Bali 13

817 106 1
                                    

DIRUMAH SINGTO

Singto membanting handphonenya. Dia masih tidak percaya kris mengucapkan kalimat itu. Singto mengambil kembali handphonenya. Dilihat kembali pesan dari kris. Senyuman malu-malu singto tidak pernah luntur. Semenjak pacaran dengan kris, tingkat bahagia singto meningkat.

"Bise buduh rage" ucap Singto

Singto membuka galerinya, terdapat banyak foto kris. Senyum singto semakin merekah.

"Kris jegeg sajan, ajum rage ngelah ngelah"

Semakin lama singto semakin senyum tak jelas. Entah apapun yang berkaitan dengan kris, bisa membuat singto bahagia.

"Belajar dulu lah, biar tenang hati ini"

Singto segera menuju meja belajarnya. Di meja belajar singto ada foto singto dan kris saat mereka memperingati hari raya galungan. Disana terlihat kris sangat cantik bukan tampan.

Singto membuka bukunya. Ibu singto memasuki kamar singto.

"Nah kamu harus sering-sering belajar kayak gini sing, jangan main terus. Kamu harus kayak kris, dia pintar. Masa depan kris juga kelihatannya bagus karena dia sopan sama pintar"

"Iya bu"

"Kamu jadi anak berguna sedikit kenapa sing"

"Maaf bu"

"Ya sudah ibu pergi dulu, bapa bentar lagi pulang"

"Iya bu"

Ibu singto meninggalkan kamar singto. Tangan singto menggengam bolpoin hingga patah. Tanpa di suruh air mata singto turun, singto berpikir, kenapa ibunya tidak pernah melihat kerja kerasnya.

Ayah singto memasuki kamar singto. Ayah singto melihat anaknya yang diam-diam menangis. Ayah singto meletakan plastik yang bisa singto tebak isinya makanan.

"Makan dulu sing, jangan terlalu memaksa diri. Maafin ibu kamu ya"

"Gak papa pa, ibu benar. Singto harus belajar buat masa depan singto sendiri"

"Gapai cita-cita kamu sing, jangan ikuti semua mau ibu"

"Sudah terlanjur pa, biar ibu ngatur hidup aku. Aku sekarang sudah bisa nerima kok"

"Dengerin bapa sing. Hidup kamu punya kamu, bukan punya ibu kamu. Kamu yang jalanin hidup kamu, bukan ibu kamu. Kamu bisa menolak keinginan ibu"

"Bagaimana bisa aku nolak ibu pa? pukulan, tendangan dari ibu udah pernah singto rasain. Singto pernah nolak, tapi apa? singto tetap kalah sama ibu"

"Ya sudah, bapak dukung apapun yang singto jalani"

"Pa, maaf"

"Kenapa sing?"

"Maaf pa, maaf. Singto"

Ayah singto menunggu ucapan selanjutnya dari anaknya.

"Singto suka sama cowok pa, singto gay"

Tampak kaget diwajah ayah singto. Ayah singto terdiam.

"Maaf pa"

"Beri bapa waktu sing, suatu saat bapa pasti bisa nerima kenyataan ini"

"Maafin singto pa"

"Gak papa sing, siapa dia? kris?" tebak Ayah Singto

"Iya pa"

"Yakinin diri kamu, jangan hanya cinta sesaat kamu salah jalan" ucap Ayah Singto bijak

"Iya pa"

"Ya sudah, bapak ke kamar dulu"

"Pa, aku boleh menginap di rumah kris?"

"Boleh"

"Jangan bilang ibu ya pa tentang tadi"

"Iya"

Ayah singto meninggalkan kamar singto dan kembali ke kamarnya. Singto segera membereskan baju sekolah besok dan buku pelajaran. Besok dia akan langsung berangkat dari rumah kris.

(✿ ♡‿♡) BERSAMBUNG(✿ ♡‿♡)

Bise buduh rage : Bisa gila aku

Kris jegeg sajan, ajum rage ngelah ngelah : Kris cantik sekali, bangga aku punya kris

Bali [ Singto x Krist ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang