IK - 7

12.7K 502 2
                                    

"Ehh Papa." Sapa Anesh.

"Nesh." Sahut Arya.

"Baru pulang, Nak?!" Tanya Ela yang juga baru beberapa waktu lalu sampai.

"Iya, Bu. Tadi ada dosen yang berhalangan hadir, jadi saya ngajar buat ganti." Papar Arya, Ela mengangguk.

"Ayo makan malam." Ajak Ela. Tadi sebelum pulang ia mampir di warung nasi langganannya. Jika sedang tidak memasak, Ela pasti membeli lauk pauk di warung nasi tersebut. Selain ramah di kantong, rasanya pun cocok di lidah Ela dan keluarga.

"Iya, Bu. Duluan aja, saya mau mandi dulu." Ujar Arya, Ela mengangguk. Bertepatan dengan keluarnya Naya dari dalam kamarnya. Ela agak mengerutkan dahi.

"Semalam Aunty tidur di mana?" Bisik Ela pada Anesh.

"Di kamarnya." Jawab Anesh, Ela menelan saliva. Ketakutannya mulai terasa.

"Nay..."

"Iya, Bu."

"Tolong ambilkan piring buah di dapur." Pinta Ela pada Naya. Naya mengangguk lalu bergegas berjalan menuju dapur. Tanpa Naya sadari, Ela mengikuti dari belakang.

"Nay, nggak boleh gitu. Suami pulang nggak disambut, malah asyik di kamar. Terus satu lagi yang penting, kayak sepele tapi sebenarnya nggak. Kalau suami ngajak, layani. Suka atau nggak, lagi mau atau nggak."

"Bu....." Naya speechless.

"Pamali. Gitu-gitu juga dia sekarang suami kamu."

Suami????

"Iya, Bu."

"Mulai malam ini, temani dia di kamarnya. Masa iya tidur pisah ranjang."

"Hah?!"

"Kenapa?"

"Harus?"

"Ya harus, kalian kan emang suami istri." Pungkas Ela, Naya melongo.

Selama makan malam berlangsung, Naya hanya berharap dalam hati ada keajaiban yang membantunya. Tapi keajaiban itu tak kunjung datang karena kini makan malam telah selesai. Bahkan ia kini sedang mencuci piring kotor. Tanda setelah ini, ke waktu tidur semakin dekat.

Arya sudah masuk terlebih dahulu ke kamarnya. Ia sedang tidak mood bercakap dengan yang lain meskipun dengan Anesh. Pemandangan tadi siang di depan ruang BEM kampus lagi-lagi mengusiknya. Mereka udah dekat banget kayaknya. Dan satu yang ia iri dari Reyhan. Naya bersikap sangat manja pada Reyhan terlihat dari bahasa tubuh Naya meski dari kejauhan. Tapi pada dirinya, Naya mendadak datar bahkan kadang terasa kaku.

"Nay...." Ela seolah mengingatkan Naya untuk masuk ke kamar Arya.

"Nggak enak sama Anesh." Bisik Naya sembari menunjuk dengan bola matanya.

"Nesh, Amih mau tidur sama Anesh ya malam ini. Amih kangen nggak ketemu Anesh dua malam ini."

"Ayo, Amih."

"Ayo sana, samperin suami kamu. Jangan bikin dia sendirian." Titah Ela. Naya nyengir.

Naya butuh keberanian yang besar hanya untuk sekedar mengetuk pintu. Tapi Ela belum juga beranjak masuk kamar, Ela masih saja terus memperhatikan Naya. Naya menghela nafas kasar.

IparkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang