Menangis dalam waktu yang lama membuat Sana kelelahan. Sekarang ini dia sedang tertidur di sofa, dengan paha Momo sebagai bantal kepala.
Momo menundukkan kepalanya, menatapi wajah menawan Sana dengan senyuman.
"Aigo~ lihatlah matamu yang sembab karena terlalu lama menangisinya.." gumamnya.
Gadis Hirai itu mengelus pelan pipi Sana, lalu menyenderkan tubuhnya ke sofa.
Ruangan menjadi gelap karena lampu dimatikan. Hanya lampu tidur yang berada di atas nakas yang menerangi.
Suasana sangatlah hening sekarang ini. Jam menunjukkan pukul sembilan malam, para pasien pasti sedang beristirahat di ruangan masing-masing.
Tzuyu masih belum sadarkan diri, sekarang ini dia sedang terbaring dengan lemah di atas kasur.
Tidak lama kemudian, terdengar suara tetesan air yang perlahan semakin membesar.
Langit menjadi semakin gelap. Air hujan turun dari atas langit, membasahi permukaan bumi.
Langit memilih untuk mengeluarkan tangisannya malam ini setelah sekian lama menahannya.
Padahal kemarin langit sedang dalam kondisi yang bagus. Sinar matahari yang memancar terang tetapi tidak begitu panas, angin yang berhembus tidak terlalu kencang dan terasa sejuk.
Langit seolah mirip dengan seorang perempuan yang bernama Hirai Momo itu.
Kemarin-kemarin dirinya baik-baik saja karena dia dapat menghabiskan waktu dengan orang yang dicintainya.
Tapi tidak untuk hari ini, dia sedang tidak baik-baik saja. Hatinya hancur berkeping-keping.
Tanpa disadari, air mata mengalir keluar dari matanya, membasahi pipinya.
Tangisan yang sedari tadi ia tahan pecah juga. Gadis dengan nasib malang itu menangis dalam diam.
Cukup lama Momo menangis, ia memutuskan untuk menyudahinya sebab tak ingin membuat matanya sembab.
Tiba-tiba saja pintu terbuka, Momo segera mengusap matanya menggunakan bajunya.
"Momo? Kau sudah tidur kah?" bisik Mina.
"Belum.." Suara Momo terdengar serak.
Mina masuk ke dalam, menutup pintu dengan perlahan lalu menghampiri Momo.
"Kau tidak lapar? Ingin makan di luar?" Mina bertanya ketika dia sudah berada di depan Momo.
Mina tidak dapat melihat rupa sahabatnya dengan jelas karena ruangan yang minim akan pencahayaan.
"Aku sedang tidak ingin makan.." Momo menjawab yang membuat Mina melebarkan mata.
Pasalnya Momo adalah orang yang sehari pun tidak bisa jauh dari yang namanya makanan.
Porsi makan Momo pun bisa dibilang cukup berbeda dari orang biasanya. Porsi makannya banyak layaknya kuli bangunan.
"Ehh? Kau sehat? Apa Owow sedang merasukimu? Atau hantu rumah sakit yang sedang memasuki tubuhmu? Mungkin hantu itu tidak suka makanan?"
"Sana sedang tidur dan tidak mungkin kita meninggalkannya begitu saja.." Momo berbohong.
Dia tidak menerima ajakan Mina karena dia memang sedang tidak nafsu makan.
"Tidak apa, dia pasti akan tertidur nyenyak. Lagi pula kita akan makan di dekat sini." Mina berucap, namun tak ada balasan dari Momo.
"Hah.. baiklah aku yang traktir, kau bisa makan sepuasnya."
"Nah, itu tau.."
Momo memindahkan kepala Sana ke atas sofa terlebih dahulu sebelum bangkit dari duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Mommy (Satzu)
Fanfiction[ SUDAH TERBIT ] Chou Tzuyu harus menjadi sugar baby dari seorang wanita yang berusia 20 tahun demi membayar biaya pengobatan sang kakak. (This work has nothing to do with the idols real life)