"Tae. Turun." Nam Joon meminta Tae Tae yang sedang bergelayut manja di punggung Nam Joon seperti kera untuk turun.
"Nggak mau. Aku itu kangen berat sama Hyung."
"Datang aja ke rumah."
"Aku ke rumah Hyung, Hyung lagi ke kantor. Aku ke kantor, Hyung ada meeting di luar kantor. Kita itu jarang ketemu."
Alhasil Nam Joon ke kamarnya dengan Tae Tae berada di punggungnya.
"Tae. Turun."
"Nggak mau."
"Aku sama Hana mau bikin adik buat Kiki. Mau liat?"
Tae Tae buru-buru turun dari punggung Nam Joon. "Bikin yang banyak. Kasih aku satu."
"Emangnya anak itu barang?" Nam Joon melempar bantal ke arah Tae Tae tapi hanya terkena pintu karena Tae Tae yang gesit.
"Pa ... Ingat, ya. Sasa minta lima adik perempuan." Sasa mengingatkan Nam Joon. Ia ingin membuat squad princess.
"Kiki juga lima. Laki-laki."
"Kiki mau bikin tim futsal atau tim basket?"
Kiki hanya tersenyum.
Hari sudah malam. Nam Joon menidurkan Sasa dan Kiki.
"Oppa berapa lama di sini?" Hana tahu jadwal Nam Joon itu padat. Tidak mungkin ia bisa berlama-lama di Daegu.
"Besok sore aku sudah pulang."
"Anak-anak sudah tidur," kata Nam Joon lagi.
"Aku juga mau tidur." Hana belum paham maksud Nam Joon.
"Hana ..." Nam Joon memeluk erat Hana.
"Kau tak mau bikin baby Made in Daegu?" Nam Joon berbisik di telinga Hana.
"Oppa ... Kita itu satu kamar sama Sasa dan Kiki." Hana mengingatkan Nam Joon. Bisa berabe kalau Sasa dan Kiki tiba-tiba bangun dan melihat "aksi" mereka.
Nam Joon menunjuk kamar mandi. Di sana lebih aman jika sewaktu-waktu Sasa atau Kiki terbangun.
Keesokkan paginya ...
"Ehm ... Yang kemarin malam sibuk sendiri. Eh. Bukan. Sibuk berdua." Tae Tae menggoda Nam Joon.
Kamar Nam Joon dan kamar Tae Tae bersebelahan. Kemarin malam ia mendengar "sedikit" keributan.
"Ayo, Sa. Appa juga pengen petik strawberry." Nam Joon berusaha mengubah topik.
Tangan kanan Nam Joon menggandeng Sasa. Tangan kirinya menggandeng Kiki. Mereka menuju ke kebun strawberry.
"Seperti ini, Pa, cara petiknya." Sasa mengajari Nam Joon. Mereka memetik strawberry bersama. Sasa menyodorkan strawberry paling besar yang pernah ia petik ke mulut Nam Joon.
"Strawberry nya enak, kan, Pa?"
Nam Joon menganggukkan kepalanya.
Ketelatenan Tae Tae membuahkan hasil.
Siang harinya Nam Joon membawa mereka semua ke tempat wisata di Daegu. Mengunjungi danau Suseong.
Hana, Nam Joon dan Sasa berada di satu perahu bebek. Tae Tae, Daniel dan Kiki berada di perahu bebek lainnya.
Daniel melihat Sasa. Ia juga ingin berada di dalam satu perahu bebek dengan Sasa.
Nanti kalau Daniel udah gede, Daniel ajak Sasa ke sini lagi. Daniel bakal ajak Sasa keliling danau.
Kemudian mereka makan di restoran di E-world 83 tower.
"Sasa harus makan yang banyak biar cepat tinggi." Daniel menaruh lauk di piring Sasa.
"Gomawo. Oppa juga." Sasa juga menaruh lauk di piring Daniel.
"Ki ... Cuma kita aja yang jomblo," ujar Tae Tae. Kiki menganggukkan kepalanya. Mamanya dengan papa nya. Noona nya dengan Daniel.
Tae Tae menyuapi Kiki. Begitu juga sebaliknya.
"Kiki mau tinggal sama samchon?" Tae Tae bertanya.
"Iya." Kiki setuju.
"Nggak mau pulang ke Seoul?" Nam Joon bertanya.
"Nggak." Kiki menjawab sambil tersenyum. Entah apa arti senyumannya itu.
"Nanti samchon bawa Kiki pulang ke Seoul sebulan sekali."
"Kiki itu makannya banyak." Nam Joon nggak rela Kiki tinggal di Daegu.
"Nggak pa pa. Aku punya banyak makanan. Kiki bisa makan semaunya Kiki," ucap Tae Tae.
