IK - 27

6.3K 338 5
                                    

Yuda menatap Arya lekat, seulas senyum tipis ia tunjukkan diam-diam.

"Naya apa kabar? Kenapa nggak ikut?"

"Naya lagi ke rumah Amang. Bantu buat acara nikahan sepupunya."

"Jadi wisuda tahun ini?"

"Jadi, Pak. Alhamdulillah kemarin Naya lulus dengan nilai memuaskan."

"Alhamdulillah. Sepertinya istri kamu yang ini cerdas ya."

"Iya." Sahut Arya singkat.

"Selain itu dia juga pinter hadapi kamu." Ujar Yuda. Arya mengernyitkan kening. "Lihat saja kamu."

"Memang Arya kenapa, Pak?" Tanya Arya tidak mengerti.

"Nggak apa-apa. Cuma sepertinya Bapak harus berterima kasih sama Naya untuk ini." Tio mengulas senyum mendengar ayah mereka menggoda Arya. Arya memang tampak lebih fresh belakangan ini. Pembawaannya lebih santai dari biasa.

"Kapan kamu ngasih Anesh adik, Ya?" Tanya Tio.

"Lagi usaha." Jawab Arya asal.

"Beneran?" Tio memastikan. "Emang Naya nggak takut sama kamu?"

"Takut kenapa?"

"Digerayangi om-om." Ledek Tio sembari terbahak.

"Sial." Arya menimpuk Tio.

"Hush. Kalian udah pada bapak-bapak, anak udah pada ABG masih aja kalau becanda kelewatan." Yuda geleng-geleng kepala. "Arya, jadinya kamu mau ambil yang mana?"

"Sebenarnya Arya kurang setuju sih Bapak pusing mikirin hal beginian. Harusnya Bapak banyak istirahat, nggak banyak pikiran. Tapi kalau pembagian ini bikin Bapak tenang dan lega, Arya gimana Bapak aja. Arya bakal terima dengan senang hati pemberian Bapak." Ujar Arya, Yuda pun tersenyum lebar.

"Bilang sama Naya, selesai dia bantu acara sepupunya. Bapak pengen ngomong."

"Ada apa, Pak? Naya kenapa?" Arya mengernyitkan kening.

"Bapak mau berterima kasih kata Bapak juga."

"Ahh Bapak."

"Ya sudah, kamu Tio. Tetep mau ambil tanah yang itu?"

"Iya, itu aja."

"Alhamdulillah Bapak senang akhirnya kalian mau menerima pemberian Bapak. Yang mungkin saja ini jadi pemberian terakhir Bapak ke kalian selain warisan."

"Nah Arya nggak suka nih kalau obrolannya udah gini." Protes Arya. Yuda tersenyum. "Pak, mohon izin masih ada yang harus diobrolin lagi nggak? Arya mau jemput Naya sama Anesh di rumah Amang. Udah malam."

"Udah selesai. Sana kalau kamu mau jemput. Titip salam ke menantu sama cucu bapak."

"Iya, Pak."

"A." Pamit Arya pada Tio.

"Hati-hati, Ya. Salam ke Naya sama Anesh."

"Ok."

***

"Jadi gitu, Teh. Konsep yang udah aku sama temen-temen rencanain mah."

"Oke."

"Mau pake pagar bagus yang udah ada apa mau diganti Kak Arya?"

"Gimana bagusnya aja."

"Sama Kak Arya aja kali ya, biar nggak huru hara pas sampai di rumah." Putus Reni. Naya tergelak.

"Ateu aku kebagian apa?" Tanya Anesh.

"Jadi penerima tamu mau nggak?"

"Ohh yang nanti terima tamu, terus kasih souvenir gitu ya, Teu?"

IparkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang