Bali 62

726 98 15
                                    

Singto terbangun dari pingsannya. Singto melihat ibunya yang menggenggam tangannya. Singto kembali menangis.

"Bu dimana kris?"

"Kamu tenang dulu. Kalau kamu nangis terus kris bisa sedih"

"Dimana kris?"

"Kris baru dipindahkan ke ruang rawat. Kamu pingsan tadi dengar kris kecelakaan"

"Kris gak papa kan bu? Singto mau lihat kris"

"Kris gak papa, cuma belum sadar aja. Nanti dulu, kamu harus makan dulu. Kamu gak malu nanti kalau pingsan depan kris?"

"Selesai makan anterin singto ke ruangnya kris ya bu"

"Iya sing"

Ibu singto segera mengambil makanan yang disediakan oleh rumah sakit. Singto memakan makanannya dengan tenang. Sedikit gelisah karena tidak sabar ingin bertemu dengan kris.

Selesai makan singto segera membujuk ibunya untuk mengantarkannya ke ruang rawat kris. Ibu singto membantu singto untuk berjalan. Sesampainya di ruang rawat kris, singto segera masuk.

Singto melihat kris yang masih memejamkan matanya. Tangan dan kaki kris terdapat perban. Bahkan dahi kris pun diperban. Singto segera menuju samping brankar kris.

"Kris, ayo bangun. Kamu cantik saat tidur. Tapi aku gak mau kamu tidur terus"

"Nanti siapa yang marahin aku? Siapa yang peluk aku? Kamu capek ya sama sifat aku? Nanti singto janji bakal berubah tapi kris bangun ya. Temani singto disini"

"Kris ayo bangun. Ayo makan, nanti kris kurus kalau gak makan"

Orang tua kris hanya menatap singto dengan pandangan iba. Perlahan kris membuka matanya. Menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Singto yang melihat itu segera memeluk kris.

"Akhirnya krisnya singto bangun"

"Sing lepas"

"Kris masih marah sama singto? Singto gak mau lepasin kris"

"Sakit sing tangan aku. Lepas dulu"

Singto segera melepaskan pelukannya. Kris menatap singto dengan tersenyum. Tangan kris yang terpasang infus pun membelai rambut singto.

"Kenapa sih? Bukannya anak kris ini harusnya di kamarnya ya? Kenapa di sini?"

"Singto gak mau ditinggal kris. Makanya singto kesini buat bujuk kris biar nemenin singto disini"

"Kris gak kemana-mana loh. Kris masih nemenin singto disini"

"Kris tau gak? Tadi singto pingsan dengar kris kecelakaan. Terus tadi singto mimpi kris pergi ninggalin singto. Singto takut kris"

"Hey, kris di sini. Temenin singto. Singto udah makan?"

"Udah tadi"

"Pinter anaknya kris"

"Hm, dunia milik berdua ya. Tadi padahal ada yang pingsan loh" ucap Ayah Kris

"Aji diem, singto malu" ucap Singto

"Loh kamu bisa malu sing?" tanya Ibu Singto

"Ibu kenapa ikut-ikutan sih?"

Semua orang disana tertawa melihat tingkah singto. Singto sendiri sibuk memainkan jari-jari kris.

"Kenapa diam?"

"Kris gak malu punya pacar gila kayak singto?"

"Hah pacar? Kita udah mantan singto. Dan sekarang kita cuma temenan. Dengerin kris, kris gak malu sama sekali kenal singto. Percaya sama kris, kalau singto bakal sembuh. Kris temanin sampai sembuh ya"

"Gak, kris pacar singto. Singto gak mau temenan. Singto pacar kris"

Kris segera mendudukan dirinya. Kepala kris mendadak pusing.

"Kris. Kamu belum boleh duduk. Tidur lagi" ucap Ayah Kris

"Gak papa ji, sudah mendingan kok"

"Kris tidur aja. Singto kembali ke kamar aja" ucap Singto.

Sebelum singto melangkah kakinya, kris menahan tangan singto.

"Kita bicara berdua dulu ya. Tunggu" pinta Kris

"Aji, biang, ibu boleh gak kris bicara berdua sama singto?"

"Boleh, setelah itu kamu harus tidur. Efek bius masih ada" ucap Ibu Kris

"Iya biang"

Para orang tua meninggalkan kris dan singto berdua. Kris mulai tersenyum melihat singto.

"Kenapa? Singto ngambek lagi?"

"Gak kris, singto cuma capek"

"Yakin?"

Saat di tanya seperti itu oleh kris, air mata singto menetes.

"Apa salah singto begitu besar kris? Sampai-sampai kris gak maafin singto? Sampai-sampai kris gak mau balikan sama singto? Singto sayang sama kris. Singto gak mau kehilangan kris"

"Singto bakal berubah, singto janji gak bakal nakal kayak dulu lagi. Tapi tolong balik sama singto. Singto gak bisa tanpa kris"

Tangisan singto semakin mengeras.

"Ssstt diam. Dengerin kris dulu. Siapa yang gak sakit diselingkuhin? Kris udah maafin kok. Kris juga gak bakal ninggalin singto. Tapi di sini status kita saja yang beda. Seharusnya dari dulu kris gak punya perasaan ini. Seharusnya kris hadir sebagai teman singto, biar kita gak canggung kayak gini"

Kris tersenyum kepada singto.

"Anak kris sudah besar. Wih anak kedokteran juga kan. Kita hilangin perasaan ini ya sing. Kita mulai dari awal. Kita sahabat"

"Gak kris. Apa harus singto mengemis di kaki kris biar gak putus? Singto tau singto salah. Kris egois. Singto tersiksa ditinggal kris pergi. Singto selfharm. Lucu kan? Anak kedokteran tapi suka selfharm. Singto gak ada apa-apanya tanpa kris. Kalau kris gak mau balik sama singto, singto mati saja sudah. Biar gak sakit lagi"

"Siapa yang ngajarin anak manis kris bicara seperti itu? Siapa? Yang kris tahu singtonya kris gak pernah bahas mati mati saja"

Kris menarik nafasnya.

"Kita balikan kalau singto sudah sembuh. Bukan karena kris malu atau apa. Kris gak mau kalau nanti kris tinggal, singto sakit lagi. Singto harus sembuh total"

"Kris gak boleh pergi" teriak Singto

"Iya kris gak pergi, tapi janji bakal sembuh baru balikan. Jadi semangat sembuhnya"

"Kris tak bohong kan?"

"Gak sing. Jangan bicara seperti tadi lagi sing. Anak manisnya kris itu bicara pasti di filter"

"Iya maaf kris"

Tanpa aba-aba singto segera mencium bibir kris.

"Singto kangen sama kris"

Kris hanya tersenyum menatap singto. Singto mencium kembali bibir pink kris. Singto menggigit bibir kris hingga kris membuka mulutnya. Singto memasukan lidahnya ke mulut kris. Mereka saling memainkan lidah.

Ibu kris dan singto, menatap putra mereka dengan wajah maklum. Setidaknya mereka lega, singto sudah kembali seperti semula.

"Ini masih mending. Pulang liburan kemarin leher anak ku merah semua. Curiga aku, kalau anak ku sudah di unboxing sama singto" ucap Ibu Kris.

"Mereka saling sayang, bodoh aku dulu misahin mereka"

"Sudah masa lalu, sekarang biarin kris yang merawat singto"

Para ibu hanya tersenyum menatap anaknya yang sedang melepas rindu.

(✿ ♡‿♡) BERSAMBUNG (✿ ♡‿♡)

Hay aku update.
Maaf lama update, aku cuma menghargai abang yang lagi penabsihan, makanya aku gak update. setelah ini mari kita nikmati kebucinan abang.

Bali [ Singto x Krist ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang