Momo mengerutkan kening, "Siapa? Perasaan aku tidak memanggil orang.."
Hening sejenak. Momo, Sana dan Mina saling melempar tatapan. Sampai suara pintu yang terbuka mengalihkan atensi, membuat mereka bertiga termasuk Tzuyu menoleh.
Dua pria berseragam biru masuk ke dalam yang membuat keempatnya terkejut bukan main.
"Selamat siang, Nona. Kami dari kantor kepolisian.." Salah satu dari mereka menunjukkan kartu identitasnya.
"K-kenapa bisa ada polisi di sini?" Sana memberanikan diri untuk membuka suara walaupun lidahnya mendadak terasa kelu.
"Kami mendapat laporan bahwa telah terjadi kasus pencurian di sini pada kemarin malam yang dilakukan oleh Nak Tzuyu."
Momo, Sana, dan Mina mengalihkan pandangan mereka ke Tzuyu yang nampak pucat. Mata gadis itu pun berkaca-kaca tanda akan menangis.
"Siapa yang memanggil kalian?" Mina berusaha untuk tetap tenang dalam situasi yang mencekam ini.
"Aku yang menghubungi mereka." Seorang pria muncul dari balik pintu dan berdiri di sebelah pak polisi.
"Maaf sudah mendengar perbincangan kalian tadi, aku tidak sengaja," sambungnya.
"Budi.."
Pria itu adalah Budi, sekretaris pribadi Mina. Mereka bertemu di Korea dan menjadi teman baik.
"Tolong bawa perempuan itu, Pak." Budi menunjuk Tzuyu yang mematung terdiam di tempatnya.
"Baik, Pak." Kedua polisi itu pun menghampiri Tzuyu.
Bisa dilihat dari tangannya yang gemetar bahwa gadis itu sedang merasa ketakutan. Lehernya seolah dicekik hingga ia tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Berhenti sampai di situ!" Mina berdiri di depan Tzuyu, menghalangi polisi yang ingin membawa 'tunangannya' pergi.
"Jangan coba-coba mendekat, atau aku tidak akan segan untuk menyakiti kalian."
Tatapan yang setajam pisau, membuat kedua polisi itu terdiam di tempat karena mereka takut dengan Mina.
"Mina-"
"Bawa mereka pergi dari sini," perintah Mina.
"Tapi-"
"Sekarang!"
Budi menghembuskan nafasnya dengan kasar, "Kalian boleh kembali ke kantor, Pak. Maaf telah merepotkan."
Ketiganya pun keluar dari ruangan itu. Begitu pintu ditutup, suasana hening menyelimuti, hingga terdengar suara tangisan.
Mina langsung berbalik, memeluk Tzuyu dan menepuk-nepuk pelan punggungnya.
"Uljima.."
"Sekarang sudah tidak apa-apa." Mina mengelus pelan kepala Tzuyu.
"Kami pergi sebentar!" Sana menarik Momo keluar dari ruangan, mereka pergi ke supermarket terdekat.
"Bisa kau ceritakan apa yang terjadi?" tanya Mina selembut mungkin.
"N-nee unnie.."
Mereka berdua duduk di sofa, Mina mendengarkan cerita Tzuyu sambil menenangkannya.
Beberapa menit kemudian, Momo dan Sana kembali membawa sebuah kantung berisikan camilan.
Mina bangkit dari duduknya dan menghampiri kedua sahabatnya untuk menceritakan alasan kenapa Tzuyu mencuri.
"Tzuyu, kemarilah," panggil Sana.
Tzuyu berdiri dari duduknya, menghampiri tiga orang itu dan duduk di kursi depan meja Momo.
"Jadi intinya kau perlu uang untuk biaya berobat kakakmu, kan?" tanya Sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Mommy (Satzu)
Fanfiction[ SUDAH TERBIT ] Chou Tzuyu harus menjadi sugar baby dari seorang wanita yang berusia 20 tahun demi membayar biaya pengobatan sang kakak. (This work has nothing to do with the idols real life)