37

3.8K 318 74
                                    

Mendapat pengakuan cinta dari Tzuyu, membuat Sana terkejut bukan main.

Suasana menjadi hening. Sana berpikir keras, mempertimbangkan ucapan gadis di hadapannya itu.

Tentu, itu adalah hal yang selama ini sangat ingin dia dengar dari Tzuyu.

Dirinya sudah terlanjur terluka karena ditolak dan juga diabaikan oleh Tzuyu.

Tetapi, ia masih sangat mencintai orang yang berdiri di hadapannya saat ini.

Keraguan.

Itulah yang dirasakan oleh Sana saat ini. Dia sedikit ragu untuk menerima Tzuyu.

(Apakah dia benar-benar mencintaiku? Atau dia hanya mempermainkanku saja?)

Banyak pertanyaan yang muncul dalam benaknya sekarang ini.

Sementara itu Tzuyu menatap Sana dengan tulus, menunggu jawabannya apa pun itu.

Beberapa menit telah berlalu dan Sana tidak juga membalas, yang membuat Tzuyu mulai panik.

"Tidak mau.."

Deg!

Rasanya, dadanya sesak, mendengar jawaban dari Sana. Sangatlah sesak, seakan tak bisa bernafas.

Sungguh menyakitkan.

Apakah ini yang Sana unnie rasakan? Rasa sakit yang begitu luar biasa ini?.. batin Tzuyu bertanya-tanya.

"E-eoh.. a-ah.. baiklah unnie.."

Mata Tzuyu berkaca-kaca, diikuti dengan kepala yang menunduk.

Sana menolaknya.

Padahal, Tzuyu sudah mendapat kesempatan hari itu, saat di rumah sakit.

Tetapi ia malah menyia-nyiakannya. Dan tidak akan ada kesempatan kedua..

"Tidak mau nolak maksudnya.."

Tzuyu segera mendongakkan kepala, memandang Sana yang menatapnya dengan penuh cinta.

"J-jinjja?" Tzuyu bertanya, memastikan apa yang didengarnya itu benar.

Setetes air mata berhasil lolos dari matanya. Bukanlah air mata kesedihan melainkan air mata kebahagiaan.

"Mulai hari ini, detik ini, menit ini, malam ini juga, kita berdua resmi menjadi sepasang kekasih."

Sana POV

Aku menarik dagu Tzuyu dan..

Chu~

Bibirku mendarat di bibirnya.

Tzuyu tersentak kaget dengan perlakuanku yang tiba-tiba, tapi kemudian dia memejamkan matanya.

Kupejamkan mataku lalu mengalungkan tanganku di tengkuknya.

Entah sejak kapan tangannya berada di pinggangku, menarik tubuhku untuk menghapus jarak yang ada di antara kita.

Yang tadinya hanya menempel saja, sekarang berubah menjadi lumatan-lumatan kecil. Terasa lembut, dan tidak terburu, dipenuhi dengan rasa cinta.

Satu tangan Tzuyu berpindah ke belakang kepalaku, menekannya pelan untuk memperdalam ciuman kami.

Merasakan kantung oksigen yang menipis, kutekan bahunya cukup kuat, dan Tzuyu langsung melepas tautan bibir kami.

Nafas kami tidak beraturan dikarenakan sesi ciuman tadi. Pundak kami pun naik turun.

Tatapan kami bertemu, manik mata hitamnya menatap dalam ke milikku. Dalam diam, kami saling menatap dengan penuh cinta.

Senyumanku mengembang ketika dia tersenyum padaku. Jantungku berdegup dengan kencang, senyumnya begitu manis hingga membuatku meleleh.

"Saranghae.. Sana-ya."

Dia berucap yang membuatku merasakan adanya kupu-kupu berterbangan di sekitar perutku.

"Nado saranghae, Tzuyu-ya.."

Aku membalas, kemudian menangkup pipinya dan mengelusnya perlahan.

Tangan Tzuyu yang berada di pinggangku dengan perlahan turun ke bawah. Melewati pinggul dan semakin ke bawah.. lalu berhenti.

Tubuhku menegang merasakan dinginnya telapak tangannya yang berkontak dengan pahaku.

"Boleh, kah..?" Dia meminta izinku.

Tatapan Tzuyu nampak berbeda dari sebelumnya. Kali ini tatapannya menggelap.

Aku terdiam, karena tidak tahu harus menjawab apa.

"Unnie?" panggilnya, yang tak kunjung mendapat jawaban dariku.

"Kau tidak mau..?"

Segera aku menggelengkan kepalaku ketika mendengar ucapannya.

"Jadi??"

Aku terkekeh melihat raut kebingungannya. Sangat imut menurutku.

"Kenapa tertawa? Apa ada yang lucu?" Dia bertanya masih dengan raut yang sama.

"Kaulah yang lucu, Tzuyu-ah.."

"Aku mau melakukannya. Hanya saja.."

Aku menggantung ucapanku yang membuatnya memandangku penuh penasaran.

"Aku sedang datang bulan.."

Raut wajahnya langsung berubah menjadi murung, dan bahkan bibirnya mengerucut.

Uh! Imut sekali..

"Tapi bohong.."

Ucapanku membuatnya melebarkan mata. Aku tertawa lepas begitu mengingat ekspresi lucu yang dia buat.

"Haha- YAK!"

Tiba-tiba saja Tzuyu menggendongku, ala bridal style. Aku reflek mengalungkan tanganku di tengkuknya.

"Tzuyu!?"

"Turunkan! Apa yang kau lakukan?"

"Tzuyu?!"

Aku memanggil dirinya yang sedang menatap lurus ke depan, namun tidak dia pedulikan.

Tahu tahu saja kami berdua sudah berada di dalam. Tzuyu menutup pintu balkon, lalu menatapku.

Tatapannya.. seperti predator yang siap menyantap mangsanya..

"Aku akan menghukummu malam ini juga.."

Dia berucap dengan suara beratnya ditambah dengan seringainya yang membuatku merinding.

"Tzu- Akk!"

Tzuyu melempar tubuhku ke atas kasur. Dan.. ya, kalian sudah tahu kan apa yang terjadi selanjutnya?

~~~

Author POV

Sana mengambil nafas, lalu menghembuskannya perlahan. Tubuhnya dipenuhi dengan keringat.

Seluruh tenaganya terkuras. Baru saja mendapat 'hukuman' dari sang kekasih.

Saat nafasnya sudah stabil, Sana membuka matanya dan hal pertama yang muncul dalam penglihatannya adalah wajah kekasihnya.











T.B.C

Sugar Mommy (Satzu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang