20

3K 319 14
                                    

Mobil ambulan telah tiba. Jihyo segera dibawa oleh dua perawat wanita menggunakan kasur pasien.

Tzuyu bergegas mengikuti Jihyo. Begitu juga dengan Mimosa. Sayangnya Tuan Myoui tidak bisa ikut karena dia harus mengurus Tuan Chou dan temannya.

Di luar rumah..

Kedua perawat tersebut memasukkan kasur pasien ke bagasi mobil, lalu salah satu dari mereka masuk ke dalam. Tzuyu juga ikut masuk karena ingin menemani sang kakak.

Mimosa yang baru saja tiba, merasa bingung karena mobil ambulan belum juga berangkat.

Mina bergegas menghampiri bangku supir. Terlihat seorang perawat yang sedang berdiri di depan pintu mobil.

"Suster!" panggil Mina.

Perawat tersebut menoleh ke belakang. Terlihat jelas dari raut wajahnya kalau ia sedang panik.

"A-ada apa nona?"

"Kenapa kalian tidak juga berangkat!?" Mina tanpa sadar meninggikan suaranya karena terbawa emosi.

Suster tersebut menundukkan kepalanya, "Maaf, Non. Supir ambulan sedang terjebak macet panjang.." ucapnya yang membuat Mina kebingungan sekaligus emosi.

Mina ingin sekali memarahi suster ini, tapi ia tahan karena kalau orang sedang menjelaskan harus didengarkan sampai selesai.

"Tadi supir kembali ke rumah sakit karena ada urusan. Tapi, saat ingin kembali ke sini, jalanan menjadi macet padahal sebelumnya tidak begitu," jelas sang suster yang membuat Mina menghela nafas.

"Kau bisa menyetir?" Mina berusaha untuk mencari solusi dari masalah ini.

"Tidak bisa.." Mina menghela nafasnya sekali lagi.

"Kau punya kunci mobil ambulan?" Suster itu mengangguk menanggapi Mina.

"Berikan."

Sang suster buru-buru mengambil kunci mobil dari kantungnya dan memberikannya pada Mina.

Mina mengambil kunci tersebut dan masuk ke dalam mobil. Sang suster ikut masuk, mengambil tempat di sebelah Mina.

Setelah Momo dan Sana masuk ke bagasi mobil, barulah Mina melaju ke rumah sakit.

Tak butuh waktu lama untuk mereka sampai. Seorang perawat pria bergegas menghampiri mereka. Pintu bagasi dibuka oleh pria tersebut. Dengan hati-hati ia menarik kasur pasien keluar dari mobil dibantu oleh dua suster.

Ketiga perawat itu buru-buru mendorong kasur pasien masuk ke dalam gedung rumah sakit.

Tzuyu serta Mimosa segera turun dari mobil dan menyusul Jihyo. Mereka menuju ke ruang UGD di mana Jihyo yang harus dioperasi berada.

Setibanya di depan ruang UGD, lampu berwarna merah tanda bahwa operasi sedang berlangsung.

Momo dan Sana duduk di kursi depan ruangan sedangkan Mina dan Tzuyu berdiri.

Tzuyu yang sangat khawatir dengan kondisi kakaknya tentu tidak bisa diam saja. Gadis itu mondar-mandir di depan pintu.

~

Sekarang sudah tengah malam dan operasi belum juga selesai padahal telah berlangsung cukup lama.

Tzuyu sangatlah risau, pikiran buruk mulai menghantui dirinya.

Momo masih terjaga sedangkan Sana tertidur dengan kepala yang bersandar pada bahu Momo.

Mina masih berdiri di tempatnya, tapi bedanya kali ini kedua tangannya terkepal erat.

"Mba, sini-sini." Mina memanggil seorang suster yang berada tak jauh dari tempatnya.

Suster tersebut pun 
menghampirinya. "Ada apa ya, Mba?"

"Panggilkan pemilik rumah sakit ini." Ucapan Mina tentunya membuat sang suster terkejut.

"Ada apa ya? Kalau ada sesuatu mba bisa ngomong ke say-"

"Cepat panggil dia atau aku sendiri yang akan menghampirinya." Tatapan setajam pisau itu membuat bulu kuduknya berdiri.

"B-baiklah, tunggu sebentar.."

Tak lama kemudian..

"Siapa orang yang sudah memanggilku untuk kemari?" Suara yang familiar itu membuat Mina mengerutkan kening.

Mina berbalik. Matanya membulat saat berkontak mata dengan seorang pria yang ia kenali.

"Oh? Lama tak bertemu, Mina-chan." Pria tersebut menampilkan senyumannya.

Momo, Sana yang baru bangun, serta Tzuyu hanya memperhatikan keduanya dari jauh. Tak ingin mengganggu mereka berdua.

"Kau! Pemilik rumah sakit ini??" seru Mina.

"Masa kau tidak tahu rumah sakit temanmu sendiri eoh, Mina-chan?" Pria itu menaikkan sebelah alisnya.

"Ini rumah sakit nomor satu di Korea, huh? Operasi saja lama sekali." Mina memutar bola matanya.

"Maaf untuk itu," ucap pria itu sambil tersenyum.

"Beri aku waktu sepuluh menit untuk menyelesaikan operasinya." Mina tersenyum remeh mendengar ucapan temannya itu. Itu sangat tidak mungkin.

Pemilik rumah sakit pun masuk ke dalam ruangan operasi. Tak lama beberapa pegawai keluar dari ruang UGD. Terlihat dari raut wajah mereka kalau mereka terkejut bos mereka mengambil alih operasi.

Sepuluh menit kemudian, lampu ruangan UGD berubah menjadi warna hijau.

Hal itu membuat semuanya apalagi Mina terkejut bukan main.

Pintu ruangan UGD terbuka, teman Mina keluar dari dalamnya dengan baju operasi yang dipenuhi darah.

Keempatnya langsung menghampirinya. Jantung mereka berdebar dengan kencang, terlebih lagi Tzuyu. Gadis itu sangatlah cemas.

Teman Mina mengambil nafas, lalu menghembuskannya dengan perlahan.

"Akan kuberitahu hasil operasinya.."

















T.B.C

Sugar Mommy (Satzu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang