41 : Keusilan Rabella

27 6 25
                                    

Kamis, 14 November 2024

Kembali lagi pada Malam Jumat!

Siap baca? Tandai typo ya, dan jangan lupa Vote dan komennya ...

Happy And Enjoy
——————————


Argi sedikit terkejut saat melihat Kiara tiba-tiba berpindah ke sebelah kirinya dan Ia bergeser ke posisi Kiara sebelumnya. Namun, ia memilih untuk tidak bertanya, mengira Kiara hanya ingin bertukar posisi untuk meminta sesuatu kepada ibunya, yang kebetulan berada di depannya tadi.

Sedangkan Kiara, baru bisa menghembuskan napas lega saat mereka akhirnya berada di dalam rumah makan itu. Hal serupa juga terjadi pada Argi sebelumnya; makhluk itu sempat mengendus celana panjang yang dikenakan Argi, entah apa tujuannya.

Kini Kiara menatap Argi dengan wajah penuh rasa bersalah dan meminta maaf. “Maaf ya, Mas. Tadi aku sebenarnya mau bilang sesuatu ke Ibu, tapi sempat terlupa. Mumpung ingat, jadi aku langsung pindah ke posisi Mas.”

“Iya, nggak masalah,” jawab Argi. “Ada yang terjadi di sekolah tadi, ya?”

Kiara menggeleng. “Bukan, tapi yang lainnya. Aman kok, Mas. Hehe ...”

“Kalau ada yang mengganggu di sekolah atau hal lain yang berkaitan dengan sekolah, bilang saja ke saya. Siapa tahu saya bisa membantu,” ujar Argi dengan nada serius, menunjukkan kepeduliannya.

'Kalau tentang hal ghaib, bisa bantu, Mas?' 

Kiara hanya bisa bertanya hal itu dalam hati, tak mungkin juga Argi paham dengan masalah itu.

“Iya, terima kasih atas kepeduliannya, Mas Argi,” balas Kiara dengan tulus.

“Nah, itu Aksata!” Danta menunjuk sebuah meja panjang yang terletak di samping jendela, sesuai informasi yang diberikan anak sulungnya lewat pesan tadi. Mereka berempat segera menghampiri meja tersebut.

Seorang lelaki dengan postur tegap dan pakaian kemeja formal yang masih melekat pada tubuhnya yang duduk di sana langsung berdiri untuk menyambut mereka di tengah keramaian.

“Pah,” sapa Aksata ramah sambil menyalami tangan Danta.

“Salim juga sama Tante Neva, teman Ayah,” titah Danta kepada Aksata, yang kemudian menyalami tangan Neva dengan sopan.

Danta mempersilakan Neva dan Kiara duduk, diikuti Argi yang memilih duduk bersebelahan dengan Kiara. Formasi di meja ini adalah Neva, Kiara, dan Argi bersebelahan, berhadapan dengan Danta dan Aksata.

“Nah, ini dia anak sulungku, Va,” kata Danta sambil menepuk pelan bahu Aksata.

“Saya Aksata, Tante. Aksata Danuar Sukmoro,” perkenalnya dengan percaya diri.

Neva tersenyum senang. “Salam kenal, Mas Aksa. Nama Tante Neva.”

Tatapan Aksata beralih pada Kiara. “Ini anak Tante, ya?”

“Iya, namanya Kiara. Kiara, salaman dulu sama Mas Aksata!” titah Neva.

Dengan sedikit canggung, Kiara dan Aksata saling berjabatan tangan. “Aku Kiara, Mas. Salam kenal.”

“Salam kenal juga. Kalian satu angkatan sama Argi?” tanya Aksata.

“Beda,” jawab Argi dan Kiara serentak.

“Dia adik kelasku,” lanjut Argi, dan Aksata mengangguk paham.

Tak lama kemudian, seorang pelayan dari tempat makan itu menghampiri meja mereka. Mereka mulai memilih makanan dari daftar yang tersedia. Semua hidangan terlihat sangat menggugah selera dalam gambar di buku menu.

Just Me (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang