05

4.1K 434 35
                                    

Tzuyu mengelilingi kota ditemani dengan sinar rembulan. Sekarang sudah malam hari, hanya beberapa menit lagi sampai tengah malam. Cuaca menjadi lebih dingin.

Perempuan bertubuh tinggi itu sudah menentukan tempat di mana dia akan melakukan perbuatan tidak terpuji.

Mau bagaimana lagi, di dalam benak Tzuyu hanya ada kakaknya. Dia tidak peduli sekalipun harus melakukan pencurian.

Hal yang penting baginya sekarang ini adalah membawa kakaknya ke rumah sakit agar dapat dirawat.

Tzuyu telah memikirkan rencana yang matang, ia jamin tidak akan ketahuan. Dia akan mencuri di Mimosa corporation. Sebentar lagi Tzuyu akan melancarkan aksinya.

Hal buruknya adalah Tzuyu tidak tahu bahwa perusahaan yang ingin dirampoknya itu adalah perusahaan nomor satu di Korea.

Sekarang ini Tzuyu sedang duduk di bangku yang ada di depan gedung perusahaan.

Hanya ada beberapa satpam yang berjaga di pintu masuk, Tzuyu bisa menangani mereka dengan mudah.

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Tzuyu dengan hati-hati mendekati seorang satpam yang berdiri membelakanginya.

Tzuyu memukul satpam itu menggunakan tongkat kayu yang ditemukannya.

Setelah menyeret tubuh sang satpam ke belakang perusahaan, Tzuyu melucuti pakaiannya dan memakainya.

"Maaf pak, aku benar-benar harus melakukan ini.." Tzuyu bergegas masuk ke dalam, menuju ke lantai lima menggunakan lift.

Setibanya di lantai teratas, buru-buru Tzuyu berjalan ke ruang pribadi. Tak disangka, pintunya tidak dikunci, padahal Tzuyu berniat untuk mendobraknya.

Ini sudah malam hari, sudah pasti pemilik perusahaan telah pulang, begitu pikir Tzuyu.

Perlahan Tzuyu masuk ke dalam, lampu tidak menyala, hanya cahaya dari bulan yang menerangi ruangan tersebut.

Tzuyu melangkah ke ujung ruangan, di mana terdapat brankas berukuran kecil di samping lemari.

Sudah pasti itu terkunci, cara membukanya adalah dengan memasukkan enam nomor.

Tzuyu menekan tombol-tombol tersebut dan brankas itu terbuka hanya dengan sekali percobaan, menampakkan banyak tumpukan uang.

Tak menyangka berhasil membuka brankas tersebut, Tzuyu reflek mundur beberapa langkah, lalu melihat sekeliling ruangan untuk memastikan kalau tidak ada orang.

Baru saja Tzuyu ingin mengambil semua uang itu, kedua matanya menangkap dua figur yang ada di bawah.

Terlihat seorang wanita dan seorang laki-laki kecil. Tzuyu menebak kalau mereka berdua adalah ibu dan anak.

Sang anak mengangkat sebungkus roti berukuran kecil yang ditemukannya dengan senyuman lebar, sedangkan sang ibu menatapnya dengan senyuman tulus.

Sang anak berbalik, ia membuka bungkus roti itu, membelahnya menjadi dua dan memberikan satu pada ibunya.

Keduanya duduk di lantai yang dingin, memakan roti sambil mengobrol sesekali tertawa.

Tzuyu tersenyum melihat pemandangan mengharukan itu. Dirinya seolah baru saja terlepas dari pengaruh iblis jahat yang merasuki tubuhnya.

Dalam keadaan suka mau pun duka, jika dilewati bersama orang yang berharga pasti akan terasa menyenangkan.

Seharusnya Tzuyu mendengarkan ucapan kakaknya dan tidak nekat untuk melakukan hal yang berisiko seperti ini.

"AAAAA!"

Tiba-tiba terdengar sebuah teriakan yang membuat Tzuyu tersadar dari lamunannya.

Sana POV

Sugar Mommy (Satzu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang