53

2K 225 12
                                    

Orang tersebut menghentikan langkahnya ketika sampai di depan papan tulis.

Ditatapnya para murid yang tertegun karena melihat dirinya, dengan senyuman manis.

"Perkenalkan nama saya Kim Sana. Mulai hari ini saya akan mengajar kalian."

Seketika suasana kelas menjadi ramai karena murid laki-laki maupun perempuan berteriak.

Sementara itu Tzuyu menatap kekasihnya dengan mulut yang terbuka lebar.

Dahyun dan Chaeyoung menoleh ke arah sahabat mereka bermaksud ingin meminta penjelasan.

Melihat itu mereka berdua langsung tahu kalau Tzuyu tidak mengetahui akan kedatangan Sana.

"Mohon tenang semuanya. Pelajaran akan segera dimulai."

Pelajaran pun berlangsung dengan Sana yang sesekali melirik kekasihnya yang memandang keluar jendela.

Terkadang mata keduanya bertemu, tetapi Tzuyu langsung memutus kontak mata mereka.

~

Bel berbunyi tanda bahwa pelajaran pertama telah usai. Waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba.

Sana baru saja bangkit dari kursi, tapi ia kembali terduduk karena banyak murid yang mengerumuninya.

Murid-murid tersebut mengajukan banyak pertanyaan padanya yang dengan senang hati Sana jawab.

Setelah selesai berurusan dengan para murid, Sana bergegas menuju ke kantin.

Di kantin, suasana amat ramai. Sana melihat ke sekeliling, mencari keberadaan kekasihnya.

Namun, Tzuyu tak dapat ditemukan di mana pun. Tiba-tiba saja seorang pria menghampiri Sana.

"Sendirian aja, Bu Sana?"

"Iya, Pak."

Sana menjawab tanpa memperhatikan pria itu, dirinya sibuk mencari keberadaan sang kekasih.

Tidak lama kemudian, Sana melihat Tzuyu yang berjalan bersama Dahyun dan Chaeyoung.

Baru saja Sana ingin mengejar kekasihnya, tangannya dipegang oleh pria itu. Sana menatapnya datar.

"Boleh nanya bu?"

"Ya."

Sana melepas tangan pria itu dan kembali memandang ke arah kekasihnya. Sialnya, Tzuyu tak lagi terlihat.

~

Pintu rumah Sana dibuka oleh sang pemilik rumah, Sana melangkah masuk ke dalam rumahnya.

Terlihat sang kekasih yang sedang menuju ke dapur. Sana langsung menghampirinya.

Dipeluknya kekasihnya itu yang membuat Tzuyu menghentikan langkahnya.

"Kok pulang sendiri sih? Aku kan mau ngajak kamu pulang bareng."

Tzuyu tak menjawab pertanyaan Sana dan malah melepas tangan yang melingkar di perutnya.

"Ehh?"

Sana amat kebingungan, sebab Tzuyu mengabaikannya dan melanjutkan langkahnya menuju dapur.

"Mwoyaa, aku dikacangi?" Sana segera mengejar kekasihnya.

Sementara itu, Tzuyu yang baru tiba di depan kulkas, tergerak untuk membukanya.

Tzuyu kemudian menutup pintu kulkas dan membalikkan tubuhnya. Ia reflek mundur mendapati Sana berdiri tepat di hadapannya.

Sana maju beberapa langkah, Tzuyu tak bisa mundur lagi karena punggungnya telah menyentuh kulkas.

Mau kabur pun tidak bisa karena Sana meletakkan tangannya di sisi kiri dan kanannya.

Tzuyu menatap kekasihnya yang menggembungkan pipinya serta mengerutkan alisnya itu.

Tzuyu berusaha untuk kabur namun tak bisa karena Sana menempelkan tubuh mereka berdua.

Jarak wajah keduanya menjadi sangat dekat, bibir mereka berdua bahkan hampir bersentuhan.

"Wae?" tanya Tzuyu dengan raut datarnya.

"Jawab dulu pertanyaanku kalau mau pergi dari sini," ujar Sana dengan tatapan mengintimidasi.

"Pertanyaan apa?"

"Jangan pura-pura bodoh, Tzu."

Tzuyu menghela nafas. "Kenapa gak pulang sama para 'fans' kamu aja?"

Mendengar ucapan Tzuyu, saat itu juga Sana tahu kalau kekasihnya itu sedang cemburu.

"Ngapain cemburu, hm? Aku kan cuma milik kamu," ucap Sana sambil tersenyum.

"Ngapain pula jadi guru? Di kampusku pula." Tzuyu memutar malas bola matanya.

"Sesureprise, sayang~"

"Surprise itu harusnya kayak surprise, bukannya kayak gini.."

"Kamu gak suka?" Tzuyu menggeleng.

"Kok gak suka sih? Kan kamu bisa ngeliat aku sepanjang hari."

"Maksudnya para 'fans' yang ngeliat?"

Sana tidak membalas ucapan Tzuyu dan malah tersenyum pada kekasihnya itu.

"Padahal sudah jadi milik aku, tapi masih aja dideketin."

"Pak dosen apalagi.. inget istri di rumah pak, masih aja ngedeketin milik orang."

Sana terkekeh. Dipeluknya sang kekasih dengan erat. "Tenang aja, aku kan milik kamu."

"Ya ya. Mandilah unnie, ini sudah malam."

~

Sana keluar dari kamar mandi dan menghampiri kekasihnya yang sedang  belajar di meja belajar.

"Belajar lagi?" tanya Sana sambil memeluk kekasihnya itu.

"Baru aja mulai," jawab Tzuyu tanpa menoleh.

"Jadi tadi ngapain aja?"

"Main ponsel, hehe.."

"Semangat belajarnya. Sebentar lagi tidur ya, udah jam sembilan ini."

"Nee unnie."

~

Sana masuk ke dalam kamar sembari membawa segelas susu, menuju ke meja belajar dan menaruh gelas tersebut di atasnya.

"Susu apa itu?" tanya Tzuyu.

"Susuku," jawab Sana sambil menyeringai.

"Bercanda-bercanda, itu susu kemasan."

Tzuyu yang matanya setengah terbuka itu menghabiskan segelas susu dalam sekali tegukan.

Sana mengambil gelas kosong tersebut. Baru saja ingin pergi dari sana, sang kekasih menahannya.

"Jangan pergi.."

Tzuyu menarik ujung bajunya, membuat Sana segera mengalihkan pandangannya ke kekasihnya.

"Shasha.."

Sana menaruh gelas kosong tersebut ke tempatnya semula, lalu menarik dagu sang kekasih.

Mata terpejam erat, kening terkerut, dan mulut yang sedikit terbuka yang terus mengulangi ucapannya.

Sana mengelus pelan kepala kekasihnya itu. Beberapa saat kemudian, Tzuyu tak lagi meracau.

Sana menggendong Tzuyu, membawanya ke kasur dan membaringkannya di atasnya.

Sana juga berbaring, bukan di atas kasur melainkan di atas tubuh kekasihnya.

Dipeluknya Tzuyu dengan erat, kemudian menenggelamkan wajahnya di leher kekasihnya.

Tanpa sadar Tzuyu meletakkan tangannya di punggung Sana, memeluknya dengan erat.

Tzuyu terlentang di atas kasur sedangkan Sana berada di atasnya. Mereka berdua tidur sambil berpelukan.

Posisi yang sama seperti dulu, ketika Sana dan Tzuyu masih berada di TK JYP.











T.B.C

Sugar Mommy (Satzu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang