31

2.5K 267 19
                                    

Pukul lima sore.

Pintu lift terbuka, tiga perempuan asal Jepang itu sampai di lantai teratas restoran bintang lima ini. Lantai sepuluh.

Ketiganya melangkah keluar dari lift. Seorang pria berpakaian serba hitam langsung menghampiri mereka.

Pria itu juga memakai topeng Masquerade berwarna emas yang terbuat dari emas asli.

"Permisi Nona-nona sekalian. Silahkan ikuti saya, akan saya antarkan ke ruang VIP."

Tidak lama kemudian, mereka sampai di depan pintu berukuran cukup besar yang terbuat dari emas asli.

Pintu perlahan dibuka oleh sang pelayan. Isi yang ada di dalam sungguhlah menakjubkan, membuat orang yang melihatnya pasti akan terkagum-kagum.

Sama halnya dengan ketiga perempuan itu. Walaupun mereka lumayan sering datang kemari, tapi mereka selalu terkagum ketika melihat isi di dalam ruangan tersebut.

"Silahkan masuk dan selamat menikmati hidangan Anda." Pelayan itu membungkuk.

Ketiga perempuan itu melangkah masuk ke dalam. Pintu pun tertutup. Mereka bertiga menuju ke sebuah meja yang dekat dengan jendela.

Duduk di sofa bertekstur empuk yang juga terbuat dari emas asli. Semua yang ada di ruangan ini terbuat dari emas asli.

Mulai dari meja, sofa, peralatan makan bahkan lantai ruangan ini. Bahkan ada chandelier besar yang menggantung di langit-langit ruangan ini.

Peralatan makan dapat digunakan oleh para tamu karena sudah terjamin aman.

"Woah! Makanannya sudah dihidangkan di atas meja!" Seseorang berseru.

"Memang seperti itu. Kita kan lumayan sering datang ke sini, Momo-ya~" kata orang di sebelah kanannya.

"Hehe.. tapi sudah lama kita tidak ke sini selama setahun terakhir, Sana-ya~"

Momo dan Sana duduk bersebelahan sedangkan di depan mereka terdapat seseorang yang duduk sendirian.

"Mina-ya~!" panggil Sana.

"Hmm?" Mina merespon tanpa menoleh.

"Yak Mina! Berhentilah memainkan ponselmu," tegur Momo.

Mina berdecak sebal. Dengan terpaksa dia mendongakkan kepala untuk menatap kedua sahabatnya itu.

"Sebentar.."

"M I N A - Y A!"

Baru saja ingin kembali ke ponselnya, Momo dan Sana lebih dulu meneriaki namanya secara kompak.

"Arraseo arraseo! Aku paham dan kalian tidak perlu berteriak juga!"

Mina memilih untuk mengalah dengan menyimpan ponselnya dalam kantung celananya.

"Biarlah.. ruangan ini kedap suara juga." Momo berkomentar.

"Huum.. bener tuh," tambah Sana.

Mina hanya bisa geleng-geleng kepala dan juga tersenyum dengan kelakuan kedua sahabatnya itu.

"Kau lebih bersemangat dari biasanya Momo-ya. Apa karena dia?" Mina menunjuk orang di sebelah Momo.

"Daebak, kau bagaikan ahli sihir saja. Tebakanmu benar!" Momo tertawa, membuat kedua sahabatnya juga ikutan.

"Arigatou Sana-chan~"

Momo memeluk Sana dari samping, Sana pun membalas pelukan sahabatnya itu.

Mina tersenyum melihat keduanya. Akhir-akhir ini Momo dan Sana memang menjadi lebih dekat. Entah karena apa.

Sugar Mommy (Satzu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang