Malam ini sesuai janjinya, Arya mengajak Naya juga Anesh makan malam di luar. Arya tengah menunggu dua perempuan itu bersiap-siap di kamar masing-masing.
"Ayo, Pa." Seru Anesh yang berjalan mendekat disusul Naya di belakangnya. Arya membulatkan mata melihat dua perempuan yang ia tunggu itu keluar dengan penampilan casual. Bak pinang dibelah dua, Naya dan Anesh tampak seperti saudara.
"Hmmmm... Kalian yakin mau makan malam di luar dengan dandanan gini?"
"Emang kenapa?" Tanya Anesh.
"Kalau yang ini sih nggak masalah." Arya menggeser beberapa langkah Anesh dari posisinya semula. "Kalau yang ini, jangan. Bahaya." Ujar Arya sembari menarik Naya. Naya mengernyitkan kening sedang Anesh terbahak.
"Takut dikira lagi ngasuh dua anak ya, Pa?!"
"Nah itu, tahu." Arya menjentikkan jarinya.
"Tapi nyaman pake ini." Ujar Naya.
"Iya, MamNay cantik pake baju gitu. Natural." Anesh mendukung.
"Emang kamu mau MamNay kamu diambil ABG?" Tanya Arya.
"Jangaaaaan." Anesh mengibaskan tangan.
"Ihh apaan sih? Jadi makan di luar nggak nih?" Naya mulai keki.
"Jangan genit tapi." Pesan Arya pada Naya, Anesh terkekeh.
"Bawa anak masa genit." Ucap Naya. "Yuk, Nesh." Naya memberi kode agar Anesh menggandengnya.
"Ayo, Mam."
Sesuai keinginan Anesh, mereka tengah menikmati makanan Korea. Berbeda dengan Anesh yang lahap menyantap berbagai menu Korea, mulut Naya tampak lebih banyak diam daripada mengunyah.
"Kok nggak makan?" Tanya Arya saat mereka tengah berdua, ditinggal Anesh ke toilet restoran berkonsep Korea ternama di kota Sukabumi.
"Nggak begitu suka menunya."
"Lho kalau nggak begitu suka kenapa ke sini?"
"Kasian Anesh, dari kemarin dia pengen makan di sini."
"Ya ampun..."
"Udah nggak apa-apa, nanti aku makan mie instan aja di rumah." Ujar Naya santai. Arya geleng-geleng kepala. Tidak lama Anesh pun kembali dari toilet.
Anesh tampak berbahagia, sebahagia Naya yang dinyatakan lulus dan siap wisuda. Selesai makan malam, mereka segera meninggalkan restoran Korea tersebut.
"Mau pada ke mana lagi?" Tanya Arya.
"Maksudnya?" Naya balik bertanya sembari melirik Arya sekilas.
"Ya siapa tahu mau beli apa dulu gitu sebelum pulang." Papar Arya.
"Nesh, mau beli apa?" Naya bukannya menjawab pertanyaan Arya tetapi malah bertanya pada Anesh.
"Aku kenyang, Mam." Anesh mengelus perutnya.
"Pulang aja deh." Ujar Naya kemudian.
"Yakin?" Tanya Arya memastikan.
"Iya." Naya mengangguk mantap.
"Ya udah, ayo." Ujar Arya sembari mulai menyalakan mesin mobilnya.
Mobil mulai melaju, membelah jalanan kota Sukabumi. Saat akan melewati sebuah restoran fast food, Arya menyalakan lampu sein dan mulai ikut antri di drive thru.
"Mau beli apa, Pa?" Tanya Anesh sembari memajukan badannya ke depan dan menepuk pelan pundak Arya.
"Burger buat MamNay."
KAMU SEDANG MEMBACA
Iparku
RomanceAwalnya mereka hanya kakak dan adik ipar tapi bagaimana cerita jika mereka dituntut lebih dari sekedar ipar. Note : Sedikit tips untuk yang membaca cerita ini, diharapkan baca sampai selesai ya. Minimal sampai Reyhan minta Naya berpisah dari Arya. D...