Arya izin pulang lebih awal, staminanya melemah secara tiba-tiba. Dan saat sampai di teras rumah, ada driver ojek online yang menghampiri.
"Rumahnya Naya?"
"Iya, betul."
"Ini ada go-deliv."
"Dari mana ya?"
"Sebentar...." Driver itu memeriksa ponselnya. "Dari Reyhan, Pak."
"Ohh iya." Seluruh tubuh Arya semakin melemas. Ia diam-diam mengintip isi paperbag tersebut. Cardigan Naya?
"Arya..."
"Bu."
"Tumben jam segini udah pulang?"
"Iya." Jawab Arya singkat. "Arya permisi ke kamar dulu ya, Bu." Ela mengangguk dengan menyembunyikan kerutan di dahinya.
Arya mengeluarkan isi dari paperbag. Ditatapnya cardigan milik Naya itu. Arya hapal betul itu milik Naya karena ia sering melihat Naya memakai cardigan tersebut.
"Amiiih...." Seru Anesh.
"Si cantik udah pulang."
"Mih, itu mobil Papa." Tunjuknya ke arah garasi. "Papa udah pulang? Tumben."
"Iya, ada di kamarnya." Sahut Ela. "Ayo ganti baju, terus langsung makan. Jangan lupa ajak Papa sekalian."
"Oke, Amih."
***
Reyhan
Nay, udah aku go-deliv ya cardigannya.Naya
Ok. Oya gimana semalam, lancar? Selamat yaHanya dibaca tanpa ada balasan. Naya menelan saliva.
Di lain tempat Arya menghabiskan waktu di dalam kamar sembari membaca buku. Pintu sengaja ia kunci agar Anesh tidak masuk. Ia sedang ingin sendiri. Ia sedang ingin mengontrol emosinya.
Jelang Maghrib, seperti biasa Naya tiba di rumah. Setelah menyapa Ela dan Anesh yang tengah bersiap menyajikan hidangan makan malam, Naya berjalan menuju kamarnya. Dikunci, Naya pun mengernyitkan kening.
"Pa...." Naya mengetuk pintu. Tidak lama Arya membuka pintu untuk Naya. Naya lalu segera menyalami Arya. "Dikira lagi mandi." Seloroh Naya.
"Udah tadi." Jawab Arya sembari kembali ke atas tempat tidur. Naya yang tidak terlalu memperhatikan, langsung sibuk bersih-bersih make up lalu beranjak ke kamar mandi.
Selepas sholat Maghrib berjamaah yang dipimpin Arya. Mereka pun seperti biasa makan malam bersama. Tapi jelas sekali Arya tampak tidak berselera makan.
"Papa kenapa? Dari tadi makannya sedikit." Ujar Anesh.
"Nggak apa-apa, lagi nggak selera aja." Sahut Arya sembari meraih gelas berisi air putih miliknya. "Duluan ya?!" Pamit Arya. Baik Anesh, Ela terlebih Naya menatap punggung laki-laki itu seksama.
"Papa kenapa, Nesh?" Tanya Naya.
"Nggak tau, Mam. Dari tadi siang gitu. Iya nggak, Mih?" Anesh melirik Ela. Ela mengangguk pelan.
"Dari tadi siang? Kak Arya pulang cepet, Bu?"
"Iya, sebelum Anesh malah tadi pulangnya." Jawab Ela, Naya mengerutkan dahinya.
Arya tengah berbaring membelakangi pintu saat Naya masuk. Naya yang mengira Arya sudah terlelap, berjalan mengendap-endap. Perlahan dia naik ke atas tempat tidur.
"Nay."
"Iya."
"Mau cerita sesuatu?"
"Cerita apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Iparku
RomanceAwalnya mereka hanya kakak dan adik ipar tapi bagaimana cerita jika mereka dituntut lebih dari sekedar ipar. Note : Sedikit tips untuk yang membaca cerita ini, diharapkan baca sampai selesai ya. Minimal sampai Reyhan minta Naya berpisah dari Arya. D...