28

2.6K 287 12
                                    

Mina yang baru saja selesai memeriksa keadaan Jihyo, sedang dalam perjalanan menuju ke ruangan Tzuyu.

Tak lama ia sampai di depan ruangan Tzuyu, baru saja ingin membuka pintu, sebuah pemandangan yang mengejutkan membuat aksinya terhenti.

Tubuhnya seketika membeku. Matanya membulat, tidak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya sekarang ini.

Banyak hal bermunculan dalam pikirannya. Dengan reflek Mina mundur beberapa langkah.

"Mina?" Suara seseorang yang tadinya juga muncul di dalam benaknya terdengar.

Mina berbalik. "M-momo?"

Betapa terkejutnya dia melihat sang sahabat berada tepat di hadapannya. Dengan cepat ia merubah ekspresinya, tidak ingin membuat Momo mencurigainya.

"Kau sedang apa?" Momo yang nampak heran itu bertanya.

"Ekhem! Tidak ngapa-ngapain." Mina menjawab sesantai mungkin.

Momo mengerutkan keningnya, bingung dengan tingkah laku Mina yang tidak biasa.

"Kenapa kau terlihat sangat syok tadi? Sikapmu juga aneh.." Momo mulai curiga.

"Aneh dari mana? Sudahlah kau sedang mabuk, mungkin itu hanya khayalanmu saja." Momo mengangguk, masuk akal juga perkataan Mina.

"Kau sedang apa di sini? Katanya mau pulang ke rumah Sana?" tanya Mina.

"Aku ingin mengambil barangku yang tertinggal di dalam," jawab Momo yang membuat Mina terkejut bukan main.

"J-jangan masuk! Besok saja ambil barangnya! Sekarang pulanglah, ini sudah malam."

Suara Mina yang bergetar membuat Momo semakin mencurigainya. Pikirnya pasti Mina sedang menyembunyikan sesuatu.

"Aneh.."

Hanya itu satu kata yang Momo ucapkan sebelum berjalan melewati Mina.

Mina langsung berbalik untuk menghentikan Momo. Tentu saja dia tidak ingin sahabatnya tersakiti. Tetapi terlambat, Momo lebih dulu sampai di depan pintu.

Seketika Momo mematung melihat pemandangan yang menyayat hatinya dari kaca pintu.

Terlihat dengan jelas bahwa orang yang dicintainya sedang berciuman dengan orang lain.

Jelas Momo tahu siapa yang sudah memulai hal tersebut. Orang yang ia cintai, Sana. Terbukti dari ekspresi terkejut Tzuyu.

Posisi keduanya sedikit miring, yang membuat ekspresi mereka berdua dapat terlihat dengan jelas.

Dada Momo terasa sesak. Nafasnya terhenti. Rasanya sungguh menyakitkan.

Momo langsung berbalik, melangkahkan kakinya di lorong rumah sakit ini dengan cepat.

"Baiklah, aku akan mengambil barangku besok saja. Selamat malam."

"Momo! Tunggu sebentar!" Mina bergegas mengejar sahabatnya itu.

Bruk!

Mina meraih tangannya, dan mendorong Momo ke dinding dengan cukup kuat. Lalu menempelkan kedua tangannya ke dinding, mengurung Momo agar ia tak bisa kabur.

"Yah! Apa yang kau lakukan!?" Momo menjerit.

Emosinya meledak saat ini juga. Rasa sedih yang dia terima sudah cukup banyak. Hingga rasa tersebut menumpuk dan berganti menjadi amarah.

Hal yang sekarang ini dia butuhkan adalah pelampiasan. Entah dengan mabuk-mabukan, makan dalam porsi yang banyak, atau lainnya.

Mina terdiam dengan tatapan yang tertuju pada perempuan di hadapannya itu. Dirinya merasa iba pada sang sahabat yang terlihat berantakan.

Sugar Mommy (Satzu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang