55

3.8K 265 54
                                    

Sana dan Tzuyu sedang berada di perusahaan Mimosa, di dalam sebuah ruangan yang berukuran sedang.

Terdapat meja berukuran besar di tengah ruangan, banyak makanan dan minuman di atasnya.

"Tzuyu?" panggil Mina.

"Wae unnie?" sahut Tzuyu.

"Kenapa wajahmu kelihatannya pucat?" Mina nampak khawatir.

"Oh.. karena orang ini.." Tzuyu menunjuk orang di sampingnya yang tak lain adalah kekasihnya.

Mina menatap Sana dan menaikkan sebelah alisnya bermaksud untuk meminta penjelasan darinya.

Sana tak menjelaskan melainkan malah memeluk erat kekasihnya serta memberikan Mina tatapan tajam.

"Ehh?" Mina jelas kebingungan.

"Hah.. baiklah akan kujelaskan.."

"Tadi pagi Sana unnie teriak-teriak gak jelas yang ngebuat aku kebangun. Aku nanya tapi Sana unnie gak jawab dan malah ngoceh-ngoceh gak jelas. Tiba-tiba aja Sana unnie cium aku dan tahulah apa yang terjadi selanjutnya.." jelas Tzuyu panjang kali lebar.

"Mimpi buruk?" Mina menebak.

Sana mengangguk pelan, tatapan tajam masih setia ia berikan pada sahabatnya itu.

"Apa?"

"Kau dan Tzuyu berciuman.."

"Oh.. pantas aja tadi aku gak dibolehin meluk Tzuyu.."

"Andwe!"

Chaeyoung yang berada di sebelah Mina tiba-tiba saja berteriak yang tentunya membuat tiga orang lainnya kebingungan.

"Mina unnie milikku!"

Chaeyoung memeluk Mina dengan erat, membuat Mina terkekeh melihat kelakuan gadis itu.

Kabarnya Mina dan Chaeyoung sedang menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih.

Dan ya.. kabar itu benar.

"Tenang saja.. Tzuyu sudah aku anggap sebagai adik." Mina mengelus-elus kepala kekasihnya.

"Uhuh.. adik, ya?" Mina tersenyum menanggapi sindiran Sana.

Sementara mereka berempat mengobrol, dua orang di sofa ujung ruangan saling diam.

Tidak ada diantara mereka yang ingin memulai percakapan. Momo sibuk menyantap makanan sedangkan Dahyun menatapi langit-langit ruangan.

Bagaimana mereka berenam bisa berkumpul? Hari ini adalah hari anniversary perusahan Mimosa.

Dahyun mengalihkan pandangannya ke orang yang duduk di sampingnya itu.

"Jokbal di pagi hari?"

Momo menoleh ke samping, tatapannya dan tatapan Dahyun bertemu.

"Ya.. mau?" tawar Momo.

Dahyun tidak menerima ataupun menolak melainkan malah menatap Momo, membuatnya merasa gugup.

Rasa panik langsung menyerang Momo ketika Dahyun mengikis jarak wajah mereka.

Momo menegang saat nafas hangat Dahyun mengenainya. Jarak wajah mereka sangatlah dekat, hidung keduanya telah bersentuhan dan bibir mereka berdua hanya beberapa senti saja.

Dahyun menjulurkan lidahnya, menjilati saus yang menempel pada bibir bawah Momo.

"Enak.."

Sebelum Dahyun sempat memundurkan wajahnya, Momo memegang belakang kepalanya dan menyatukan bibir mereka.

Tentu saja Dahyun terkejut bukan main. Kedua matanya membulat dengan sempurna.

Lumatan kecil pun terjadi, Dahyun yang terbuai perlahan memejamkan matanya.

Momo juga, tangannya yang satu lagi ia taruh di pinggang Dahyun, mengikis jarak tubuh mereka.

"Yaak!"

Sana berteriak membuat Momo dan Dahyun segera menghentikan ciuman panas mereka.

Keduanya menoleh ke arah yang berlawanan dan mengatur nafas mereka yang tidak beraturan.

"Cari kamar kalau kalian ingin begituan!"

"Kalau begitu kami permisi.." Dahyun bangkit dari sofa dan menarik Momo keluar dari ruangan.

~

"Makanannya sudah siap?"

Mendengar suara lembut itu membuatnya menoleh ke belakang, anggukan pelan ia berikan.

"Unnie kenapa pakai pakaian kayak gitu?" Tzuyu menatap kekasihnya dari bawah sampai ke atas.

"Ya gapapa."

Tzuyu menghampiri kekasihnya, dibukanya jaket yang ia pakai dan memakaikannya pada sang kekasih.

"Gapapa, huh? Kita lagi di balkon, anginnya kencang pula. Masa pakai tank top sama celana pendek?"

Sana tertawa, kemudian tersenyum lebar, kekasihnya sangat perhatian padanya.

"Malah ketawa.. nanti sakit gimana?"

Tzuyu mengalihkan pandangannya ke langit malam kota Seoul. Sana segera menghampirinya, berdiri di belakangnya dan memeluk kekasihnya itu.

"Miane~"

Sana berjinjit dan mendekatkan wajahnya ke telinga Tzuyu, membisikkan sesuatu.

"I became a bad girl.."

"Punish me daddy~"

Tiupan panjang diberikannya yang membuat Tzuyu merinding. Sana mengendurkan wajahnya dan kembali menapaki lantai balkon.

"Unnie.."

Sana menyeringai ketika mendengar nafas sang kekasih yang tidak beraturan.

"Hm?"

"Jangan menggodaku.. unnie bilang malam ini kita akan makan-makan.."

"Kekeke~ mian mian~" Sana menautkan tangannya dengan tangan kekasihnya itu.

"Aku lapar~ ayo makan jagung bakar!" Sana menarik Tzuyu menuju meja yang ada di tengah-tengah balkon.

~

Sana yang selesai menggosok gigi segera kembali ke balkon dan berdiri di sebelah kekasihnya.

Tzuyu melepaskan pegangannya pada pagar balkon, ia menautkan tangannya dengan tangan Sana.

"Beberapa detik lagi tahun baru." Sana mematikan ponselnya dan menaruhnya di kantung celananya.

Pandangan mereka berdua tertuju ke depan, menatapi langit malam kota Seoul.

Tak lama kemudian, langit menjadi bercahaya karena kembang api. Yang membuat pemandangan menjadi semakin indah.

"Selamat tahun baru!" seru Sana.

"Semoga di tahun yang baru ini aku bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama Sana unnie."

Sana dan Tzuyu sama-sama menoleh ke samping, membuat tatapan mereka bertemu.

Mereka berdua melakukan kontes menatap, mata keduanya dipenuhi dengan cinta.

Tzuyu meletakkan tangannya di pinggang kekasihnya, sedangkan Sana mengalungkan tangannya di tengkuk Tzuyu.

Malam itu kembang api di langit menjadi saksi bisu ciuman penuh cinta Sana dan Tzuyu.















[ The End ]


















Terima kasih buat yang sudah membaca cerita ini. Terima kasih juga buat yang sudah vote dan komen.

Sugar Mommy (Satzu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang