Kemarin aku sudah meminta Jimin untuk membuatkan kue ulang tahun untuk Joon oppa. Ia berulang tahun hari ini tanggal 12 September.
Aku juga sudah meminta chef untuk memasakkan mie ulang tahun dan masakan olahan kepiting kesukaan Joon oppa.
Tidak dirayakan besar-besaran karena Joon oppa masih dalam masa pemulihan. Hanya keluarga kecil kami saja.
Aku mendudukkan Sasa dan Kiki di kursi anak.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kue yang dibuat Jimin dibuat berdasarkan karakter favorit Joon oppa, Kaws.
"Jimin ... Gomawo ..."
"Eomma ... Sasa mau makan kuenya. Yang pink" pinta Sasa.
"Sebentar, ya... Kita nyanyi lagu ulang tahun untuk appa dulu" jawabku.
Kami menyanyikan lagu ulang tahun untuk Joon oppa.
🎶🎶🎶 Happy birthday to you Happy birthday to you Happy birthday Happy birthday Happy birthday to you 🎶🎶🎶
Kami bertepuk tangan.
Joon oppa meniup lilin di cake ulang tahunnya. Kiki marah karena ia juga mau ikut meniup lilin. Terpaksa aku menyalakan lilin ulang tahun lagi. Kiki yang meniup lilin kali ini.
Kiki mencoba meniup lilin tapi tidak berhasil. Joon oppa membantu Kiki meniup lilin. Saat lilin padam, Kiki bertepuk tangan.
"Sasa ... Katanya punya hadiah untuk appa" aku mengingatkan Sasa.
Sasa turun dari kursinya dan membawakan hadiah untuk Joon oppa. Tidak mewah. Tapi penuh arti. Ia memberi hadiah untuk ayahnya berupa gambar kami sekeluarga. Ada Joon oppa, aku, dia dan Kiki. Bukan gambar yang berkualitas tinggi. Lebih tepatnya coretan anak kecil yang masih berantakan.
"Sasa ... Gomawo ... " Joon oppa berterima kasih. Ia mencium dan menaruh Sasa di pangkuannya.
Makanan datang.
"Selamat ulang tahun, tuan Kim" kepala chef datang dan mengucapkan selamat untuk Joon oppa.
"Terima kasih. Masakan anda terlihat lezat" balas Joon oppa.
Kami kemudian makan malam bersama. Menikmati kue ulang tahun buatan Jimin.
Keluarga seperti inilah yang selalu aku inginkan. Keluarga yang lengkap. Ada ayah, ibu dan anak-anak yang berkumpul bersama.
Aku tak pernah tau siapa ayahku. Dulu aku pernah bertanya kepada ibu. Siapa ayahku? Di mana dia?
Ibu menceritakan sesuatu yang membuatku jadi membenci ayah. Ayah meninggalkan ibu begitu saja saat ia mengetahui ibu mengandung diriku.
Ayah dan ibu tidak pernah menikah. Jadi ibu tidak bisa menuntut apa-apa. Karena itu ibu selalu menasehati diriku untuk tidak berhubungan intim sebelum menikah. Ibu tak ingin kejadiannya terjadi lagi padaku. Cukup ibu saja.
Tak mudah bagi ibu untuk membesarkan diriku. Saat kakek (ayah dari ibu) tau ibu mengandung dan mempertahankan diriku, ia mengusir ibu keluar karena ibu tidak mau menuruti keinginan kakek untuk mengaborsi diriku.
Ibu sudah tidak diakui anak lagi oleh kakek. Ia dicoret dari kartu keluarga.
Ibu ... Aku merindukanmu ...
Air mataku menetes.
"Hana ... Kau kenapa?" tanya Joon oppa.
"Aku kangen ibu" aku menjawab sambil menyeka air mataku.
"Apa kau mau mengunjungi rumah abu ibu besok?" "Aku akan menemanimu" kata Joon oppa.
"Apa oppa sudah sehat?" aku mencemaskan kesehatannya.
"Kau tak usah kawatir" "Kondisiku saat ini sudah cukup fit" "Walaupun belum 100% pulih" jawab Joon oppa.
"Iya ... Sudah lama saya tidak berkunjung ke rumah abu ibu" "Aku ingin memperkenalkanmu ke ibu" "Maaf ... Aku tidak menyiapkan hadiah untuk oppa"
"Tidak apa-apa" "Kehadiranmu di dekatku itu sudah merupakan hadiah terbesar yang pernah aku terima dalam hidupku"
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.