Hana, Sasa dan Kiki kembali ke apartemen Hana.
Hana merasa lebih baik bila mereka tetap berada di tempatnya. Walaupun sepertinya Sasa dan Kiki lebih betah bila berada di rumah tuan Kim. Karena sejak lahir mereka sudah tinggal di sana.
Ting ... Tong ...
"Siapa, ya?" tanya Hana melalui interkom.
"Saya mengantar paket untuk ibu Hana"
Aku tidak menunggu paket. Apa tuan Kim yang mengirimkannya?
Hana membuka pintu. Pria itu masuk ke dalam rumah. Hana sempat menghalangi pria itu. Tapi yang terjadi adalah pria itu membius Hana.
Hana sempat memberontak tapi akhirnya tidak sadarkan diri.
Saat ia tersadar, ia mendengar tangisan Sasa dan Kiki. Mereka sangat ketakutan.
Di mana ini?
Ruangannya sangat pengap.Pria itu tidak sendiri. Ada satu orang lagi.
Pria itu menelpon tuan Kim "Anak-anak anda kami culik. Siapkan uang sebesar satu miliar dalam bentuk uang lama"
Setelah beberapa lama ...
"Anda belum menyiapkannya?"
"Apa anda tau apa yang bisa terjadi pada anak-anak anda dan ibu mereka?"
"Berbuatlah sesuka hati kalian. Mereka itu bukan anak-anakku" jawan tuan Kim.
Tuan Kim membuangku?
Ia lebih memilih hartanya daripada anak-anaknya sendiri?Kedua pria itu tersenyum nakal ke Hana. Pikiran kotor mereka menguasai otak mereka.
"Dia itu bekas tuan Kim"
"Tapi aku pengen tau rasanya"Kedua pria itu mendekati Hana.
🌼🌼🌼
Tuan Kim terbangun dari mimpinya. Keringat dingin keluar dari pelipisnya.
Hanya mimpi
Untunglah hanya mimpiIa segera menuju ke kamar Hana. Kamar itu kosong. Tidak ada Hana maupun Sasa dan Kiki.
"Hana?" tuan Kim bertanya kepada salah satu pelayan.
"Nyonya, Sasa dan Kiki di taman, tuan" pelayan itu memberitahu tuan Kim
Tuan Kim segera menuju ke taman. Ia berlari ke arah Hana.
Ia memeluk erat Hana. Lama dan sangat erat.
"Tuan ... Tolong lepas ... Saya merasa sesak"
Tuan Kim sedikit melonggarkan dekapannya.
"Ijinkan aku memelukmu lebih lama lagi"
