40

2.8K 277 22
                                    

"Bagaimana keadaan Momo unnie?" tanya Tzuyu.

"Eoh? Untuk apa kau menanyakan dia?" Mina balik bertanya.

"Hanya memastikan.." Mina mengangkat sebelah alisnya mendengar jawaban dari Tzuyu.

"Kan Momo unnie menyukai Sana unnie."

Ucapan Tzuyu membuat Mina membulatkan mata. Ia terdiam sejenak, lalu membuka suara.

"Bagaimana kau bisa tahu?"

"Itu terlihat jelas.. Momo unnie selalu menunjukkan ekspresi datarnya padaku."

"Dia juga terlihat tidak suka saat aku dekat dengan Sana unnie," tambah Tzuyu.

Kesunyian melanda mereka berdua. Tzuyu beralih ke Mina yang sedari tadi tidak mengalihkan pandangannya dari langit malam.

"Hah.." Helaan nafas terdengar dari Mina.

"Momo sedang mandi." Tzuyu mengangguk merespon perkataan gadis itu.

"Kau kembalilah ke kamarmu, Tzu. Sudah hampir larut malam."

"Nee.. selamat malam unnie."

~

Sana yang baru terbangun dari tidurnya, merubah posisinya menjadi duduk lalu mengerjapkan matanya.

Melihat ke sekeliling ruangan, kekasihnya tidak dapat ditemukan di mana pun.

Sana melepas selimut yang menutupi tubuhnya, dan angin dari pendingin ruangan langsung menerpanya, membuatnya menggigil.

Sana mencoba bangkit dari kasur untuk pergi ke kamar mandi, tetapi tidak bisa. Tenaganya sudah habis karena kegiatan tadi.

Tiba-tiba saja perutnya terasa sakit. Sana memegangi perutnya, matanya terpejam erat menahan rasa sakit.

Sana pun membaringkan tubuhnya dengan harapan sakit di perutnya akan segera menghilang.

Tidak lama kemudian, perutnya tak lagi terasa sakit. Sana membuka matanya dan kembali ke posisinya semula.

Sebuah kertas yang terletak di atas nakas mengambil atensinya. Sana pun meraih kertas tersebut.

Tertera nama sang kekasih di atas kertas itu. Karena penasaran Sana membukanya dan melihat isinya.

Saat sudah selesai membaca surat tersebut, Sana terdiam. Rasa panik tiba-tiba saja menyerangnya.

Baru saja Sana ingin bangkit dari tempatnya, perutnya kembali terasa sakit. Kali ini lebih sakit daripada sebelumnya.

"Agh!"

"T-tzuyu.."

Tanpa disadari, air mata mengalir keluar dari matanya. Dan semakin deras setiap detiknya.

"Tzuyu.. k-kau di mana?"

Pikiran buruk langsung menghantui dirinya begitu mengingat isi surat yang dibacanya.

"J-jangan meninggalkanku.."

Saat ini Sana sedang kelelahan, jadinya dia menjadi lebih sensitif dan mudah overthinking.

Sana melirik jam di dinding yang menunjukkan pukul dua belas malam. Pikiran buruknya tentang Tzuyu semakin menjadi-jadi. Perlahan pandangannya menjadi buram.

Krek..

Pintu kamar hotel tiba-tiba saja terbuka, senyum Sana mengembang ketika melihat sosok sang kekasih.

Tzuyu membalikkan tubuhnya dan betapa terkejutnya ia melihat Sana yang nampak lemas.

Gadis Chou itu langsung berlari menghampiri sang kekasih yang wajahnya sungguhlah pucat.

Sugar Mommy (Satzu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang