45

2.4K 240 44
                                    

"Kau mandilah dulu Tzuyu. Pakai saja pakaianku," ujar Sana. "Aku akan memasak makan malam."

"Nee unnie." Tzuyu pun naik ke lantai atas.

Setelah selesai mandi, Tzuyu turun ke bawah dan melangkahkan kaki menuju ke dapur.

Terlihat Sana yang sedang berjinjit, berusaha meraih bumbu masak yang terletak di lemari atas. Tzuyu mendekati Sana dan mengambilkan itu untuknya.

Sana secara otomatis menoleh ke belakang, terlihat Tzuyu yang tersenyum padanya.

"Aigo~ pendeknya pacarku ini."

Sana mengambil bumbu masak yang Tzuyu serahkan dengan kasar lalu berbalik menghadap kompor.

"Kamu aja tuh yang ketinggian."

Sana pun memasukkan bumbu masak ke dalam panci yang berisikan makanan.

"Gak apa kok jadi pendek. Soalnya orang pendek itu rata-rata imut."

Tzuyu memberikan backhug pada Sana lalu menempatkan dagunya di pundak gadisnya itu.

"Dasar sweet talker.."

Suasana kemudian menjadi hening. Sana fokus memasak sedangkan Tzuyu memperhatikan kekasihnya itu.

Tidak lama kemudian, Sana mematikan kompor dan melepaskan sepasang tangan yang melingkar di perutnya.

"Mau ke mana unnie?"

Sana menghentikan langkahnya, berbalik menghadap sang kekasih dan tersenyum padanya.

"Mau ganti baju."

Tzuyu hanya beroriah. Sana pun melanjutkan langkahnya menuju ke lantai atas.

Tak butuh waktu lama untuk Sana kembali ke dapur. Ia pun menghampiri sang kekasih.

"Sedang apa?"

"Sedang menyiapkan-"

Perkataan Tzuyu terhenti begitu ia melihat Sana. Gadis itu langsung beralih memandangi kompor.

"Sedang menaruh makanan di piring.."

"Biar kubantu." Sana sedikit bergeser ke samping agar dapat lebih dekat dengan kekasihnya.

Merasakan sesuatu, Tzuyu melirik kecil ke samping. Ia langsung menggelengkan kepalanya setelah melihat hal tersebut.

"Ayo makan."

Sana membawa sepiring makanan itu menuju ke meja makan diikuti oleh Tzuyu. Menaruh piring tersebut ke atas meja lalu mengambil tempat duduk.

Tzuyu yang baru saja duduk sangatlah terkejut karena Sana tidak duduk di kursi melainkan di pangkuannya.

"Nih sumpit."

Sana menoleh ke belakang untuk menyerahkan peralatan makan kepada kekasihnya itu.

"Tzuyu?" Sana memanggil, tetapi tidak ada balasan darinya.

"Eoh?"

Ketika Sana menepuk pundaknya barulah Tzuyu tersadar dari lamunannya.

"Kenapa melamun?" Sana sedikit memiringkan kepalanya.

Tzuyu menggeleng, ia pun mengambil sumpit tersebut. "Gomawo."

Sana mengalihkan pandangannya ke depan dan memulai aktivitas makan malamnya.

Mereka berdua pun makan malam diliputi dengan suasana hening. Tak butuh waktu lama untuk mereka selesai makan.

Sana bangkit dari pangkuan Tzuyu, mengambil peralatan makan yang kotor hendak membawanya ke wastafel dapur untuk dicuci.

Sugar Mommy (Satzu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang