Hana dan Sasa tiba di rumah besar mereka. Di dalam sudah menunggu orang dari brand besar. Biasanya orang harus datang ke outlet mereka untuk membeli barang. Tetapi tentu saja hal itu tidak berlaku untuk Hana.
Setiap bulan ada yang datang untuk mengukur tubuh Hana. Jadi, mereka bisa tahu ukuran apa yang akan mereka bawa. Hana tinggal memilih model yang ia mau.
Sebenarnya Hana tidak memerlukan hal seperti itu. Biasanya dulu ia baru membeli pakaian jika pakaian itu rusak atau sudah buruk. Tetapi sebagai istri Nam Joon, ia harus menjaga gengsi suaminya. Terlebih lagi saat ini sudah ditunggu-tunggu pelayan di sana. Mereka akan mendapatkan barang bekas bermerk dari Hana. Walaupun bekas tetapi kualitasnya masih seperti baru karena Hana hanya memakainya beberapa kali.
"Noona ... Orang dari Dior datang," ucap pelayan.
"Tolong siapkan teh dan cake untuk mereka."
Hana duduk di sofa dan mulai melihat katalog. Ia menunjuk pakaian yang ia mau.
"Sa ... Eomma bagus pakai yang mana?"
Sasa menunjuk satu pakaian.
"Yang ini?"
"Iya."
"Saya pilih yang ini dan ini."
Kemudian orang tersebut mengukur tubuh Hana.
"Kami akan segera mengirimkan pakaian Anda. Kami permisi dulu."
"Silakan diminum tehnya." Hana mempersilahkan mereka untuk minum.
"Cakenya enak lho, imo. Buatan Jimin samchon." Sasa ikut berkomentar. Ia sengaja memakan strawberry cake di depan mereka.
Sebenarnya orang-orang dari brand terkenal itu berebut untuk bisa datang ke rumah Hana. Sampai-sampai mereka melakukan gunting, kertas, dan batu agar bisa datang ke rumah Hana. Selain karena Hana itu klien yang tidak cerewet juga karena setiap kali mereka datang, mereka akan disuguhi cake buatan Jimin yang memang sangat enak.
Sampai-sampai Sasa pernah berkomentar "Samchon harus buka cake shop. Pasti laku dan banyak yang datang."
"Tapi nanti samchon jadi sibuk dan nggak bisa bikinin cake buat Sasa. Sasa nggak pa pa?" Jimin beralasan.
Sasa berpikir sejenak "Kalau gitu Sasa pesan cake di toko samchon biar Sasa bisa makan cake buatan samchon terus."
"Kalau nanti Sasa jadi gemuk?" Jimin menggembungkan pipinya. Membuat kedua pipinya menjadi gemuk.
Sasa hanya tertawa.
Flashback end.
Orang utusan dari Dior akhirnya memakan cake.
Kemudian orang dari brand Gucci datang.
"Nyonya ... Ini produk baru kami."
Hana melihat barang yang mereka bawa. Semakin banyak mereka membawa barang, Hana merasa kasihan dan merasa harus membeli banyak dari mereka.
Hana melihat sepatu yang mereka bawa. Semuanya ukuran Hana. Hana memilih satu model yang ia suka dan mencobanya.
Sasa juga ikut mencoba sepatu untuk anak perempuan.
Sempit.
Sasa yang masih dalam masa pertumbuhan, tentu saja kakinya ikut bertumbuh. Berbeda dengan Hana yang ukurannya sudah tetap.
"Sasa suka?"
"Suka. Tapi sempit eomma."
"Sebentar ... Kami akan segera mengambilnya di toko." Orang itu segera menelpon karyawan di outlet untuk membawa sepatu yang ukurannya lebih besar untuk Sasa.
"Bawakan sekarang sepatu yang ukurannya lebih besar." Orang itu berbicara ke rekan kerjanya.
"Tunggu sebentar, ya. Sepatunya segera datang," orang itu berkata ke Sasa.
Tak lama kemudian datang orang yang membawa sepatu untuk Sasa
Setelahnya Hana mulai melihat ruang pakaiannya. Ia mulai memilah pakaiannya. Semua pakaian yang sudah tidak up to date terpaksa ia keluarkan. Tapi semakin banyak yang ia keluarkan, semakin senang pelayan-pelayan di sana karena mereka mendapat barang-barang branded yang bisa mereka pamerkan ke teman mereka saat mereka jalan di luar. Membuat iri teman-teman mereka dan jadi ingin bekerja juga di rumah Hana.