39 : Gagal Mempertahankan

43 12 77
                                    

Kamis, 31 Oktober 2024
.
Kembali pada malam Jumat!
.
Malam jumat terakhir di bulan Oktober ..
.
Jangan lupa Votmen ya, guys!
..
.
Happy and Enjoy♡
———————————

Satu minggu telah berlalu, dan hari ini Kiara kembali bersekolah. Meski hati dan pikirannya masih dipenuhi kenangan tentang mendiang kakaknya, ia tahu bahwa tanggung jawab sebagai seorang pelajar tak bisa diabaikan.

Ia sudah kembali ke Semarang pada hari Minggu kemarin, diantar oleh keluarga Raka yang dengan penuh perhatian memastikan semuanya baik-baik saja.

Dalam perjalanan pulang, Kiara merasa beragam emosi bergelora di dalam dirinya—perasaan cemas, rindu, dan harapan bercampur menjadi satu. Meskipun berat meninggalkan kenangan indah di Kota kembang itu, ia tahu bahwa hidupnya harus terus berjalan di kota yang baru.

Kini, Kiara tinggal hanya bersama sang Ibu di rumah besar ini untuk sementara waktu. Meskipun rumah tersebut atas nama Ayahnya, kesepakatan sementara harus diambil mengingat Ibunya belum memiliki tempat tinggal lain setelah perceraian. Kiara melihat bagaimana Ibunya berusaha untuk menyesuaikan diri dengan keadaan baru, begitu juga dirinya.

Pagi yang cerah di hari senin. Kiara melangkah masuk ke ruang kelasnya dengan perasaan campur aduk.

Teman-teman sekelasnya menyambutnya dengan senyum, meski beberapa di antara mereka terlihat khawatir.

Kiara berusaha tersenyum, tetapi dalam hatinya, ia merasa seolah membawa beban yang sangat berat. Ia tahu semua orang di sekolahnya sudah mendengar kabar tentang perceraian orang tuanya, dan ia tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaannya kepada mereka.

Setelah upacara selesai, semua murid kembali pada kelasnya masing-masing.

Kiara berjalan beriringan bersama teman-teman kelasnya yang terus mengeluh panas dan gerah karena upacara tadi. Keributan mereka tak membuat Kiara terusik dari lamunannya.

Upacara tadi berjalan lebih lama dari biasanya karena pelepasan jabatan purna pengurus periode lama disertai pelantikan anggota OSIS periode baru dilaksanakan.

Ia ingat betul bagaimana Argi menyampaikan pidato terakhirnya, mewakili anggota OSIS periode lama dengan sangat lugas dan aura wibawa yang sangat terpancar.

Tak terasa hari ini jabatan kakak kelasnya itu sudah berakhir, dan kasus yang hampir mencelakai dirinya dan pemuda itu di hari pertama sekolahnya, belum terpecahkan hingga saat ini. Entah siapa yang berniat buruk menjatuhkan guci pada mereka, namun ada sedikit rasa percaya dalam hatinya jika yang melakulan itu— bukan manusia.

── ✦ ──

Bel istirahat menggema di seluruh penjuru sekolah, memanggil para murid untuk bergegas keluar kelas. Mereka berhamburan, masing-masing menuju tempat favorit, kebanyakan tentu ke kantin untuk mengisi perut yang kosong.

Namun, Kiara berbeda. Hari ini, ia memilih tetap tinggal di kelas, tubuhnya terasa berat, dan selera makannya semakin hilang entah ke mana. Andai sekarang dirinya ditimbang, mungkin berat badannya sudah berkurang dua atau tiga kilogram dari beberapa hari yang lalu.

Dengan lelah, ia menelungkupkan kepala di atas meja, kedua tangan menjadi satu-satunya bantal yang ia butuhkan.

Sebagian besar teman-teman sekelasnya sudah keluar, entah menuju kantin atau tempat lain yang menjadi tujuan. Hanya tersisa segelintir murid, termasuk dirinya, Mita, dan Banugusti yang tampak sibuk dengan satu laptop di meja Mita. Keduanya asyik tenggelam dalam pembahasan program kerja organisasi mereka.

Just Me (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang