANAKKU?"

Apakah tuan Kim malu memiliki anak seperti Sasa?

"IA TIDAK AKAN BISA HIDUP BEBAS SEPERTI SEKARANG. IA HARUS SELALU DIKELILINGI BODYGUARD. IA AKAN JADI SASARAN PENCULIKAN"

"Maafkan saya, tuan. Saya tidak berpikir sampai sejauh itu" jawab Hana sambil menangis.

Sasa, maafkan eomma yang bodoh. Membuat Sasa harus hidup dengan ketidak normalan.

Mempunyai ayah tapi tidak ada yang boleh mengetahuinya.

"Maafkan aku" tuan Kim tiba-tiba memeluk Hana.

"Tolong bersabarlah sedikit lagi"



Mr. Kim Nam JoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang