IK - 22

7.5K 377 3
                                    

Mila mengecek layar ponselnya. Berharap ada notifikasi baru yang masuk dari orang yang ia harapkan. Namun meski sudah dua jam berlalu, tetap saja tidak ada notifikasi pesan masuk dari orang yang dimaksud.

"Kenapa, Ma?"

"Kok Naya belum kabari Mama?!"

"Naya?!"

"Iya, karena nomor Naya susah dihubungi. Mama tadi minta tolong Deni sama Bayu antar nomor Mama ke Naya. Minta Naya hubungi Mama duluan. Ya siapa tahu dia ganti nomor."

"Buat apa, Ma?"

"Mama pengen ngobrol aja sama Naya. Udah lama juga kan?"

"Janganlah, Ma."

"Kok jangan?"

"Jangan ganggu Naya. Lagian aku sama Naya udah nggak."

"Maksudnya nggak?"

"Iya, kita udah nggak ada hubungan apa-apa lagi."

"Rey, kamu kecelakaan bukan karena itu kan?" Selidik Mila tiba-tiba.

"Nggak, Ma."

"Rey....."

"Ma...." Mila menarik nafas panjang. Dugaannya benar. Ada yang tidak beres dengan hubungan Reyhan dan Naya. Dan dia bertekad akan mencari tahu penyebabnya dan akan berusaha membantu memperbaikinya. Membuat mereka kembali bersatu.

***

"Teh, anak-anak apa kabar?"

"Alhamdulillah."

"Syukurlah. Udah lama nggak ketemu Naya. Rukun-rukun aja kan mereka?" Tanya Deden, paman Naya. Ela terkekeh kecil.

"Semoga jadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah ya, Teh." Timpal Nani, istri Deden.

"Aamiin." Sahut Ela penuh harap. "Kasian Anesh, udah terbiasa sama Naya kayaknya."

"Iya pas ada Mamanya aja mereka emang dekat kan?" Nani memastikan. Ela mengangguk, mengiyakan.

"Masih ingat Deden pas Teteh bilang Indri bersikeras minta Arya dan Naya menikah."

"Iya sampai malam-malam Teteh telepon ya?! Teteh itu asli bingung. Pertama, dua-duanya anak Teteh. Yang satu keras kepala, yang satu nggak enakan. Tapi di sisi lain di agama kita itu dilarang." Cerita Ela.

"Iya, Indri kayaknya takut banget ninggalin Teteh sama Naya tanpa pelindung. Terlebih ninggalin Anesh begitu saja." Ujar Deden.

"Iya." Ela mengangguk.

"Deden beri masukan ke almarhumah juga tetep nggak digubris karena mungkin emang udah nggak..." Deden menggantungkan kalimat. "Beruntung Arya ngerti, dia datang ke sini. Ngobrol sama Deden. Dia sampai minta pura-pura nikahin dia sama Naya. Dan janji nggak akan nyentuh Naya sama sekali."

"Iya, Arya waktu itu terlihat frustrasi. Sampai tiap malam tanya sama Teteh harus bagaimana." Tutur Ela.

"Tapi insting Indri kuat. Tau aja dibohongi." Timpal Nani.

"Iya makanya sebelum pergi permintaannya tetap sama nikahi Naya." Tambah Deden.

"Kata Arya karena Indri nggak sengaja menemukan surat kesepakatan Arya sama Naya di dashboard mobil." Terang Ela.

"Ohh pantes." Sahut Deden dan Nani hampir bersamaan.

"Tapi Naya udah tahu kan, Teh. Soal itu?"

"Udah kayaknya, soalnya Teteh lihat hubungan mereka udah biasa, udah kayak orang-orang."

"Syukurlah."

"Nani ingat gimana ekspresi Arya pas ijab kabul ulang waktu itu."

"Dan pas tujuhnya Indri, pacarnya Naya ke rumah." Ela melanjutkan.

IparkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang