Indri bersuka cita mendengar Arya dan Naya setuju untuk menikah. Harapannya terealisasi. Ia pun bersemangat menyiapkan segala sesuatunya.
Ela diam-diam lega tapi juga bingung. Lega setidaknya dua putrinya tidak bersitegang seperti kemarin. Yang satu merasa punya andil lebih atas diri yang satu, yang satu sungkan merasa sadar diri selama ini dibiayai. Bingung karena yang ia tahu, ini tidak boleh terjadi.
Anesh menatap Naya dengan tatapan penuh tanya. Anesh berjalan mendekat. Ia bergelayut manja pada Naya seperti biasanya.
"Aunty... Bener apa yang diobrolin Amih sama Mama, kalau Aunty...." Anesh menggantungkan kalimatnya. Naya tersenyum.
"Anesh keberatan?" Tanya Naya pelan.
"Kalau itu bikin Mama happy, Aunty happy, Papa happy, aku juga happy. Tapi apa bener Aunty happy? Si Om gimana?" Tanya Anesh. Naya menarik nafas panjang. "Aunty nggak bilang aja ke Mama, siapa tau Mama nggak maksa Aunty lagi kalau tahu Aunty punya pacar." Saran Anesh, senyum Naya menipis.
***
Persiapan dimulai. Indri sendiri yang mempersiapkan segala sesuatunya. Menjelang hari H kesehatan Indri mulai melemah kembali.
"Papa kan udah bilang, Mama jangan terlalu capek."
"Tapi, Pa."
"Biar nanti Papa suruh Naya yang persiapin sendiri."
"Kok Naya persiapin sendiri?! Papa temenin dong." Ujar Indri dengan nafas mulai memberat.
"Iya, nanti Papa bantu Naya persiapin semuanya." Senyum Indri pun seketika mengembang.
"Nay..." Sapa Reyhan.
"Ehh, A."
"Ngelamun aja, jangan ngelamunin entar juga ngalamin." Canda Reyhan.
"Ihh apaan sih?!" Naya geleng-geleng kepala sembari tersenyum lebar. "Rame, A. Kedainya?"
"Lumayan." Jawab Reyhan sembari memandang ke seluruh penjuru kedainya. Obrolan keduanya pun berlanjut.
***
"Nay..." Panggil Arya di ambang pintu kamar Naya.
"Kak...." Naya meringis.
"Ayo." Ajak Arya.
Prosesi akad nikah yang dirancang Arya pun berlangsung. Hanya dihadiri keluarga inti. Adik dari bapak Indri dan Naya yang ceritanya menjadi wali nikah Naya petang ini.
Meski agak kecewa karena Arya dan Naya menikah secara siri dengan alasan ini itu, salah satunya waktu yang singkat, Indri bersyukur dan tetap meminta kelak nanti Arya mau meresmikan pernikahannya dengan Naya di KUA.
"Papa mau ngapain?" Tanya Indri saat melihat Arya masuk ke kamarnya.
"Tidur."
"Tidur di kamar Naya, Pa."
"Ma, kan di sana ada Anesh. Biar Papa tidur di sini aja ya?"
"Anesh tidur sama Ibu. Ayo sana. Kamu harus adil sekarang."
"Ma..."
"Ayo, Pa..."
Arya mengalah, ia beranjak hendak ke luar kamar menuju kamar Naya. Indri mendesah, hatinya sakit. Tapi ia juga tidak ingin saat ia pergi nanti, orang yang ia sayangi bersama orang yang tidak jelas.
"Kak....?!" Sapa Naya saat berpapasan dengan Arya di ambang pintu.
"Tuh Naya udah nyariin." Seloroh Indri. Naya membulatkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iparku
RomansaAwalnya mereka hanya kakak dan adik ipar tapi bagaimana cerita jika mereka dituntut lebih dari sekedar ipar. Note : Sedikit tips untuk yang membaca cerita ini, diharapkan baca sampai selesai ya. Minimal sampai Reyhan minta Naya berpisah dari Arya. D...