IK - 13

10.3K 448 5
                                    

Haaiiiii.....
Sebelumnya author mau bilang makasih buat semua yang udah mampir dan baca cerita ini.

Oya beberapa ada yang minta double up nih di weekend ini. Dijabanin deh, mari kita malam mingguan sama Iparku 🤭

Happy reading ❤️

***

Reyhan hilang bak ditelan bumi. Tanpa kabar juga berita. Naya yang hendak jujur pada Reyhan kesulitan menemui laki-laki itu. Bahkan kadang secara sembunyi-sembunyi, Naya pergi ke kedai Reyhan. Tapi menurut informasi dari karyawannya, Reyhan sudah sepekan ini jarang ke kedai.

Baru setelah sekian lama, sore ini Naya dan Reyhan berpapasan di sebuah swalayan.

"A...." Sapa Naya dengan seulas senyum manisnya.

"Hai." Balas Reyhan datar. Mendapati respon Reyhan, Naya mengernyitkan kening. "Belanja? Sama siapa?" Tanya Reyhan kemudian.

"Sendiri." Jawab Naya.

"Nggak ditemani suami?" Naya membulatkan mata mendengar Reyhan melontarkan pertanyaan seperti itu. "Selamat ya." Reyhan mengulurkan tangan. Naya bergeming, tapi perlahan disambut juga uluran tangan Reyhan, gemetar. "Aku duluan." Pamit Reyhan kemudian.

Mata Naya terasa panas. Ia cepat-cepat pulang. Arya yang juga baru pulang, melihat Naya turun dari ojek online dengan kantong belanjaan memutuskan menunggu di teras, hendak mengambil alih barang bawaan Naya. Tetapi Naya bertingkah cuek dan melewati Arya begitu saja.

Selesai rapi-rapi barang belanjaan di lemari pendingin, Naya segera ke kamarnya. Arya mengernyitkan kening.

Selama makan malam, Naya pun banyak diam. Bahkan saat selesai, cepat-cepat dia masuk dapur dan mencuci piring. Arya mengikuti.

"Nay..." Panggil Arya. Naya tidak menggubris panggilan Arya, bahkan Arya seperti sosok tak terlihat bagi Naya. Arya hanya memperhatikan tanpa banyak kata.

Selesai cuci piring, Naya segera ke kamarnya dan segera berbaring. Arya terus memperhatikan seksama. Karena tidak tahan dengan sikap Naya seperti itu, Arya memutuskan tidur di kamar Naya.

"Nesh, kamu tidur sama Amih atau di kamar Papa dulu ya?!" Pinta Arya. Anesh mengangguk.

Mendengar samar pemintaan Arya pada Anesh, secepat kilat Naya mengunci pintu kamarnya. Sehingga saat Arya hendak masuk, pintu tidak bisa terbuka karena dikunci Naya dari dalam.

"Nay....." Arya mencoba mengetuk pintu beberapa kali. Tidak ada jawaban, Arya mendesah kasar. Ela diam-diam mengamati. Dia menarik nafas panjang. Pasti buntut dari Reyhan antar Naya ke rumah sakit tempo hari, batinnya.

Pagi-pagi sekali Naya pun sudah berangkat. Entah sempat sarapan atau tidak yang jelas saat yang lain baru sarapan, Naya sudah pergi menggunakan taksi online.

Arya berjalan cepat di koridor kampus mencari sosok itu. Di tangga dia berpapasan dengan Naya tanpa sengaja.

"Nay..." Panggil Arya. Naya tidak menghiraukan panggilan Arya. Ia terus berjalan melewati Arya begitu saja. "Naya." Ulang Arya. Naya tetap tidak menghiraukan Arya. "Kanaya Putri." Seru Arya sembari menghadang Naya. Tatapan Arya mengunci tapi bagi Naya, Arya sosok tak terasa dan terlihat olehnya. Dengan cueknya ia berlalu.

Arya mengatupkan rahang, tangannya mengepal. Emosinya hampir meledak. Dengan susah payah dia masuk kelas dan mengajar sembari mengatur emosinya.

Arya pulang terlambat hari ini. Ada dosen cuti melahirkan, Arya ditugaskan sementara waktu untuk menggantikannya.

IparkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang