Tzuyu yang baru bangun tidur segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah selesai, Tzuyu mengambil dompetnya yang berada di bawah sofa dan membukanya.
"Hanya ada lima ribu won.."
"Pasti gak cukup kalau mau beli sarapan kayak kemarin.." Tzuyu hanya bisa menghela nafas.
Diletakkannya dompetnya ke tempat semula lalu keluar dari rumah.
Tzuyu POV
Aku berlari dengan sangat kencang, pergi ke suatu tempat yang berjarak lumayan jauh dari rumah.
Kalau tidak salah ada kedai yang menjual satu porsi makanan dengan harga lima ribu won.
Kemungkinan membutuhkan waktu satu jam untuk sampai di sana. Begitu juga untuk pulang ke rumah.
Jadi aku pasti akan sampai di rumah saat jam delapan. Akan gawat kalau aku keseringan terlambat masuk kampus.
Bisa saja beasiswaku dicabut dan yang lebih parahnya lagi adalah aku akan dikeluarkan dari kampus.
Aku lumayan sering terlambat karena bangun kesiangan dan itu pun karena aku bekerja sampai malam.
Untung saja pak Agus mengetahui kondisiku, jadinya dia memperbolehkanku masuk kelas.
Pak Agus berbohong kepada pemilik kampus kalau aku selalu datang tepat waktu. Karena itulah aku tidak pernah mendapat hukuman dari pemilik kampus.
Tapi itu urusan nanti, sekarang Jihyo unnie prioritasku, aku harus membelikannya sarapan pagi.
Roti di dapur sudah habis semua. Mungkin saja karena aku dan Jihyo unnie keseringan makan roti.
Semoga saja aku bisa sampai di kampus sebelum jam sembilan.
Setelah berlarian selama satu jam-an, akhirnya aku sampai di sebuah kedai.
Kakiku rasanya ingin patah, tubuhku dipenuhi dengan keringat dan nafasku tidak beraturan.
Tak ingin membuang waktu, langsung saja aku masuk ke dalam kedai. Di dalam semua meja sudah ditempati.
Pasti makanan di kedai ini nikmat. Pasalnya kedai ini tidak terlalu besar tapi ramai akan pengunjung.
"Annyeonghaseo.." sapa sang kasir.
"Annyeong.." balasku sembari mendekatinya.
Kulihat daftar menu yang tertempel pada meja kasir.
"Satu cheese kimbap."
"Tunggu sebentar ya."
Aku duduk di kursi, menunggu pesananku selesai disiapkan.
Beberapa menit kemudian..
Sudah tiga puluh menit berlalu dan pesananku belum juga siap. Pengunjung kedai menjadi sedikit.
Matahari sudah terbit dan memancarkan sinarnya. Langit yang tadinya gelap menjadi terang.
"Ini pesanan anda, Nona."
Akhirnya..
Aku langsung berdiri dari kursi, menaruh uang yang sudah sedari tadi aku pegang di atas meja kasir dan mengambil pesananku.
Buru-buru aku keluar dari kedai. Dengan kecepatan tinggi aku berlari ke rumahku.
Setibanya di rumah, cepat-cepat aku menyiapkan sarapan untuk Jihyo unnie. Ia masih tertidur jadinya kutaruh saja di atas nakas.
Aku mengambil tasku di sofa dan berlari keluar dari rumah. Tidak lupa untuk mengunci pintu rumah.
Dengan kecepatan tinggi aku berlari menuju ke kampus. Sudah dipastikan aku terlambat.
Aku hanya bisa berharap, semoga saja pak Agus membiarkanku lolos kali ini.
Belum tentu beliau tidak akan menghukum diriku yang sering terlambat ini.
~
Author POV
Tzuyu baru saja sampai di kampus, pundaknya naik turun dan nafasnya tidak beraturan.
Tadi pagi dia sudah berlari dan sekarang dia juga berlari lagi. Sudah pasti tenaganya terkuras habis.
Belum lagi kemarin dia tidur larut malam. Itu pun karena habis pulang dari kerjanya.
Tzuyu memejamkan matanya, berusaha untuk menghirup udara sebanyak mungkin.
Saat nafasnya sudah stabil, Tzuyu masuk ke dalam kampus dan berlari lagi menuju ke kelasnya.
"Semoga pak Agus membiarkanku lolos kali ini, semoga pak Agus membiarkanku lolos kali ini.." batin Tzuyu.
Cukup lama berlarian, akhirnya Tzuyu sampai di depan pintu kelasnya.
Tzuyu baru saja ingin membuka pintu kelas, tetapi pintu lebih dulu terbuka dari dalam.
Sontak Tzuyu terkejut ketika melihat siapa orang yang berada di depannya saat ini.
"Akhirnya kamu datang juga," ucap pria tersebut sambil melipat lengannya.
"P-pak K-kim.."
Pria tersebut adalah pemilik kampus ini, namanya Pak Kim. Seketika kaki Tzuyu melemas, sudah pasti dia akan mendapat hukuman.
"Masuk," perintah pak Kim.
Tzuyu pun melangkah masuk ke dalam dengan kaki yang terasa begitu berat serta kepala yang tertunduk.
Gadis itu berdiri di depan papan tulis dengan tatapan lurus ke depan. Suasana kelas sangatlah sunyi.
Setelah menutup pintu, Pak Kim berjalan mendekati Tzuyu dan berdiri di hadapannya.
"Kamu tahu jam berapa ini?" tanya pak Kim sedikit meninggikan suaranya.
"T-tidak pak.." jawab Tzuyu jujur karena dia memang belum melihat jam.
Pak Kim menghela nafasnya. "Sekarang sudah jam sebelas, Chou Tzuyu."
"Saya sudah tahu kalau kamu sering terlambat dan pak Agus sama sekali tidak memberikanmu hukuman." Tzuyu melebarkan mata mendengar ucapan pak Kim.
Sekujur tubuhnya gemetaran saat ini. Tzuyu hanya bisa pasrah, sudah pasti dia akan dikeluarkan dari kampus.
"Kau dan pak Agus akan ku-"
"Papa!" Tzuyu sangat mengenali suara tersebut, itu adalah suara teman sebangkunya, Kim Dahyun.
"Hah.. baiklah kau boleh duduk. Jangan ulangi lagi hal ini, Nak Tzuyu. Anda juga, Pak Agus."
"Saya permisi." Pak Kim pun keluar dari kelas.
Tzuyu menghela nafas lega. Buru-buru ia menuju ke bangkunya dan duduk di atasnya.
"Gomawo unnie.." bisik Tzuyu.
"Bukan masalah," ucap Dahyun dengan senyuman.
Pelajaran pun dilanjutkan dan pak Agus lah yang mengajari para murid.
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Mommy (Satzu)
Fanfiction[ SUDAH TERBIT ] Chou Tzuyu harus menjadi sugar baby dari seorang wanita yang berusia 20 tahun demi membayar biaya pengobatan sang kakak. (This work has nothing to do with the idols real life)