Arya segera beranjak mencari sosok Naya. Arya terus mencari, dia khawatir Naya salah paham. Jangan sampai dia ngira yang macam-macam. Batinnya.
Naya tampak sedang menikmati bubble tea sembari duduk di anak tangga bersama Dea saat Arya menghampiri mereka.
"Nay...." Antara lega dan sedikit khawatir melebur menjadi satu. Lega telah berhasil menemukan Naya, khawatir jika Naya bereaksi atas ulah Gina di atas panggung tadi. Naya hanya tersenyum tipis serta mengangguk. Arya mendekat.
"De, kita balik nonton lagi yuk?!" Ajak Naya. Dea mengangguk pelan. Melihat Naya hendak beranjak pergi, Arya pun meraih jemari itu dan meremasnya seketika.
Dea mengernyitkan kening. Ia agak heran dengan sikap Arya juga Naya. Mereka saling kenal?
"Rey...?!" Deni melirik Reyhan.
"Nay..?! Kang...?!" Sapa Reyhan. Naya membulatkan mata, dilepaskannya genggaman tangan Arya saat menyadari ada Reyhan, Deni juga Bayu tak jauh dari posisi mereka.
"Duluan, Pak." Ujarnya. "A..." Naya pun melewati Arya juga Reyhan begitu saja. Arya terdiam sejenak hingga akhirnya memutuskan naik ke lantai atas.
Gina yang sempat melihat juga mematung di posisinya kini. Tadinya dia hendak menyusul Reyhan. Ingin mengajak Reyhan berkolaborasi di atas panggung. Tapi di tangga kampus ia melihat Arya menggenggam tangan Naya erat.
"Rey?!" Deni memastikan Reyhan baik-baik saja.
"Itu kakak iparnya Naya. Suami mendiang Kak Indri."
"Pak Arya kakak ipar Naya?" Seru Bayu. Reyhan melirik.
"Kamu kenal?"
"Pak Arya kan dosen baru di UnSu. Baru sekitar tiga bulanan kalau nggak salah."
"Ohh...." Reyhan mengangguk pelan.
"Sorry... Tadi kalian ngomong apa? Pak Arya sama Naya....?" Gina berjalan menghampiri.
"Iya, mereka iparan." Jawab Reyhan.
"Ohh dikira aku mereka ada affair dari kemarin kepergok berdua terus." Seloroh Retno yang tengah bersama Gina. Reyhan tersenyum tipis.
"Aku nyusul Naya dulu ya?!" Pamit Reyhan kemudian.
***
"Nay?!"
"Kenapa?"
"Aku ketinggalan berapa episode cerita kamu?" Tanya Dea dengan tatapan penuh selidik.
"Cerita apa?"
"Kamu ada apa sama Pak Arya, dosen baru itu?"
"Pak Arya suami mendiang Kak Indri."
"Hah? Pak Arya ipar kamu?" Dea terperangah. Naya mengangguk kecil. "Terus dikecengin Gina, si mahasiswa baru pindahan ibukota?" Naya mengangkat bahu. "Tolong selamatkan keponakanmu tersayang ya, Nay. Masa iya punya mama sambung macam tuh bocah." Tambah Dea. Naya nyengir.
"Nay, tunggu." Reyhan berlari lalu menarik lengan Naya.
"A...." Tatapan Reyhan tampak mengamati seksama. Mencari jawaban atas pertanyaan yang tiba-tiba muncul di pikirannya.
"Bisa bicara sebentar?!" Tanya Reyhan.
"Kalau gitu aku duluan ya." Pamit Dea sambil berlalu. Naya salah tingkah, takut terciduk Arya. Karena Naya tahu konsekuensi jika Arya mengetahui kelakuan Naya di belakang Arya. Balasannya pake cara dewasa. Batin Naya.
"Kamu baik-baik aja kan?" Tanya Reyhan.
"Baik."
"Semalam aku mimpi buruk dan langsung ingat kamu." Cerita Reyhan. Naya menelan saliva. Mimpi buruk? Semalam? Apa mungkin ada kontak batin? Semalam kan....??
"Nggak baca doa sebelum tidur kali." Seloroh Naya.
"Mungkin. Oya Kang Arya ngajar di UnSu ternyata ya?"
"Iya, dari pas Kak Indri masih ada."
"Aku baru tahu, dikira masih di Jakarta aja."
"Maklum dia nggak sepopuler Aa."
"Hmmm pujian atau ledekan nih?" Naya tersenyum manis. "Nay, kamu dekat banget ya sama dia?" Tanya Reyhan tiba-tiba. Naya menelan saliva. "Tapi nggak boleh terlalu dekat, kalian kan bukan muhrim. Nggak baik." Reyhan mengingatkan. Senyuman manis Naya mengikis. "Kalian masih tinggal bareng ya?" Naya bergeming.
"A, tuh acara mau dimulai lagi. Ke sana, yuk?" Ajak Naya mengalihkan topik.
"Hey.... Kamu minta putus tempo hari nggak ada hubungannya sama dia kan?" Reyhan menarik lengan Naya.
"Aku cuma pengen fokus skripsi, A." Dalih Naya.
"Ok, aku akan kasih kamu ruang dan waktu buat kamu biar fokus susun skripsi dan siap-siap sidang. Tapi nggak putus."
"A...?!"
"Aku bakal tunggu kamu." Tegas Reyhan.
"Jangan buang waktu buat nunggu. Mending cari cewek yang....." Reyhan maju. Naya yang mulai hapal pergerakan laki-laki segera mundur beberapa langkah. Reyhan pun menarik pinggang Naya. Hampir dia mengecup bibir itu saat Arya muncul secara tiba-tiba.
"Ehem...." Arya berdehem cukup keras. Naya membulatkan matanya sedang Reyhan segera melepaskan Naya. "Nay, Anesh telepon saya, minta kamu telepon balik dia. Dari tadi kamu susah dihubungi katanya."
"A..." Naya memberi kode agar Reyhan kembali ke panggung untuk mengisi acara sembari mengeluarkan ponsel hendak menghubungi Anesh.
Reyhan berlalu setelah pamit pada Naya dan Arya. Naya masih berdiri di posisinya saat Arya berjalan mendekat.
"Nay..." Arya meraih jemari Naya yang hendak beranjak mengetahui Arya berjalan ke arahnya. "Harusnya yang marah itu saya, bukan kamu."
"Oya?!"
"Nay...."
"Gimana rasanya dikejar-kejar daun muda? Kenapa nggak pilih dia?"
"Naya."
"Apa, Pak Arya?!"
"Nay, Gina cuma nyanyiin saya lagu kamu langsung gini. Apa kabar saya yang berkali-kali harus liat kamu mesra-mesraan sama laki-laki lain." Ujar Arya pelan penuh penekanan emosi. Naya berusaha keras melepaskan diri. Sedang Arya enggan melepaskan genggamannya. Ia terus menggenggam Naya dengan tatapan terus tertuju pada Naya.
Reyhan yang melihat itu dari kejauhan merasa yakin ada sesuatu kini antara Naya dan Arya, kakak ipar Naya dulu.
"Alumni paling dikangenin nih." Seru pembawa acara. "Sibuk apa sekarang?"
"Kelola usaha kecil-kecilan."
"Masih sama mojang UnSu?" Goda pembawa acara. Yang sontak membuat Arya melirik ke arah panggung. Naya mojang kampus?
"Masih."
"Kapan dihalalin?"
"Secepatnya." Genggaman Arya semakin erat mendengar jawaban Reyhan. Naya mengaduh.
"Uhhhh kita udah harus siap-siap terima undangan nih." Kelakar pembawa acara. Reyhan tersenyum tipis. "Oya mau bawain lagu apa pada kesempatan ini?"
"Lagu tentang menuntut sebuah kejujuran dari pasangan kita."
"Waah dalam." Cetus pembawa acara. Suara tepuk tangan pun terdengar bergemuruh.
"Karena kadang meski kita sangat dekat, kita punya rahasia." Ujar Reyhan.
"Iya bener. Cuma hati dan Tuhan yang tahu biasanya ya?" Pembawa acara setuju dengan penuturan Reyhan. Reyhan mengangguk. "Oke semua sudah siap?" Tanya pembawa acara pada para penonton yang langsung disahuti itu. "Silakan...." Pembawa acara mempersilakan Reyhan memulai.
Mendengar lirik lagu yang dibawakan Reyhan, Naya terpaku. Diam-diam dia menatap Arya. Arya balas menatap.
"Sudah saatnya kamu akhiri hubungan sama dia."

KAMU SEDANG MEMBACA
Iparku
RomanceAwalnya mereka hanya kakak dan adik ipar tapi bagaimana cerita jika mereka dituntut lebih dari sekedar ipar. Note : Sedikit tips untuk yang membaca cerita ini, diharapkan baca sampai selesai ya. Minimal sampai Reyhan minta Naya berpisah dari Arya. D...