IK - 18

8.7K 346 2
                                    

"Ini......" Tanya Arya takjub saat melihat meja makan pagi ini meriah dengan sarapan tak biasa. Nasi tumpeng lengkap dengan pendampingnya.

"Selamat ulang tahun lagi, Papa." Seru Anesh.

"Selamat ulang tahun, Nak." Tambah Ela.

"Makasih, Ibu."

"Ayo dicicip." Ela mempersilakan.

Arya terharu, dia merasa dihujani banyak cinta. Diliriknya Naya yang tengah menikmati nasi kuning. Ini semua berkat kamu, batinnya.

"Healing yuk ke Puncak." Ajak Arya tiba-tiba.

"Mantap. Kapan?" Tanya Anesh antusias.

"Nanti siang."

"Ayo." Ujar Anesh.

"Ya udah semua siap-siap ya?!" Putus Arya.

"Ibu nggak ikut kayaknya." Ela buka suara.

"Kenapa, Bu?" Tanya Arya juga Naya, bersamaan.

"Ibu janji nginap di rumah Bibi. Mau temani Bibi ambil baju di tukang jahit."

"Ohh iya."

"Kalian selamat bersenang-senang. Hati-hati di jalan. Arya, jangan ngebut bawa mobilnya." Pesan Ela.

"Siap, Bu."

***

"Pak Arya ada?"

"Nggak masuk. Hari ini beliau tidak ada jadwal mengajar."

"Tumben, biasanya Sabtu juga masuk."

"Iya, jadwal Sabtu pindah ke hari Kamis soalnya."

Huuuft.... Gina menghela nafas kasar. Berharap bisa memberikan kado spesial dan juga mengajak makan malam bersama, kini harapan mengikis dengan sendirinya. Dicoba ditelepon beberapa kali, nomor telepon Arya pun tidak aktif.

"Bisa minta alamat rumah Pak Arya?" Tanya Gina tidak menyerah.

"Ada kepentingan apa ya?"

"Ini mau ngumpulin tugas."

"Ada perintah harus dikumpulkan hari ini juga atau perintah dikumpulkan di rumah beliau?"

Alamat ditolak permintaan gue.

"Nggak sih, ya udah. Makasih banyak." Petugas front office pun mengangguk dengan seulas senyuman manis.

Gina terus berjalan sampai akhirnya menemukan ide yang lebih cemerlang dan dipastikan lebih berpeluang mendapatkan alamat tempat tinggal Arya.

"Permisi, Kak." Gina menghampiri kerumunan mahasiswa satu angkatan dengan Naya.

"Iya?" Sahut salah satu dari mereka.

"Ada yang tahu alamat rumah Kak Naya?"

"Naya?"

"Iya, Kanaya Putri."

"Ada apa?"

"Saya anak Mading, dapat tugas mewawancara Kak Naya. Tapi sudah beberapa hari ini Kak Naya jarang terlihat di kampus. Saya coba telepon juga nggak nyambung-nyambung."

"Tahu nggak?" Tanya salah satu dari mereka ke yang lainnya.

"Kalau nggak salah si Naya mah rumahnya di kawasan Wijaya."

"Ehh iya, Wijaya nomor 9 kan ya?"

"Iya."

"Ohh di jalan Wijaya nomor 9?" Gina memastikan.

"Iya, dulu sih di situ. Nggak tahu kalau pindah."

"Oke, Kakak-kakak makasih banyak ya?"

"Sama-sama."

IparkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang