IK - 23

7K 356 0
                                    

"Pak..." Sapa Lulu.

"Keluarganya sudah sampai?" Tanya Arya sembari lirik kiri dan kanan sesampainya di rumah sakit daerah.

"Belum. Mungkin sebentar lagi."

"Semoga."

"Pak, serius yang saya dengar?" Tanya Lulu kemudian.

"Iya." Jawab Arya yang merasa Lulu sedang bertanya mengenai kabar pernikahannya dengan Naya.

"Selamat ya, Pak."

"Terima kasih."

"Wajar sih mahasiswi UnSu pada patah hati. Bapak kan idola baru mereka."

"Ahh ibu, bisa saja."

"Naya sudah isi?"

"Belum, pengen wisuda tanpa berbadan dua katanya."

"Oalah."

"Pa..." Naya terkejut saat melihat ada Lulu, dosen UnSu juga di sana. Dan lebih terkejut saat melihat Arya baik-baik saja.

"Ehh ini orangnya. Selamat ya Naya. Saya doakan jadi keluarga sakinah mawadah warahmah." Naya mengerutkan dahi tapi cepat dia menjabat tangan Lulu dan berterima kasih. "Kalau begitu saya ke depan dulu untuk cek. Siapa tahu keluarganya sudah datang." Arya mengangguk.

"Ada apa ini? Aku pikir Pa Arya kenapa-napa."

"Emang kamu mau, saya kenapa-napa?!"

"Amit-amit Gusti (Tuhan). Suka sembarangan ya kalau ngomong. Bukan gitu, abisnya tadi kirim chat, saya di rumah sakit. Kamu bisa ke sini sekarang. Aku kan jadi was-was. Mana abis itu susah dihubungi." Protes Naya. Arya segera mengecek ponselnya.

"Maaf, hp saya mati. Habis baterai ternyata."

"Terus kenapa nyuruh ke sini?"

"Temeni saya."

"Buat?"

"Gina pingsan."

"Pingsan kenapa?"

"Nggak tau tadi dia nangis-nangis ehh tiba-tiba pingsan."

"Pak Arya, ini orang tua Gina dari Jakarta." Lulu telah kembali bersama sepasang suami istri paruh baya.

"Pak, Bu." Arya menjabat tangan orang tua Gina. "Saya Arya."

"Ohh ini yang namanya Pak Arya. Pantas anak kami bela-belain pindah ke Sukabumi. Apa kabar Nak Arya?" Naya mencium sesuatu dari penerimaan orang tua Gina, ia menelan saliva.

"Baik, Bu."

"Ginanya di mana?"

"Ada di dalam."

"Mari masuk?!" Orang tua Gina mempersilakan sekaligus mengajak serta Arya untuk ikut masuk.

"Silakan Ibu dengan Bapaknya saja. Dan mohon izin berhubung Ibu dan Bapak sudah sampai, kalau begitu saya langsung pamit pulang." Ujar Arya sembari merangkul Naya. "Anak kami sepertinya sudah menunggu di rumah untuk makan malam." Tambah Arya. "Oiya perkenalkan ini istri saya, Naya." Tidak lupa Arya memperkenalkan Naya pada orang tua Gina yang semenjak dirangkul Arya selalu menjadi pusat tatapan orang tua Gina. Naya mengulurkan tangannya. Orang tua Gina saling tatap sesaat sebelum berjabat tangan dengan Naya. Setelah itu mereka pun lantas berlalu.

"Nay, Reyhan masih dirawat di sini kan pastinya?" Ujar Arya saat keduanya tengah berjalan di koridor rumah sakit.

"Iya kali." Naya angkat bahu

"Tuh Deni sama Bayu." Tunjuk Arya dari kejauhan.

"Terus?"

"Siapa tahu kamu mau bicara sama Reyhan."

IparkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang