Hana pov
Aku tidak boleh terlalu lama berlarut-larut dalam kesedihan. Ada satu hal lagi yang harus aku lakukan. Ada satu hal lagi yang menjadi tanggung jawabku.
Hal itu mengharuskanku untuk tidak stress. Aku harus sehat. Baik jiwa dan ragaku. Aku akan menjadi ibu.
Walau aku tau. Anak yang ku kandung dan ku lahirkan kelak takkan pernah bisa aku menggendongnya. Takkan pernah bisa aku menyusuinya. Takkan pernah bisa aku mendengar kata "eomma" darinya.
Karena begitu ia lahir, begitu aku melihatnya keluar dari rahimku, aku harus langsung berpisah darinya.
👶👶👶
Aku mulai menjalani proses bayi tabung. Ada beberapa prosedur yang harus dilakukan.
Proses pertama ...
Pertama-tama aku diberi obat kesuburan supaya produksi sel telurku meningkat.
Beberapa hari kemudian dokter memantau keadaanku dengan melakukan USG untuk memantau perkembangan sel telurku dan tes darah untuk kadar hormonku.
Proses kedua ...
Setelah ultrasound dan saatnya tepat, dokter kemudian menyuntikku HCG (Human Chorionic Gonadotropin) untuk mematangkan sel telurku.
Proses ketiga ...
Setelah satu setengah hari dokter melakukan proses pengambilan sel telur. Dokter membiusku terlebih dahulu agar tidak merasakan sakit.
Proses keempat ...
Pembuahan sel telur. Aku berharap semuanya berjalan dengan baik. Tuan Kim ikut bersamaku karena benihnya lah yang akan membuahi sel telurku. Ia akan menjadi ayah bagi bayi kami.
Proses kelima ...
Setelah lima hari, aku menjalani proses pemindahan sel telur. Setelah semuanya selesai dan obat bius ku mulai memudar, aku merasa sedikit kram di area perutku.
Aku berharap aku dapat segera hamil dan memberikan anak tuan Kim. Aku hanya ingin cepat-cepat menyelesaikan tugasku.
Dua minggu kemudian ...
Dokter memeriksa kandunganku. Aku positif hamil. Aku bisa melihat wajah bahagia tuan Kim saat mendengar kabar baik ini. Akan ada yang memanggilnya "appa".
Seperti ibu lain yang begitu bahagia menerima kabar kehamilannya, aku juga sangat bahagia.
Aku akan menjadi ibu. Walau aku tau, waktuku hanya sembilan bulan saja, setelahnya aku harus merelakan anakku.
Maafkan eomma ...
Bukan kehendak eomma untuk menjual dan
merelakanmu begitu saja demi uang.
Semua karena keadaan.
Mianhae eomma ...