Malam yang panjang akhirnya terlewati. Saatnya merasakan efeknya 🤭😅
Emang semalam ada apa?
Ada di additional part 5 ya
Dipublish hanya di KaryaKarsaYuk lanjut yuk...
Happy Reading ❤️***
Ingat kejadian semalam, selera makan Naya berantakan. Bahkan rasanya mual tiada henti. Ulu hatinya terasa penuh. Naya pun lebih nyaman berdiam diri di kamar.
"Aunty mau dikerik teh?" Tanya Anesh.
"Bisa nggak?" Naya balik bertanya.
"Bisa. Bentar aku cari uang logam dulu."
"Masya Allah kok pake uang logam." Protes Naya. "Ihh pakai roll minyak anginnya aja."
"Beda rasanya." Sahut Anesh sambil berlalu. Ia lalu membongkar kotak milik Ela yang sering diisi uang logam, uang kembalian dari warung atau tukang sayur keliling.
"Lagi apa, Nesh?" Tanya Arya saat mendapati putri semata wayangnya sibuk mencari sesuatu.
"Cari uang logam."
"Buat apa?"
"Kerikin Aunty. Aunty masuk angin."
"Aunty masuk angin?" Anesh mengangguk. "Sini biar Papa yang kerikin."
"Serius, Pa?"
"Serius." Jawab Arya. Anesh pun menyerahkan minyak angin dan uang logam yang baru saja didapatnya. Pecahan seribu, karena jika pecahan lainnya sisinya agak tajam, tidak cocok untuk kerikan. Begitu yang Anesh ingat dari ucapan Indri saat Indri minta tolong Anesh mencari uang logam untuk kerikan.
Arya dan Anesh lalu masuk ke kamar Naya. Naya yang tengkurap tidak menyadari selain Anesh, Arya pun ikut masuk.
Arya memberi kode agar Anesh yang bersuara. Meminta Naya menaikan kaos yang ia pakai.
"Nty... Ke atasin kaosnya." Ujar Naya. Arya membantu tanpa suara. Arya tersenyum tipis, ingat kejadian semalam. Baru foreplay udah gini kamu mah, batin Arya geli. Karena menghalangi, Arya pun melepaskan kaitan bra yang dipakai Naya. Anesh mendadak baper, ia pun ikut telungkup di samping Naya dan menyembunyikan wajahnya di balik bantal. Sontak Naya terkejut karena itu.
"Nesh?!"
"Kenapa?" Tanya Anesh sembari mengangkat wajahnya yang tadi bersembunyi.
"Yang kerikin Aunty....?!"
"Saya yang kerikin." Sahut Arya.
Mampus.....
"Aku nggak kuat, baper parah. Ntar aku punya suami kayak Papa nggak ya?! Kalau aku masuk angin dikerikin juga."
"Pasti." Sahut Arya.
"Aamiin." Seru Anesh penuh harap. Sedang Naya hanya diam membisu. Setiap kulit punggungnya bergesekan dengan kulit Arya, bulu kuduknya berdiri tanpa diminta.
"Udah, Kak." Pinta Naya.
"Bentar, ini masih merah." Ujar Arya. "Nesh ambilin Aunty minum air hangat." Titah Arya.
"Siap, Pa." Anesh segera beranjak ke dapur.
"Maaf ya gara-gara semalam, kamu jadi kayak gini." Ujar Arya pelan sepeninggalnya Anesh. Naya bergeming, salah tingkah. "Mual?"
"Lumayan."
"Saya buatin minuman jahe kalau gitu. Tunggu di situ."
Anesh hendak kembali ke kamar Naya saat ada yang mengetuk pintu depan. Anesh pun belok ke ruang tamu untuk membuka pintu. Saat Arya keluar kamar Naya saat itulah pintu depan terbuka. Anesh tertegun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iparku
RomanceAwalnya mereka hanya kakak dan adik ipar tapi bagaimana cerita jika mereka dituntut lebih dari sekedar ipar. Note : Sedikit tips untuk yang membaca cerita ini, diharapkan baca sampai selesai ya. Minimal sampai Reyhan minta Naya berpisah dari Arya. D...