Segera aku mendongakkan kepalaku ke sumber suara yang sudah pasti berasal dari Tzuyu.
Ya.. itu suaranya, tidak salah lagi.
Itu benar-benar suaranya..
"Tzu-"
Aku tidak menyelesaikan ucapanku karena melihat Tzuyu masih dalam posisi yang sama.
Senyumanku yang tadinya mengembang, menghilang secara perlahan. Sepertinya aku terlalu berharap..
"Shasha.. aku di sini.."
Suara Tzuyu yang memanggilku dengan lembut lagi-lagi masuk ke dalam indra pendengaranku.
Tapi kulihat Tzuyu masih tidak sadarkan diri, dia sama sekali tidak bergerak.
"Saranghae.."
Merasa ada yang tidak beres, kucoba untuk mengguncangkan tubuhnya dengan pelan.
"T-tzuyu..?" panggilku.
Namun, tak ada balasan darinya. Tentu saja tidak ada karena Tzuyu masih terpejam.
"Shasha!"
Lagi-lagi, suara Tzuyu terdengar. Suaranya terus menggema di dalam kepalaku, memanggilku dengan lembut.
"T-tzuyu kau di mana?" Aku bertanya, tetapi hasilnya tetap sama, masih tak mendapatkan jawaban darinya.
Kupejamkan mataku, mengambil nafas dan menghembuskannya perlahan lalu membuka mata. Tzuyu masih belum sadarkan diri.
"Aku di sini!"
Lagi, suaranya..
"K-kau d-di mana?"
Lagi-lagi, air mataku mengalir dengan deras. Semakin deras setiap mendengar suaranya.
"Aku di sini!"
"D-di mana k-kau!? T-tunjukkan dirimu!"
Aku bangkit dari kursi, mengedarkan pandanganku ke sekeliling ruangan untuk mencari keberadaan Tzuyu.
Tetapi Tzuyu tak kunjung muncul. Hanya suaranya yang terasa begitu nyata yang terus menggema di dalam kepalaku.
Beep!
Suara alat yang aku takutkan akan berbunyi mengambil atensiku. Dengan cepat aku menoleh ke alat perekam aktivitas jantung yang letaknya di sebelah kanan kasur.
Mataku membulat melihat garis lurus pada alat tersebut. Alat itu terus mengeluarkan bunyi yang membuatku sangatlah panik.
"D-DOKTER! C-CEPATLAH K-KEMARI!"
Tubuhku melemas seketika yang membuatku harus berpegangan pada kursi.
Rasa takut menyelimuti diriku. Segera aku menggeleng ketika pikiran buruk muncul dalam benakku.
Aku tidak siap jika harus kehilangan Tzuyu. Aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpa kehadirannya.
Tidak lama kemudian, dokter datang dan dia langsung memeriksa Tzuyu menggunakan stetoskop.
"B-bagaimana keadaannya, Dok?"
Sang dokter menyimpan stetoskopnya kembali pada tempatnya, lalu menatapku sendu.
"Maaf.."
Mataku membulat ketika mendengar sepatah kata yang keluar dari mulutnya.
"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin.."
Brak!
Sangking syoknya, aku jatuh terduduk ke atas lantai bersamaan dengan air mata yang mengalir deras.
![](https://img.wattpad.com/cover/281873764-288-k988836.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Mommy (Satzu)
Fanfiction[ SUDAH TERBIT ] Chou Tzuyu harus menjadi sugar baby dari seorang wanita yang berusia 20 tahun demi membayar biaya pengobatan sang kakak. (This work has nothing to do with the idols real life)