Tuan Kim menceritakan semuanya kepadaku.
Ibunya adalah anak dari konglomerat. Ayahnya hanyalah orang biasa. Mereka saling jatuh cinta.
Kakek tuan Kim tidak menyetujui hubungan mereka. Mungkin karena perbedaan status mereka.
Ibu tuan Kim pergi meninggalkan rumah demi cintanya pada ayah tuan Kim. Ibunya rela meninggalkan semua kemewahan, semua fasilitas, semua kenyamanan bahkan keluarganya demi ayah tuan Kim.
Tapi ternyata yang dikuatirkan kakek tuan Kim terbukti. Ayah tuan Kim hanya mencintai ibu tuan Kim karena kekayaannya.
Ibu tuan Kim diperlakukan sangat kasar oleh ayah tuan Kim karena ia sudah tidak mempunyai apa-apa lagi.
"AKU ITU MENCINTAIMU KARENA HARTAMU. PERCUMA AKU BERSAMAMU KALAU KAMU MISKIN"
Ayah tuan Kim meninggalkan ibu tuan Kim dalam keadaan sedang mengandung.
Ibu tuan Kim malu untuk kembali pulang ke rumah. Ibu tuan Kim kemudian meninggal saat melahirkan tuan Kim. Dengan masih menyimpan sakit hati karena perbuatan ayah tuan Kim.
Untunglah kakek tuan Kim berhasil menemukan tuan Kim. Ia yang merawat dan membesarkan tuan Kim.
Sampai akhirnya kakek tuan Kim meninggal saat tuan Kim masih remaja. Tidak mudah bagi tuan Kim untuk mencapai posisinya saat ini.
Perusahaan kakeknya sempat goyah sepeninggal kakeknya karena intrik di dalam perusahaan. Tapi untunglah masih ada yang setia dengan tuan Kim, mereka yang membantu tuan Kim membangun kembali perusahaan kakeknya.
Sekarang kesuksesan tuan Kim melebihi kesuksesan kakeknya.
Oleh karena itu tuan Kim tidak pernah mempercayai adanya cinta. Ia mengira semua wanita mendekatinya karena hartanya.
Bila saatnya ia tidak mempunyai apa-apa lagi, apakah wanita yang dicintainya akan tetap bersamanya? Apakah ia akan tetap setia mendampinginya?
"Apa kau juga akan meninggalkanku seperti dia?" tuan Kim mulai menangis. Ia memperlihatkan sisi rapuhnya kepadaku.
Selama ini aku selalu melihat dirinya yang kuat, dirinya yang selalu membuat tembok yang tidak akan bisa aku tembus. Sekarang tembok itu sudah runtuh.
Aku memeluknya "It's okay ... Ada aku dan Sasa sekarang ..."