24

2.8K 332 17
                                    

Aku menutup mulutku, tatapanku beralih ke Tzuyu. Sungguh aku tak menyangka kalau orang yang kubilang mirip dengan Ju-wi ternyata memanglah Ju-wi.

"K-kau.. J-ju-wi..?" ucapku tak percaya.

Perlahan aku menghampiri Tzuyu. Pipiku sudah basah akibat air mata yang tak bisa aku tahan.

Kupeluk dia dengan erat, sudah berapa lama aku tidak merasakan kehangatan ini.

"A-aku tidak m-menyangka.." Aku melepas pelukanku dan menatap Tzuyu dengan senyuman.

"A-aku S-shasha.." Dadaku terasa sesak ketika melihat raut bingungnya.

Mungkin saja dia lupa karena sudah lama tidak bertemu. Tak apa, itu wajar..

"Shasha..?"

Aku tersenyum, setelah sekian lama akhirnya aku bisa mendengar panggilan itu lagi.

"Siapa..?"

Jleb!

Sakit. Itulah yang kurasakan ketika mendengar ucapan Tzuyu. Rasanya sangat sesak.

"I-ini aku!"

Aku terdiam, sungguh aku kecewa. Dengan mudahnya Ju-wi melupakanku padahal dulu kami sangatlah dekat.

"Lihatlah ini.." Kuturunkan lengan baju kananku.

Di pergelangan tanganku terpasang gelang kunci yang merupakan pasangan dari gelang gembok yang kuberikan pada Ju-wi.

"K-kau juga punya kan..?" Kuturunkan lengan baju kiri Tzuyu.

Aku mendekatkan pergelangan tanganku dengan pergelangan tangan Tzuyu.

"K-kau sudah ingat?" Air mataku mengalir dengan deras.

Tidak! Tidak boleh!

Dia tidak bisa melupakanku begitu saja setelah membuatku merasakan perasaan yang bernama cinta ini.

Aku mencintainya dari dulu sampai sekarang, perasaan ini tak pernah berubah dan tetap sama.

Tzuyu menepis lenganku dan mundur beberapa langkah. Dadaku terasa sesak. Rasanya sangatlah sakit..

Apakah dia membenciku?

Kenapa dia menepis lenganku?

Raut wajahnya terlihat seolah dia tidak menerima fakta ini.. seolah dia tidak menyukaiku..

Kulihat Tzuyu mencengkram kepalanya. Tubuhnya terhuyung ke sana kemari.

Dan..

"T-tzuyu!" teriakku ketika Tzuyu tiba-tiba saja pingsan.

Dengan cepat aku berlari ke arah Tzuyu dan menangkap tubuhnya yang hampir jatuh ke lantai.

Kugendong Tzuyu dan berlari menuju ke pintu, berniat untuk membawanya ke dokter.

"Sana-ya!" panggil Mina yang membuatku berbalik.

"Baringkan dulu saja."

Kuikuti perintah Mina, membawa Tzuyu menuju ke sofa dan membaringkannya di atasnya.

Aku duduk di atas sofa, membuat Momo harus berdiri. Kuletakkan kepala Tzuyu di atas pahaku. Lalu menatap wajahnya yang terlihat pucat. Apakah dia sedang sakit?

"Kau sudah memberinya makan?" Aku mendongak, menatap Momo yang raut wajahnya datar.

"B-belum.. aku ketiduran tadi.." Aku lupa untuk memberinya makan walau sudah diingatkan oleh Mina. Mungkin itu penyebab Tzuyu pingsan.

"Kita tunggu sebentar lagi saja. Kalau Tzuyu tak juga bangun berarti keadaannya cukup serius dan harus diperiksa dokter." Mina berucap dengan raut wajah khawatir.

Sugar Mommy (Satzu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang